Terbaru

Islamic Worldview Vs Satanic Worldview




Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan "Setuju", "Tidak Setuju", "Ragu-Ragu" :

1. Setiap orang memiliki kesempatan hak berbicara di tempat publik yang sama, tidak memandang ras, suku, budaya, agama, gender, pendidikan dan lainnya

2. Sebaiknya urusan dipegang oleh ahlinya, politik serahkan kepada seorang politikus, agama serahkan kepada ulama, budaya serahkan kepada budayawan, ekonomi serahkan kepada pebisnis dan ekonom, jangan sampai politikus berbicara tentang budaya, budayawan bicara ttg agama, agar tidak merusak tatanan peradaban.

3. Semua agama mengajarkan kebaikan, tujuannya pun sama, ibarat ingin pergi ke kampus, tapi cara menuju tujuannya yang berbeda, ada yg naik sepeda motor, bus, busway, bajaj, dan lain lainnya.

4. Tidak sepatutnya kita mengaku diri paling benar kemudian menyalahkan orang lain, karena apa yang menurut kita benar/salah belum tentu menurut orang lain benar/salah, apa yang menurut kita baik/buruk jg belum tentu menurut orang lain salah baik/buruk. Begitu jg dalam beragama, setiap agama memiliki sudut pandangnya masing2. Sebab itu jangan sampai kita sebagai seorng muslim menganggap paling benar sedangkan agama lain itu salah semua.

---------

Pertanyaan di atas adalah pertanyaan sekaligus pernyataan yang sering dilontarkan oleh mereka penggiat liberalisme, sekulerisme, pluralisme dan relativisme.

Seperti iblis yang datang kepada hawa dan adam, ia datang dengan ucapan manis sehingga adam dan hawa tertipu dengan tipu dayanya, begitulah strategi iblis dalam mensesatkan manusia, yang terus diwariskan untuk menyesatkan manusia.

Jika kita jeli, pernyataan pertama adalah jebakan dari mereka penganut liberalisme. Indah sekali, kampanye untuk memberikan hak yang sama untuk tampil di depan publik, tanpa pandang agama, ras, budaya, gender, pendidikan dan lainnya, terlihat adil dan bijaksana, bukan? Jika memang anda setuju, selamat anda masuk ke dalam jebakan mereka. Bagaimana mungkin kita memberikan kesempatan hak bicara yang sama untuk para pendeta, biksu, rahib untuk memberikan ceramah pada khotbah jumat? Untuk mengisi majelis ta'lim? Atau menjadi guru di pesantren-pesantren? Bagaimana mungkin kita memberikan kesempatan anak TK untuk memberikan mata kuliah kepada para calon doktor? Bagaimana mungkin ??? Jika mungkin, hancurlah peradaban ini...

Pernyataan kedua adalah jebakan dari kaum sekulerisme. Mereka mencoba memisahkan urusan agama dengan urusan dunia. Agama tempatnya di masjid, di gereja, di wihara, di sinagog, jangan masuk ke urusan politik, ekonomi dan lain sebagainya. Agama urusan pribadi, jangan libatkan dalam aktifitas sosial. Begitu kata mereka... Tapi islam tidak begitu, islam adalah agama yang besar, agama yang sempurna, agama yang mengatur dari hal kecil sampai hal yang besar. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Mulai dari urusan makan sampai urusan kenegaraan.

Agama lain bangkit karena meninggalkan agama mereka, sedangkan islam mundur karena meninggalkan agama mereka. Agama lain bangkit karena meninggalkan agama mereka, karena ajaran ajaran mereka banyak yang bertentangan dengan fakta fakta ilmiah kehidupan, sehingga bila terus diikuti doktrin tersebut hanya akan menyesatkan dan memundurkan manusia. Sedangkan islam selalu sejalan dengan fakta-fakta ilmiah kehidupan, sehingga akan membuat maju peradaban apabila diterapkan secara benar dan sempurna, akan menghancurkan peradaban jika ditinggalkan begitu saja.

Islam mengatur semua sisi kehidupan, islam memberikan kewajiban dakwah kepada setiap pemeluknya. Islam mengajarkan bahwa setiap kita adalah da'i, sebelum menjadi apapun. Kita adalah dokter yang juga dai dan dai yang memiliki keahlian dalam kedokteran. Kita adalah ekonom yang mengamalkan nilai islam dan penyiar islam yang ahli dalam ekonomi. kita adalah politikus yang memiliki kebijakan bernilai islam dan kita juga adalah seorang muslim yang juga ahli dalam perpolitikan. Siapapun kita, apapun kita, dimanapun kita, islam selalu menjadi dasar kehidupan kita dan tujuan kita.

Pernyataan ketiga yang mengatakan bahwa semua agama sama, sama-sama mengajarkan kebaikan, Tuhannya sama hanya cara menujunya saja yang berbeda, ini adalah ayat sakti dari para penyiar aliran pluralisme. Benarkah demikian?

Betul namanya "Tuhan", tapi esensi tuhan dari tiap agama itu berbeda. Pernyataan tersebut sama saja menyatakan semua mobil sama, sama sama kendaraan beroda empat. Tapi esensi tiap mobil kan berbeda, ada bus, ada mini bus, ada carry, ada mobil sport, ada mobil merci. Apakah mau disamakan mobil sport dengan mobil carry? Tentu tidak mungkin kan?

Begitupun dengan "Tuhan", bagaimana bisa menyamakan antara tuhan Islam yang satu, kemudian disamakan dengan Tuhan nasrani yang Tiga tapi satu? Bagaimana mungkin disamakan Tuhan Islam yang memiliki nama Allah dan nama mulia lainnya disamakan dengan Tuhan yahudi yang orang yahudi sendiri bingung akan nama Tuhannya? (Skrip nama tuhan yahudi dalam bahas ibrani hanya terdiri dari 4 konsonan huruf "YHWH" tanpa huruf vokal. mereka dilarang menyebut secara sembarangan nama Tuhan mereka, sehingga nama Tuhan mereka sampai sekarang adalah misteri yang belum terpecahkan). Apakah sama Allah dengan Tuhan hindu dan budha yang banyak, yang dilahirkan, dan berjenis kelamin? Tentu tidak bukan? Kemudian mereka yang mengatakan semua agama baik, memangnya sudah berapa agama yang sudah dipelajarinya sehingga menyimpulkan semua agama baik? Sedangkan jumlah agama ribuan bahkan jutaan yang tersebar di seluruh dunia???

Bagaimana dengan agama yang menjadikan manusa sebagai tumbal kepada Tuhannya? Apakah ini baik? Bagaimana agama syiah yang menganiaya dirinya sendiri dan anak anaknya yang tak berdosa dalam hari perayaannya? Apakah ini baik? Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.

Yang terakhir, adalah pernyataan yang sering didengung - dengungkan oleh mereka yang labil dari kaum relativisme. Mereka mengatakan bahwa kebenaran itu relatif, tidak ada yang mutlak, apa yang menurut kita benar belum tentu benar menurut orang lain, atau sebaliknya. Sebab itu, jangan paksakan orang lain untuk menerima apa yang diyakini itu benar, karena boleh jadi itu salah.

Begitulah ucapan manis yang terasa indah didengar, sehingga tak jarang kita temui beberapa artis di televisi terpedaya dan ikut mensyiarkan pemikiran ini, dengan mengatakkan "Ya kita gak bisa mengatakkan ini salah itu benar, karena boleh jadi menurutnya benar, ya kita hargai saja", begitu kata kebanyakan mereka ketika mengomentari tentang perzinahan, pornografi, pelaku narkoba dan berbagai kemaksiatan yang jelas-jelas suatu keburukan.

Ekstrimnya lagi para relativian ini mengatakan, " Boleh jadi perzinahan, homo seksual dan transgender yang sekarang dianggap buruk dan aib, namun beberapa tahun kemudian sah dan diperbolehkan, karena kebenaran dan kebaikan itu kan konsensus dan relatif, jadi kalau nanti semua orang setuju, maka itu akan lumrah dan biasa saja". Menyeramkan...

Dalam sebuah kesempatan ceramah, Ust adian husaini menanggapi ucapan mereka seperti ini, "Jika kebenaran itu relatif, maka apa yang dikatakan oleh kaum relativisme juga relatif, jadi pendapat mereka juga gak mutlak dong, jadi jangan paksakan kepada orang lainnya...", "Jika kebenaran relatif, dan boleh jadi salah, maka tadinya saya berfikir kamu itu cerdas, pintar, dan waras, tapi karena kamu bilang kebenaran itu relatif dan bisa salah, boleh jadi juga berarti fikiran saya yang bilang kamu cerdas, pintar dan waras jg relatif dan bisa salah dong ya? Berarti kamu bodoh, idiot dan gila? Begitu ya?" Ceritanya sambil tertawa kecil.

Kebenaran itu mutlak, dan setiap kehidupan memiliki aturan yang mengikat. Jangankan hidup berdampingan dengan manusia yang berakal, hidup di hutan rimba saja kita harus mengakui keberadaan hukum alam rimba, apakah anda masih bersikukuh bahwa hewan-hewan di hutan rimba itu baik dan bersahabat? Kemudian tidur bersama dan makan bersama dengan mereka? Jika iya, maka anda sudah gila.

Apalagi dalam beragama, khususnya Islam, terdapat kebenaran mutlaq di dalamnya. Aturan aturan yang mengikat di dalamnya. Syarat dan ketentuan dalam menjalankannya. Tidak bisa ketika kita menjadi seorng muslim, kita mengatakan islam belum tentu benar, boleh jadi agama lain lebih benar.

Ketika mengatakan sebagai muslim, maka kita harus yakini, bahwa agama islam adalah agama satu-satunya yang benar, yang dapat menghantarkan kita kepada kebahagian hakiki dunia dan akhirat, kita meyakini bahwa islam adalah agama yang sempurna, dengan segala aturan-aturannya, islam adalah agama yang ilmiah, dengan segala fakta-fakta ilmiah tersebar di dunia. Yakin bahwa Allah adalah satu satunya Ilah yang berhak disembah, muhammad rasulullah, Alquran kalamullah dan pedoman kehidupan, dan hal hal lainnya yang mengikat kita sebagai seorang muslim. Tak ada sedikitpun keraguan akan kebenaran yang ada di dalamnya. Begitulah seharusnya sikap seorang muslim sejati, tidak galau dan labil yang mana yang baik dan buruk, yang mana yang benar dan salah. Karena semua sudah diatur dengan jelas di dalam Alquran, Hadits rasul, dan ijma' para 'ulama.

Semoga kita dapat Menjaga diri kita, keluarga dan saudara-saudara kita dari satanic worldview yang menyesatkan dan membuat kita paham tentang bagaimana islamic woldview mengatur kehidupan kita..aamiin...

Wallahu a'lam

Oleh : Ade zuniarsa putra | @dhezun | Markaz Inspirasi
Comments
0 Comments
Facebook Comments by dhezun notes

0 komentar:

Postingan yang Lain