tag:blogger.com,1999:blog-35491361945045767202024-03-05T20:06:36.431-08:00Dhezun Notes@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.comBlogger63125tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-84303616401840694372015-06-15T06:21:00.001-07:002015-06-15T06:21:26.411-07:00Akhirnya si cantik berjilbab<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWH0Ltm-ZYC3Ev7d-j9kDddkbgXVsKF-N-4HhLL88AklGHf_z0lHyUo2X-cbxCrQLoG7kxBZVv7IFLvjl9UQLvbvnaLGCVxRxs6PX8Xu-HzVok_7xp16OC4NjVr1vJkAeNoW80iDk4dqE/s1600/1613787_507099506078147_1787604_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWH0Ltm-ZYC3Ev7d-j9kDddkbgXVsKF-N-4HhLL88AklGHf_z0lHyUo2X-cbxCrQLoG7kxBZVv7IFLvjl9UQLvbvnaLGCVxRxs6PX8Xu-HzVok_7xp16OC4NjVr1vJkAeNoW80iDk4dqE/s400/1613787_507099506078147_1787604_n.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
"Din, mau pake jilbab gak?" Tanyaku memulai<br /><br />"Mau mau A', tapi kan dinda gak punya bajunya" Jawabnya penuh semangat<br /><br />"Entar Aa' beliin kl mau, Emang beneran mau? Mau dipake kapan?"<br /><br />
"Nanti A', pas kelas 5"<br /><br />"Masih lama dong?"<br /><br />"Enggak dong A', nanti nih kan pas dinda puasa, hari pertama puasanya dinda pake jilbabnya, jadi Aa' beliinnya sebelum puasa"<br /><br />"Ah aa' gak ngerti, dinda aja yg beli ama ummi, nanti aa' yg ksh duitnya, emang abis brp utk beli semuanya?"<br /><br />"Entar A' dinda tanya ummi dulu dah" asik asik puasa pake jilbab, dengan semangat datang ke umminya dan nanya semuanya.<br /><br />"500rb Aa' kata ummi, mana sini duitnya, besok kata ummi setrlah dinda pulang sekolah belinya"<br /><br />"Niiih..."<br /><br />Wajahnya bertambah ceria kegirangan.<br /><br />Alhamdulillah si cantik yang suka maen bola (ya begimane gak tomboy tuh anak, 3 abangnya laki-laki semua) tanpa dipaksa, tanpa diomelin, tapi memiliki kesadaran sendiri untuk berjilbab.<br /><br />Entaah apa dan kenapa dia sampai tumbuh kesadaran untuk berjilbab.<br /><br />Mungkin karena dia lihat teman2 abangnya yg jelek ini jilbabnya lebar-lebar bertamu untuk urusan tertentu kerumah, mereka bertamu dengan penuh kesopanan dan persahabatan hingga akhirnya tergerak hatinya untuk mencontohnya.<br /><br />Seringkali bukan perkataan dan tuntutan yang dapat membuat seseorang berubah. Tapi malah keteladanan dan pemberian yang membuat orang itu berubah.<br /><br />Mohon doanya untuk adik saya yg cantik ini, semoga bisa istiqomah menggunakan jilbabnya dan menjadi perempuan yang shalihah. Aamiin...<br />
<br />
@dhezun<br />
Condet, 15/6/2015<br />
20.00 WIBAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-22831116798221959812015-04-13T21:14:00.002-07:002015-04-13T21:14:44.837-07:0030 Tips Mahir Public Speaking Bagi Pemula<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtyGewQ6FWPJbvb9cW9lyRNnaA59WCof_SelZlZjyvTP5tmTxvsAO4pRQROIvM21dHrd356aXdO1kNdhMnBrHUhSyk85DRANpW3pFmgq2zsLisHtD4YNP5pl7eEGiBfx7rig9zMoSwBgKr/s1600/microphone.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtyGewQ6FWPJbvb9cW9lyRNnaA59WCof_SelZlZjyvTP5tmTxvsAO4pRQROIvM21dHrd356aXdO1kNdhMnBrHUhSyk85DRANpW3pFmgq2zsLisHtD4YNP5pl7eEGiBfx7rig9zMoSwBgKr/s1600/microphone.jpg" height="270" width="400" /></a></div>
<br />
Oleh : @dhezun | Markaz Inspirasi<br />
<br />Komunikasi dalam public speaking bukanlah apa yang disampaikan, melainkan apa yang diterima.<br /><br />Pernyataan tersebut bukannya tak berdasar. Sebab komunikasi public speaking bisa dibilang berhasil apabila informasi yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara kita.<br /><br />Ketika kita berbicara di depan public dengan jumlah audience yang lebih banyak, Kita perlu mempersiapkan diri. Sebab seiring dengan kesuksesan, Kita akan butuh berbicara di depan publik. Berikut tips tepat guna bagi Kita yang ingin memperdalam dan memperlancar kemampuan public speaking. Semoga bermanfaat!<br /><br /><b>1. Persiapan Mental Public Speaking</b><br />Orang akan menjadi sangat gugup dan berbicara terbata-bata hingga berkeringat dingin jika tidak memiliki keberanian dalam dirinya sendiri untuk berbicara di depan umum. Karenanya, dibutuhkan latihan dan persiapan mental sebelum melakukan public speaking. Yakinkan diri Kita pasti Kita bisa! <br /><b><br />2. Mengatasi gugup/grogi dalam Public Speaking</b><br /><br />Gugup dapat disebabkan oleh: tidak biasa dan tidak menguasai materi. Agar terbiasa, banyakin latihan! Agar menguasai materi, banyakin baca dan data. Dijamin, jika terbiasa dan menguasai materi, Kita tidak akan gugup.<br /><br />Gugup juga sering muncul bagi yang sudah terbiasa dan menguasai materi. Misalnya, sebab ada di antara hadirin yang bikin kita GR atau seseorang yang kita hormati/kagumi. Maka, cara instant mengatasinya adalah TARIK NAPAS dalam-dalam, berulang kali, lalu yakinkan diri: saya yang paling siap tampil karena saya sudah bersiap-siap sejak kemarin! <br /><b><br />3. Teknik pernapasan Public Speaking</b><br /><br />Melakukan public speaking atau berbicara di depan umum jangan sampai "ngos-ngosan", kurang napas, atau tidak mampu mengatur dan mengendalikan pernapasan sehingga nafas Kita habis di tengah jalan. Maka, berlatihlah agar bisa bernapas panjang dan mampu mengelolanya.<br /><br />Caranya, antara lain, tiup lilin yang menyala dalam jarak 1 meter, berulang-ulang, minimal 10x; tarik nafas sedalam mungkin (lewat hidung), lalu keluarkan lewat mulut pelan-pelan sambil berdesis "zzz.... zzzz... zzzzz...".<br /><br /><b>4. Teknik vokal untuk Public Speaking</b><br /><br />Teknik vokal terpenting dalam public speaking adalah intonasi yang benar, stressing pada kata/kalimat tertentu yang dianggap penting, pelan saat permulaan dan akhir (volume), mainkan kecepatan berbicara (speed/tempo) biar gak monoton, perhatikan pula artikulasi (kejelasan kata/kalimat) dan pelafalan kata yang benar (pronounciation).<br /><br />Gunakan suara asli (natural), jangan meniru suara orang lain atau dibuat-buat. "Merdukan" dengan "suara perut" (diafragma). Ini bisa dilatih. <br /><br /><b>5. Persiapan Materi Public Speaking</b><br /><br />Ada pepatah mengatakan: siapa yang tidak melakukan persiapan, dia sedang mempersiapkan kegagalan. Who doesn't prepare he prepares fail. Maka, bersiaplah dengan mendalami materi mulai tema, topik public speaking. Selain itu Kita juga harus menyiapkan busana, kondisi fisik (biar fit), dan latihan! Practise makes perfect, doesn't it? <br /><br /><b>6. Teknik Membuka Public Speaking</b><br /><br />Kita harus belajar cara membuka public speaking ataupun cara membuka pidato dengan kreatif, namun yang paling favorit adalah membuka dengan kisah/cerita, humor atau ungkapan lucu, mengutip pepatah/kata mutiara, dan langsung mengemukakan inti materi yang akan disampaikan.<br />
<b><br /></b>
<b>7. Penyampaian/Penguasa Materi Public Speaking</b><br /><br />Takut lupa materi? Takut nge-blank saat tampil di podium? Ini dia pilihan teknik dalam menguasaan materi: bawalah catatan kecil sebagai contekan (using notes), menggunakan alat bantu visual seperti LCD proyektor atau infocus (using visual aids as notes), membaca naskah lengkap (reading complete text), dan menghafalnya (memorize). Dua terakhir tidak disarankan untuk digunakan. <br /><b><br />8. Teknik Menutup Public Speaking</b><br /><br />Tutuplah presentasi atau pidato Kita dengan memukau. Jika hendak mengakhiri pidato, beri tKita (signal), bahwa Kita akan segera mengakhirinya. Katakan, misalnya, "demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat, dan mohon maaf jika ada yang tidak berkenan, wasalam...!" Jangan muter-muter lagi, menjadikan pidato jadi tambah lama. <br /><br /><b>9. Jangan menghafal, tapi pahami materi</b><br /><br />Jangan menghapal isi pembicaraan Kita tapi pahami dengan baik materi yang akan disampaikan. Karena dengan menghapal, maka gaya bicara kita akan terlihat kaku dan kedekatan personal tidak akan terjalin. Apalagi jika kita melupakan suatu kata dalam speech. Niscaya kita akan kelabakan, panik, dan bicara kita jadi kacau.<br /><br /><b>10. Buat Materi Public Speaking dalam Bentuk Pointer</b><br /><br />Menulis poin-poin yang penting-penting saja, kemudian menjelaskannya secara alami, itulah kunci untuk menciptakan komunikasi yang baik. Dengan demikian, Kita tidak melewatkan satu pun ilmu yang ingin disampaikan.<br />
<br />
<b>11. Interaksi dengan audience</b><br /><br />Penting untuk mendapatkan feedback dari audience supaya komunikasi kita jadi lebih hidup. Makanya, jangan lupa untuk berinteraksi. Dari feedback audience, kita bisa mengukur level humor yang bisa diterima audience.<br /><br /><b>12. Sisipkan Humor</b><br /><br />Menurut Anthony Robbins, salah satu motivator dunia, humor adalah pelumas yang dapat membantu penyampaian informasi menjadi lebih lembut.<br /><br /><b>13. Kuasai Materi, dan Berimprovisasilah</b><br /><br />Sebelum melakukan speech, penting untuk menguasai materi supaya kita bisa melakukan improvisasi. Terutama apabila durasi Kita masih panjang, sementara materi Kita sudah habis.<br /><br /><b>14. Time Management</b><br /><br />Atur waktu yang diberikan pada Kita dengan baik. Dengan time management yang sudah diperkirakan sebelumnya, Kita bisa lebih mudah menyusun materi dan menepati deadline.<br /><br /><b>15. Gunakan Kekuatan Cerita</b><br />Jangan meremehkan kekuatan cerita. Pengalaman asli merupakan media yang paling ampuh untuk meyakinkan audience. Apalagi jika disampaikan dengan gaya yang meyakinkan. Mereka akan larut dengan cerita Kita.<br /><br /><b>16. Bangun Kredibilitas</b><br /><br />Percayalah bahwa kredibilitas pembicara mampu mempengaruhi tingkat kepercayaan pendengar. Ada banyak cara untuk membangun kredibilitas, misalnya dengan gaya yang lugas. Namun cara paling mudah adalah menyiapkan fakta berupa data dan statistik untuk mendukung statement yang kita sampaikan.<br /><br /><b>17. Mix Pesan Yang Hendak Disampaikan</b><br /><br />Mix materi, humor, cerita dan statistik di atas dalam sebuah informasi yang menarik untuk didengarkan. Di sini, Kita bisa membujuk sekaligus menghibur.<br /><br /><b>18. Berbicara Dengan Jelas</b><br /><br />Seorang pembicara harus terlatih untuk berbicara dengan jelas. Supaya setiap informasi dapat diterima dengan baik. Maka bersyukurlah jika negara kita menggunakan Bahasa Indonesia, di mana penulisan adalah sama dengan pengucapan.<br /><br /><b>19. Gunakan Intonasi yang Berbeda</b><br /><br />Apabila kita hanya menggunakan 1 intonasi saja selama speech, maka speech kita akan terdengar datar dan boring. Beri ledakan-ledakan bila perlu.<br /><br /><b>20. Kontak mata</b><br />Kontak mata sangat penting dalam membangun suatu komunikasi. Mereka akan merasa spesial. Perhatian mereka tidak sekedar bertepuk sebelah tangan.<br /><br /><b>21. Gunakan bahasa tubuh</b><br /><br />Seringkali seorang speaker tangannya mati ketika di depan publik. Padahal bahasa tubuh mampu memberi penegasan-penegasan pada informasi yang ingin ditekankan. Maka seringlah mengangkat tangan Kita tinggi-tinggi di depan cermin untuk menemukan pose yang khas Kita banget.<br /><br /><b>22. Jangan ragu untuk “pause” dan ambil nafas</b><br /><br />Jeda sebentar di saat yang tepat. Seperti di peralihan antar pembahasan, antar kalimat, atau untuk menarik perhatian peserta. Selain dapat menjadi kesempatan untuk kita dalam mengatur nafas, jeda dapat juga memberikan kita berfikir dan menyiapkan apa yang kita bicarakan selanjutnya, selain itu juga dapat menarik perhatian audience dengan cara jeda sambil menatap ke arah audience.<br /><br /><b>23. Hindari dan obati Filler words</b><br /><br />Daripada emm dan ehh, akan lebih baik bila Kita menutup mulut dan kemudian mengambil nafas. Setelah itu baru memikirkan apa yang ingin disampaikan selanjutnya. Atau melakukan tips-tips mengobati filler words<br /><br /><b>24. Be Interesting</b><br /><br />Posisikan diri Kita sejajar. Jangan minder. Kita akan tampak lebih interesting untuk dilihat. Rendah hati wajib, tapi rendah diri, JANGAN.<br /><br /><b>25. Tunjukkan rasa percaya diri Kita</b><br /><br />Seperti halnya singa, manusia punya cara untuk menyatakan rasa percaya dirinya. Tersenyum, pegang dagu dan membusungkan dada adalah beberapa sikap yang menunjukkan sikap percaya diri Kita.<br />
<br />
<b>26. Buang tekanan yang Kita rasakan</b><br /><br />Rasa gugup mungkin akan menyelimuti perasaan Kita saat akan mulai berbicara. Hal tersebut normal. Pembicara yang berpengalaman pun terkadap masih dihinggapi rasa gugup. Cara paling mudah menghadapi rasa gugup tersebut adalah merubah mindset Kita. Berpikirlah bahwa Kita di sini membawa informasi yang berharga bagi audience Kita.<br /><br /><b>27. Persiapan</b><br /><br />Siapkan segala hal yang mendukung speech Kita. Mulai dari poin-poin yang paling kecil sekalipun seperti sapu tangan di saku dan air mineral.<br /><br /><b>28. Jam terbang</b><br /><br />Langkah paling akhir untuk menjadi pembicara yang baik adalah terus berlatih. berbicaralah sesering mungkin. Ambil setiap kesempatan yang ada. Sebab seiring intensitas trial & error, Kita baru bisa menemukan rumusan yang pas.<br /><br /><b>29. Buatlah Aturan Main</b><br /><br />Membuat aturan main di awal performa akan sangat membantu kita dalam mengelola auidience agar terkondisikan dengan baik. Bila audience-nya terlihat sedikit, kurang semangat dan kurang aktif, maka perlu dibuat peraturan agar aktif dan semangat. Atau bisa juga peraturan berupa ketegasan. <br /><br />Strategi peraturan tegas ini akan sangat bermanfaat jika kita berhadapan dengan audience yang sangat banyak dan hyper active.<br /><br />Pernah saya saksikan hal ini dari seorang trainer professional yang memecahkan rekor MURI bicara tanpa henti selama 24 jam, yaitu Reza M Syarif. Beliau membuat aturan tegas dengan melarang ada yang bicara selama beliau bicara, kecuali diminta. Saat itu ia berhadapan dengan 300-an peserta di ruang terbuka. Hasilnya, seluruh peserta bahkan panitia terkondisikan sepanjang lebih dari dua setengah jam. Walaupun tetap ada saja yang melanggar, tapi dihukum dengan hukuman yang mendidik, hukuman bukan karena benci, bukan untuk mempermalukan tapi untuk menyadarkan dan mematangkan<br /><br /><b>30. Fokus pada peserta yang antusias</b><br /><br />Fokuslah pada audience yang tampak antusias terhadap kita, bukan pada si “troublemaker”. Karena jika kita menghabiskan seluruh fikiran dan seluruh upaya kita pada “troublemaker”, yang ada malah akan membuat kita stress jika mental dan jam terbang kita sedikit. Akibatnya fatal, seperti lupa materi, emosi yang tak stabil, dan terganggunya performa kita. Boleh sekali dua kali memberikan perhatian kepada “troublemaker”, tapi Jangan sampai tenaga dan fikiran kita habis oleh trouble maker yang bisa dihitung dengan jari dan mengabaikan audience yang antusias yang jumlahnya dominan. <br /><br />Tapi, jika mental sudah sekuat baja dan jam terbangnya banyak, lakukanlah sebaliknya. Fokuslah pada si trouble sampai si trouble maker terkondisikan, barulah kita menyapu perhatian kita kepada seluruh peserta. Karena dengan jam terbang yang banyak, tanpa kita berikan perhatian kepada peserta yang antusias, dengan sendirinya mereka akan memberikan perhatian kepada kita.<br /><br /><br />Sekali lagi, public speaking adalah ilmu praktik. Kita akan menjadi public speaker yang mahir jika jam terbang kita semakin banyak. Karena jam terbang itu tak pernah berdusta. <br /><br />Semoga Bermanfaat. Salam Inspirasi<br /><br />Wallahu a’lam<br /><br />Markaz Inspirasi<br />@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-32265521993102084442015-03-14T06:40:00.000-07:002015-03-14T06:40:07.631-07:00PARA KSATRIA<div class="_5pbx userContent" data-ft="{"tn":"K"}">
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-QJF_09MaRCOUHcZ9defC1hBo5h9OeF09o-XfIvjgMd-e4At4d1IuJm4tMDC8WtqRnEea1MXA8H1qOtXJGAlcA8GEREhIRJNbddatzG9qdeHrA2afLkHcHG9tI3CnEEbj5n3sF0rQe4-V/s1600/warriors_by_hashem37927-d5tygyt.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-QJF_09MaRCOUHcZ9defC1hBo5h9OeF09o-XfIvjgMd-e4At4d1IuJm4tMDC8WtqRnEea1MXA8H1qOtXJGAlcA8GEREhIRJNbddatzG9qdeHrA2afLkHcHG9tI3CnEEbj5n3sF0rQe4-V/s1600/warriors_by_hashem37927-d5tygyt.jpg" height="250" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Oleh : @dhezun | Markaz Inspirasi<br />
<br />
Dalam suatu kesempatan, berkumpul lima ksatria yang berasal dari negeri
berbeda. Para ksatria itu ada yang berasal dari Negeri Gunung, Negeri
Besi, Negeri Api, Negeri Air, dan Negeri Angin. Lima negeri yang mahsyur
dikenal sebagai Negeri-Negeri yang gemar berperang. Terkadang mereka
menjadi kawan, terkadang menjadi lawan.<br />
<br />
Lelah dengan peperangan
tanpa henti dan memakan banyak korban, akhirnya Ksatria dari negeri
angin mencoba mempertemukan mereka dalam satu forum perdamaian. Dengan
harapan terdapat titik temu dan kesepakatan antar negeri untuk
menghentikan peperangan dan tercipta kedamaian antar Negeri-negeri
mereka.<br />
<br />
Tak terlalu sulit bagi ksatria angin untuk mengumpulkan
keempat ksatria yang lainnya, karena keadaan sedang dalam keadaan tenang
tanpa peperangan. <br />
<br /> Karena setiap mereka memiliki kepentingan, latar
belakang, dan karakter yang berbeda, tantangan berikutnya adalah
bagaimana menyatukan pandangan seluruh ksatria agar sama dengan
pandangan ksatria angin, yaitu untuk mengakhiri peperangan
selama-lamanya dan menciptakan perdamaian antar negeri. Seperti
menyatukan air dan minyak yang tidak akan pernah bersatu tanpa ada
campur tangan zat lain untuk menyatukannya.<br />
<br />
Pertemuan dipimpin
langsung oleh Ksatria angin, ksatria yang paling tua, paling berilmu dan
bijaksana tutur katanya diantara yang lainnya. Ksatria angin kemudian
menyampaikan maksud dan tujuannya mengapa mengundang ksatria yang
lainnya. Ksatria Angin berharap para ksatria dapat membantunya untuk
mewujudkan perdamaian dan menghentikan peperangan yang terjadi antar
Negeri-Negeri mereka untuk selamanya.<br />
<br />
Sekilas, mereka tampak sejalan dengan ide yang diutarakan oleh Ksatria angin, Tanpa di duga tiba-tiba…<br />
<br />
“TIDAK…!!! Saya tidak setuju…!!! Kecuali Syarat dariku dipenuhi oleh
kalian semua” Gertak Ksatria Gunung yang memiliki badan paling besar dan
paling gagah diantara yang lainnya.<br />
“Wahai ksatria gunung, apa syarat yang kau inginkan?” Tanya Ksatria angin dengan tenang.<br />
<br />
“Kalian tahu kan, Kami yang berasal dari negeri gunung memiliki
keahlian mengendalikan gunung-gunung yang ada di seluruh dunia?” Tanya
retoris ksatria gunung.<br />
<br />
“Tanpa adanya kami niscaya gunung-gunung
itu akan meluluh lantakkan seluruh daratan yang ada dunia ini, akan
memuntahkan seluruh larva yang ada di dalam perutnya, akan hilang
keseimbangan antara langit dan bumi karena hilangnya penyokong bumi dan
langit. Oleh sebab itu, karena keutamaan itu, aku mewakili seluruh
penduduk negeri gunung, agar diberikan hak memimpin kalian untuk
mewujudkan ide perdamaian itu” Tuntut Ksatria Gunung.<br />
<br />
“Tunggu…!!! Aku Tidak Setuju…!!!” Sahut Ksatria besi yang memiliki fisik sekeras baja menyela Ksatria Gunung.<br />
<br />
“Hai kau Ksatria Gunung…!!! Sadarkah dirimu bahwa Gunung-gunung yang
kau banggakan itu dapat dengan mudahnya kami hancurkan?” Pertanyaan
retoris dari Ksatria Besi.<br />
<br />
“Dengan kemampuan kami yang mampu
mengendalikan besi sesuka hati kami, kami dapat mengeruk tanah dan
bebatuan yang membentuk gunung-gunungmu itu. Akan kami keruk seluruh
tanahnya, akan kami hancurkan seluruh bebatuannya hingga tak ada yang
tersisa dari Gunung-gunung yang Kau banggakan itu. Sebab itu, akulah
yang lebih berhak memimpin kalian semua” Terang Ksatria Besi menunjukkan
kekuatannya.<br />
<br />
“Hahahaha… Lucu sekali kalian berdua…” Tawa ledek Ksatria api yang terkenal kejam.<br />
“ Hei Kau Ksatria besi…!!! Akan kulelehkan mulut dan jasadmu bersama
dengan besi-besi karatan yang kau bangga-banggakan itu…!!! Akulah yang
paling kuat diantara kalian, dengan kemampuan api yang kumiliki ini, aku
dapat membakar kalian semua tanpa sisa. Hanya aku yang paling berhak
untuk memimpin kalian yang lemah tak berdaya” Tak mau kalah Ksatria Api
memamerkan kekuatannya.<br />
<br /> Tak mau kalah dengan yang lainnya, Ksatria Air yang terkenal pendiam pun angkat bicara.<br />
“Heei… Heeiii… Sampai kapan kalian bertiga akan terus bertengkar ?” Tanya Ksatria Air.<br />
“Hei Ksatria Api, tidak hilang ya kesombonganmu dari dahulu, tidak
heran jika kau menguasai api, karena kesombonganmu layak sekali
disandingkan dengan kesombongan Iblis dan syaitan yang juga diciptakan
dari api. Mudah sekali bagiku untuk memusnahkan dirimu dan api yang
menjadi kekuatanmu itu, sekali sembur dapat kuhanyutkan dirimu dan
kupadamkan apimu. Tak hanya Api, akupun dapat memotong besi dan bebatuan
dengan air yang kusemprotkan dengan kecepatan dan tekanan yang tinggi.
Jadi, tak ada lagi yang lebih berhak memimpin kalian semua kecuali aku”
Jelas Ksatria Air meyakinkan yang lain.<br />
<br />
Mendengar perdebatan yang
pelik diantara keempat ksatria itu, Ksatria Angin hanya diam
mendengarkan sampai perdebatan itu berakhir dan buntu tanpa ada
kesepahaman.<br />
Melihat sikap Ksatria Angin, Ksatria Air bertanya kepada kepada Ksatria Angin<br />
<br /> “Hai Ksatria Angin, Bagaimana pendapatmu? Bukankah Aku yang paling layak memimpin kalian semua?”<br />
<br />
Mendengar dimintai pendapatnya, akhirnya Ksatria Angin angkat bicara,<br />
<br />
“ Wahai para Ksatria, jika aku mengikuti kalian yang saling menunjukkan
kekuatan, aku juga dapat berkata kapada kalian semua, bahwa kekuatan
yang aku miliki dapat mengalahkan kekuatan kalian semua. Lihatlah
bagaimana angin menggerakkan air di lautan yang tenang hingga menjadi
badai yang mematikan, lihatlah bagaimana angin dengan kecepatan super
cepat hingga menjelma menjadi badai yang dapat meluluh lantakkan seluruh
yang ada di daratan, lihatlah bagaimana angin yang juga dapat memotong
besi dan bebatuan dengan angin yang dihembuskan dengan tekanan dan
kecepatan yang super tinggi” Jelas Ksatria Angin menunjukkan
kekuatannya.<br />
<br />
“Bisa saja aku juga menuntut kepemimpinan dengan
kekuatan yang aku miliki ini. Tapi… Bukan itu yang aku harapkan.
Siapapun pemimpinnya, selama ia dapat mewujudkan mimpi kita bersama
untuk menciptakan perdamaian dan menghentikan perang untuk selamanya,
aku akan menghormatinya, akan mendukungnya dan akan mendengar serta
ta’at secara totalitas kepadanya” Lanjut Ksatria Angin mengajak berfikir
ksatria yang lainnya.<br />
<br />
Tak ada yang berani angkat bicara membantah Ksatria Angin, karena apa yang disampaikannya benar apa adanya.<br />
<br />
Akhirnya disepakati secara musyawarah, seluruh Ksatria yang lain
menginginkan Ksatria Angin yang memimpin mereka. Karena kebijaksanaan,
ilmu, Usia dan Kekuatannya dapat menjadi penengah yang adil dan pemimpin
yang tepat untuk memimpin mereka.<br />
<br />
Sebulan setelah pertemuan itu,
akhirnya deklarasi damai dan komitmen untuk tidak akan ada peperangan
selamanya dikumandangkan. Negeri-Negeri yang selama ini berperang,
akhirnya bersatu saling bantu dan menguatkan. Hingga terciptalah
keamanan, kedamaian, keharmonisan, ketentraman dan kesejahteraan di
seluruh Penjuru Negeri.<br />
<br />
“Jika kau tak tahan dengan adanya
perbedaan dan perselisihan dalam persaudaraan. Maka kau harus tahan
dengan kelamnya kesendirian dan hampanya kehidupan.” @dhezun</div>
@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-11928309749005512332015-02-21T17:56:00.001-08:002015-02-21T17:56:28.599-08:00KAIDAH FIQH NIAT<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN6r2fDAMU3bhVeStO9vVpkZXoknbWJnJMCRNA8uak-6Nptg9lCsLGqebLMNIMj_qYlIBFobG3p_djVaiyrZ4N1tAuZfmajNYhVHc5TmXh5_gRwIpD4rK5c2l2NRVn4nJIHI2HY0LoS2M/s1600/jalan-yang-lurus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN6r2fDAMU3bhVeStO9vVpkZXoknbWJnJMCRNA8uak-6Nptg9lCsLGqebLMNIMj_qYlIBFobG3p_djVaiyrZ4N1tAuZfmajNYhVHc5TmXh5_gRwIpD4rK5c2l2NRVn4nJIHI2HY0LoS2M/s1600/jalan-yang-lurus.jpg" height="225" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<b><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Pengertian Niat</span></b>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Secara Etimologi kata
niat dengan <i>tasydid</i> pada huruf <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ya’</i>
adalah bentuk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mashdar</i> dari kata kerja</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%;">نوى-
ينوى</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[1]</span></sup></span></span></span></sup></span></a><span style="mso-ansi-language: EN-US;"> Yang mempunyai arti maksud (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">al-qashd</i>)<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[2]</span></sup></span></span></span></sup></span></a>
Syihab al-Din al-Qalyubi dan ‘umayrah berpendapat bahwa niat secara bahasa
adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">al-‘azm</i> atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">al-Qashd<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[3]</span></sup></b></span></span></span></sup></span></a></i>
Dan inilah yang masyhur dikalangan ahli bahasa. Ada juga yang membaca niat
dengan ringan, tanpa <i>tasydid</i>, menjadi (<i>niyah</i>).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Sedangkan secara terminologi,
niat mempunyai pengertian:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 111.7pt;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%;">قصدالشيءمقترنابفعله.</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[4]</span></sup></span></span></span></sup></span></a><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“termasuk
(mengerjakan) sesuatu yang disertai pelaksanaannya”</i>. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Menurut Abdurrohman
Al-Jaziry, yang dimaksud dengan niat adalah ketetapan hati untuk melakukan
ibadah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah semata. Atau, dapat pula
diartikan dengan <i>al-irodah al-qowiyyah</i> (keinginan yang kuat).<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[5]</span></sup></span></span></span></sup></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Dasar dan Sumber Pengambilan
Kaidah </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">al-Umuru Bimaqasidiha</span></i></b><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l6 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Firman Allah dalam QS. Al-Imran 145:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">sesuatu yang bernyawa tidak akan mati
melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.
barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala
dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula)
kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang
yang bersyukur”.</i></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l6 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Hadist Nabi Saw:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%;">إنَّمَاالْأَعْمَالُبِالنِّيَّاتِ،وَإِنَّمَالِكُلِّامْرِئٍمَانَوَى،فَمَنْكَانَتْهِجْرَتُهُإلَىاللَّهِوَرَسُولِهِفَهِجْرَتُهُإلَىاللَّهِوَرَسُولِهِ،وَمَنْكَانَتْهِجْرَتُهُلِدُنْيَايُصِيبُهَاأَوْامْرَأَةٍيَنْكِحُهَافَهِجْرَتُهُإلَىمَاهَاجَرَإلَيه<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif";"><span dir="LTR" style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span lang="IN" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[6]</span></sup></span></span></span></sup></span></a></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah
tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang
dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka
hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia
yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya
kepada apa yang dia hijrah kepadanya”</i>. (HR. Bukhary-Muslim ra.).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%;">لاعمل لمن لا نية له</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span></i><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[7]</span></sup></b></span></span></span></sup></i></span></a><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“Tidak ada
(pahala) bagi perbuatan yang tidak disertai niat”.</i> (HR. Anas Ibn Malik ra.)</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%;">إنما بعث الناس على نياتهم</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><i><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span></i><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[8]</span></sup></b></span></span></span></sup></i></span></a><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“Sesungguhnya
manusia itu dibangkitkan menurut niatnya.”</i> (HR.Ibn Majah dan Abu Hurairah
ra.)</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">C.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Pendapat Ulama Tentang Niat</span></b><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Hadits tentang niat
ini bermartabat tinggi dalamsyari’at Islam. Kata Imam Abu Ubaidah: “tak ada
hadits yang lebih kaya dan banyak faidahnya dari pada hadits niat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Menurut ulama ahli
tahqiq, bahwa hadits di atas isinya sangat padat. Sehingga seolah-olah
sepertiga (ada yang mengatakan seperempat) dari seluruh masalah fiqh tercakup
dalam hadist tersebut<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[9]</span></sup></span></span></span></sup></span></a>.</span><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Sedangkan menurut Ibn Muhdi hadits
tersebut meliputi 30 bab<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span lang="SV" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[10]</span></sup></span></span></span></sup></span></a>.
akan tetapi menurut Imam syafi’ie, bahwa hadits tersebut meliputi 70 bab dari
permasalahan ilmu fiqh<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span lang="SV" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[11]</span></sup></span></span></span></sup></span></a>.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Imam Asy-Syafi’ie,
Ahmad, Abu Daud, Ad-Daruquthni dan lainnya sepakat menetapkan bahwa hadits niat
itu menempati sepertiga dariseluruh ilmu pengetahuan Islam. Pendapat semacam
ini diulas oleh imam al-Baihaqi sebagai berikut.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">“segala aktifitas
manusia itu adakalanya berpangkal pada hati sanubari, pada lisan dan
adakalanya pada anggota badan. Niat yang berpangkal di hati sanubari adalah
aktivitas kejiwaan. Aktivitas itu lebih penting dan kuat ketimbang aktifitas
yang berpangkal pada lisan dan anggota badan”.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn12" name="_ftnref12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[12]</span></sup></span></span></span></sup></span></a>
Hal itu disebabkan karena niat dapat berfungsi sebagai ibadat yang berdiri
sendiri sedang aktifitas yang lain tidak dapat berfungsi ibadat sekiranya tidak
di dukung oleh niat. Niat sekalipun tidak dibarengi dengan amal perbuatan masih
dianggap lebih baik daripada perbuatan yang tidak di barengi dengan niat.
Demikianlah jiwa dari sabda rasul Saw.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Imam Ahmad sependapat
dengan imam Syafi’I bahwa hadist niat itu adalah salah satu dari tiga hadits
yang menjadi tempat pengembalian seluruh hukum Islam. Menurut beliau tiga buah
hadits yang menjadi tempat pengembalian hukum-hukum islam itu ialah:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%;">نية المؤمن خير من عمله</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn13" name="_ftnref13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[13]</span></sup></span></span></span></sup></span></a><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“Niat
orang mukmin itu lebih baik daripada amal perbuatannyasaja (yang kosong dari
niat).” </i>(HR. ath-Thabrani)</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%;">من أحدث في أمرنا هذاماليس منه
فهورد.</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn14" name="_ftnref14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[14]</span></sup></span></span></span></sup></span></a><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“barang
siapa yang mengada-adakan dalam agamaku ini suatu yang bukan termasuk agama,
maka tertolak.”</i>(HR. Bukhari-Muslim)</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%;">الحلال بين و الحرام بين
وبينهمامشتبهات لايعلمهن كثير من الناس.</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> </span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn15" name="_ftnref15" style="mso-footnote-id: ftn15;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[15]</span></sup></span></span></span></sup></span></a><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“perkara yang
halal itu jelas, yang haram jelas dan diantara keduanya terdapat
perkara-perkara yang syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang……”</i>(HR.
Bukhari-Muslim).</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">D.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Tempat, waktu dan Fungsi Peng-<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Syariat</i>-an Niat</span></b><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Tempat niat</span></b><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Karena hakikat niat
adalah bermaksud dan menyengaja (al-qashd), mayoritas ulama fiqh (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">jumhur</i>) sepakat bahwa tempat niat adalah
hati<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn16" name="_ftnref16" style="mso-footnote-id: ftn16;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[16]</span></sup></span></span></span></sup></span></a>.
Meskipun demikian, karena gerakan hati itu sulit, maka para alim ulama
menganjurkan agar disamping niat juga sebaiknya dikukuhkan dengan ucapan lisan,
sekedar untuk menolong dan membantu gerakan Hati.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Namun, ketika
seseorang berniat di dalam hatinya tanpa lafal (diucapkan) melalui lisan, maka
diperbolehkan.--Kecuali ada sebagian ulama yang di nukil oleh al-Mawardi yang
mewajibkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">at-talaffuzh </i>kemudian
melemahkannya—.Sebab pada saat berniat, telah terjadi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">qashd </i>di dalam hati manusia dan mengarahkan hati serta segala
kecenderungannya pada apa yang hendak dilakukan. Hal ini di pandang lebih
utamadari sekedar pelafalan dengan lisan. Karenanya, seorang yang melafalkan
niat ketika hendak melaksanakan sholat, misalnya, tapi hati kecilnya menolak,
maka keabsahan sholatnya menjadi gugur<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn17" name="_ftnref17" style="mso-footnote-id: ftn17;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[17]</span></sup></span></span></span></sup></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Namun disini pendapat
jumhur yang lebih kuat. Karena mereka mendasarkan pada firman Allah QS.
Al-Hajj: 46</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka
bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”.</i></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Waktu niat</span></b><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Secara umum, perbuatan
yang berkaitan dengan syarat dapat dibedakan menjadi dua. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama</i>, perbuatan yang mengharuskan adanya niat. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kedua</i>, perbuatan yang tidak mengharuskan
adanya niat. Perbuatan kategori pertama dibedakan pula menjadi dua. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pertama</i>, niat yang harus dilakukan di
awal (sebelum berbuat); dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">kedua</i>,
niat dilakukan ketika berbuat. Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan
sebagai berikut:<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn18" name="_ftnref18" style="mso-footnote-id: ftn18;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[18]</span></sup></span></span></span></sup></span></a></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level2 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Malikiyah berpendapat bahwa mendahulukan niat untuk bersuci adalah
boleh. Sedangkan yang lain berpendapat bahwa niat beruci dan shalat harus
berbarengan-- dengan perbuatan.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level2 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Niat zakat boleh diniatkan sebelum benda zakat di serahkan kepada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mustahiq zakat</i> (Jumhur: hanafiyah,
malikiyah, syafi'’yah, dan hanabilah). Namun sebagian ulama Syafi’iyah dan
hanabilah bependapat bahwa niat zakat harus berbarengan dengan penyerahan
barang zakat.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level2 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Ulama syafi’iyah dan hanabilah mewajibkan berniat puasa pada malam hari (sebelum
puasa ramadlan); ulama hanafiyah berpendapat bahwa niat puasa boleh dilakukan
pada malam hari sebelum puasa ramadlan, atau bebarengan ketika mulai puasa
(waktu fajar, menjelang subuh), bahkan boleh mengahirkannya hingga tengah hari
(sebelum waktu dzuhur), baik puasa wajib maupun sunnah. Sedangkan malikiyah
berpendapat bahwa niat puasa wajib di dahulukan (sebelum waktu subuh), baik
puasa wajib maupun sunat.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level2 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Jumhur ulama berpendapat bahwa niat qadha, nadzar, dan kifarat tidak
boleh diakhirkan.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level2 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Niat berkurban tidak boleh didahulukan sebelum menyembelih, dan tidak
diwajibkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">iqtiran </i>niat berkurban
ketika menyembelih.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level2 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">f.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Niat untuk mengecualikan hal-hal tertentu dalam sumpah wajib dilakukan
sebelum sumpah selesai.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Fungsi Pensyariatan Niat</span></b><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Segala syariat
yang ada tidak akan terlepas dari tujuan dibalik pensyariatannya demikian pula
dengan niat di dalamnya ada beberapa maksud dan tujuan yang melatar
belakanginya diantaranya :</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo3; text-indent: -25.5pt;">
<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Untuk membedakan amalan yang bernilai ibadah
dengan yang hanya bersifat kebiasaan belaka.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn19" name="_ftnref19" style="mso-footnote-id: ftn19;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span lang="SV" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[19]</span></sup></span></span></span></sup></span></a>
seperti halnya makan, minum, tidur dan lain-lain. hal ini merupakan suatu
keniscayaan bagi kita sebagai manusia, disadari atau tidak kita butuh
keberadaanya karena hal yang seperti itu termasuk kategori kebutuhan primer.
Akan tetapi jika dalam aktualisasinya kita iringi dengan niat untuk mempertegar
tubuh sehingga lebih konsentrasi dalam berinteraksi dengan Tuhan maka disamping
kita bisa memenuhi kebutuhan juga akan bernilai ibadah di sisi Allah.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto;">
<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Akan tetapi bagi amalan-amalan
yang secara eksplisit sudah berbeda dengan amalan yang tidak bernilai ibadah
maka tidak diperlukan adanya niat seperti halnya iman, dzikir dan membaca
al-Qur’an dan sebagainya. Dan juga termasuk amalan yang tidak membutuhkan niat
adalah meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh agama.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo3; text-indent: -25.5pt;">
<span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Untuk membedakan satu ibadah dengan ibadah yang
lainnya<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn20" name="_ftnref20" style="mso-footnote-id: ftn20;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span lang="SV" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[20]</span></sup></span></span></span></sup></span></a>
Dengan niat ini pula kita bisa menciptakan beraneka ragam ibadah dengan
tingkatan yang berbeda namun dengan tata cara yang sama seperti halnya wudhu’,
mandi besar, shalat dan puasa.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">E.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Syarat sah Niat</span></b><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn21" name="_ftnref21" style="mso-footnote-id: ftn21;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-weight: bold; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-weight: bold; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[21]</span></sup></span></span></span></sup></span></a><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level3 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Islam</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level3 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Tamyiz</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level3 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Al-‘ilmu bi al-manwi </span></i><span style="mso-ansi-language: EN-US;">(mengetahui terhadap yang diniati)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level3 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘adam al-ityan bima yunafiha</i> (tidak ada sesuatu yang mencegah niat)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level3 lfo4; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘adamu ta’liq qat’iha bisyaiin</i> ( tidak bergantung pada sesuatu yang
lain)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">F.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Kaidah-k</span><span lang="IN">aidah yang dapat ditarik
daripadanya</span></b><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftn22" name="_ftnref22" style="mso-footnote-id: ftn22;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span lang="IN" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><sup><span lang="IN" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">[22]</span></sup></span></span></span></sup></span></a><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">لاثواب إلا بالنية</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“</i></span><i><span lang="IN">Tidak ada pahala selain dengan niat</span></i><i><span style="mso-ansi-language: EN-US;">”</span><span lang="IN">.</span></i><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Selama perbuatan-perbuatan itu tidak dianggap
baik atau buruk jika tanpa niat dari pelakunya, maka amal itu tidak akan
memperoleh pahala selama tidak diniatkan yang baik. Ketetapan semacam ini telah
disepakati oleh seluruh ulama.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Adapun mengenai sahnya amal, ada yang telah
disepakati oleh para ulama bahwa niat itu sebagai syaratnya, scperti shalat dan
tayammum. Dan ada juga yang masih diperselisihkan, seperti niat di dalam wudhu.
Ulama Syafi'iyah dan Malikiyah menganggap niat itu sebagai fardhu (wajib),
ulama Hanabilah menganggapnya sebagai syarat sahnya dan ulama Hanafiyah
menetapkan sebagai sunnat muakkadah. Artinya jika dengan niat, wudhunya
merupakan ibadah yang dipahalai, jika tidak, tidak dipahalai, sekalipun
shalatnya sah juga.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Kesukaran yang berlebih-lebihan yang
dimaksudkan untuk menambah pahala, justru tidak akan dipahalai. Tetapi yang
dipahalai ialah kesukaran yang lazim dalam melakukan amal itu.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Traditional Arabic";"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">مايشترط
فيه التعيين فالخطأ فيه مبطل</span><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“</i></span><i><span lang="IN">Dalam amal yang disyaratkan menyatakan niat, maka kekeliruan
pernyataannya</span></i><i><span lang="IN" style="mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span lang="IN">membatalkan amalnya</span></i><i><span style="mso-ansi-language: EN-US;">”</span></i><span lang="IN">.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Misalnya kekeliruan menyatakan niat:</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Dalam
sembahyang zhuhur dengan sembahyang ashar,</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Dalam
sembahyang idul fitri dengan idul adha,</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Dalam
sembahyang rawatib zhuhur dengan rawatib ashar,</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Dalam
sembahyang dua raka'at ihram dengan dua rakaat thawaf dan sebaliknya,</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dalam berpuasa 'arafah dengan puasa 'asyura,
dan sebagainya, menjadikan tidak sahnya amal perbuatan yang dilakukan. Disebabkan
masing-masing dari perbuatan itu dituntut adanya pernyataan niat untuk
membedakan ibadah yang satu dengan lainnya.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l2 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%;">ما
يشترط التعرض له جملة ولايشترط تعيينه تفصيلا إذا عينه وأخطأ ضر</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“</i></span><i><span lang="IN">Perbuatan yang secara keseluruhan dikaruskan niat tetapi secara
terperinci tidak diharvskan menyatakan niatnya, maka bila dinyatakan niatnya
dan ternyata keliru, berbahaya</span></i><i><span style="mso-ansi-language: EN-US;">”</span><span lang="IN">.</span></i><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="IN">Misalnya :</span></b><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l8 level1 lfo7; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Seorang
bersembahyang jama'ah dengan niat ma'mum kepada Muhammad. Ternyata orang yang
menjadi imamnya bukan Muhammad, tetapi Amin. Shalat Jama'ah orang
tersebut tidak sah. Sebab keimamahannya telah digugurkan oleh Amin sedang niat
kema'mumannya telah digugurkan oleh Muhammad, lantaran berma'mumnya dengan Amin
tanpa diniatkan. Menyatakan siapa imamnya dalam sembahyang berjama'ah tidak
disyaratkan. Tetapi yang disyaratkan ialah niatnya berjama'ah.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l8 level1 lfo7; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Seseorang
dalam bersembahyang jenazah menyatakan niatnya menyembahyangkan jenazah Bakar.
Tetapi ternyata yang disembahyangkan adalah jenazah Ali, atau menyatakan
niatnya menyembahyangkan jenazah seorang wanita, tetapi jenazahnya ternyata
jenazah seorang laki-laki. Maka sembahyang tersebut tidak sah, sebab di dalam
sembahyang jenazah tidak disyaratkan menyatakan niatnya untuk jenazah tertentu,
tetapi cukuplah kiranya apabila niat bersembahyang jenazah begitu saja.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l8 level1 lfo7; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Demikian juga
menyatakan niat bersembahyang jenazah untuk sepuluh orang, padahal jenazahnya
lebih dari sepuluh orang. Maka sembahyangnya harus diulang, sebab masih ada
beberapa jenazah yang tidak disembahyangkan. Menyatakan jumlah jenazah yang
disembahyangkan tidak diwajibkan.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l8 level1 lfo7; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Orang
bersembahyang zhuhur dengan menyatakan niatnya 3 atau 5 raka'at. Maka
shalatnya tidak sah, sebab menyatakan bilangan raka'at shalat itu bukan
merupakan syarat mutlak.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US;">ما لا يشترط التعرض له جملة ولا تفصيلا إذا عينه وأخطأ
لم يضر</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Artinya: <i>“Perbuatan yang secara
keseluruhan, maupun secara terperinci tidak disyaratkan mengemukakan niat, bila
dinyalakannya dan ternyata keliru, tidak berbahaya”.</i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="IN">Misalnya :</span></b><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo8; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Seseorang
bersembahyang 'ashar dengan menyatakan niatnya bersembahyang di masjid IAIN
Sunan Kalijaga, padahal ia bersembahyang di masjid Syuhada Yogyakarta,
Sembahyang orang tersebut tidak batal. Sebab niat sembahyangnya sudah dipenuhi
dan benar sedang yang keliru adalah pernyataan tentang tempatnya. Kekeliruan
tentang pernyataan tempat sembahyang tidak ada hubungannya dengan niat shalat
baik secara garis besarnya maupun secara terperinci.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo8; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Seseorang
bersembahyang dengan menyatakan pada niatnya sembahyang pada hari kamis,
padahal hari yang ia sembahyang itu adalah hari jum'at, maka sembahyangnya
tidak batal sama sekali. Sebab menyatakan hari tanggal ia sembahyang tidak
disyari'atkan.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo8; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Seorang imam
yang bersembahyang dengan menyatakan niatnya sebagai imam dari Ahmad, padahal
yang ma'mum di belakangnya adalah Mahmud. Maka sembahyangnya tidak batal.
Sebab imam itu tidak diharuskan menyatakan niatnya tentang siapa orang yang
berma'mum di belakangnya.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span> مقاصد اللفظ على نية اللافظ</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“</i></span><i><span lang="IN">Maksud lafazh itu tergantung pada niat orang yang mengatakannya</span></i><i><span style="mso-ansi-language: EN-US;">”</span><span lang="IN">.</span></i><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="IN">Misalnya :</span></b><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l3 level1 lfo9; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Seorang suami
memanggil istrinya yang bernama Thaliq (orang yang tertalak) atau seorang tuan
pemilik budak memanggil budaknya yang bernama Hurrah (orang yang bebas), maka
jika memanggilnya tersebut diniatkan untuk mentalak istrinya atau memerdekakan
budaknya, tercapailah maksudnya. Tetapi kalau hanya bermaksud untuk memanggil
belaka tidak membawa akibat yang demikian.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l3 level1 lfo9; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Jika
seseorang di tengah-tengah menjalankan sembahyang mengeluarkan ucapan-ucapan
yang berupa ayat Al-Qur'an dan tidak ada maksud lain kecuali membaca Al-Qur'an,
maka yang demikian itu jelas diperbolehkan. Tetapi jika dimaksudkan untuk
memberitahukan atau memerintahkan kepada seseorang, seperti mengucapkan ayat:</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; mso-hansi-font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS";"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span lang="AR-SA">ٱدۡخُلُوهَا بِسَلَٰمٍ ءَامِنِينَ ٤٦ </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“</i></span><i><span lang="IN">Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman</span></i><i><span style="mso-ansi-language: EN-US;">”.</span></i><span lang="IN">(</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Q.S. </span><span lang="IN">al-Hijr : 46)</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Untuk memberikan izin masuk kepada orang yang
sedang mengunjunginya</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">dan kalimat:</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; font-size: 14.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS"; mso-hansi-font-family: "KFGQPC Uthmanic Script HAFS";">يَٰيَحۡيَىٰ خُذِ ٱلۡكِتَٰبَ
بِقُوَّةٖۖ وَءَاتَيۡنَٰهُ ٱلۡحُكۡمَ صَبِيّٗا ١٢ </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;">Artinya: <i>“</i></span><i><span lang="IN">Hai Yahya, ambillah kitab ini dengan sungguh-sunggu</span></i><i><span style="mso-ansi-language: EN-US;">h”</span></i><span style="mso-ansi-language: EN-US;">(Q.S. Maryam: 12)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Dengan maksud memberikan perintah kepada Yahya
untuk mengambil buku yang telah ditunjuk, maka sembahyangnya batal.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l3 level1 lfo9; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Seorang
yang berniat melakukan perbuatan dengan diikuti ucapan <b><i>musyiah</i></b>
(masya Allah), jika dimaksu</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;">d</span><span lang="IN">kannya sebagai menggantungkan niatnya, perbuatan tersebut batal. Tetapi
jika hanya sebagai <b><i>tabarru’</i></b> (mengharapkan berkah) saja,
tidak batal, sebagaimana halnya jika
dimaksudkan secara mutlak.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l3 level1 lfo9; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IN">Seorang suami
menjatuhkan talak kepada isrinya be-rulang-ulang sampai tiga kali dengan tidak
memkai huruf <i>'athaf</i> (kata penghubung) di antara kalimat yang satu
dengan lainnya, maka jika masing-masing kalimat itu dimaksudkan berdiri sendiri
dan sebagai awal kalimat (<i>isti'naf</i>), jatuh talak tiga. Tetapi jika hanya
sebagai penguat saja, hanya jatuh talak satu.</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[1]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Nashr Farid
Muhammad Washil dan Abdul Aziz Muhammad Azzam. Qawa’id Fiqhiyyah. (Jakarta:
Amzah, 2009), 28</span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[2]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Abi ishaq
Ibn Ibrahim Ibn Ali Ibn Yusuf al-Firuz Abadi al-Syirazi. Al-Muhadzdzab fi Fiqh
al-Imam al-Syafi’ie. (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), 22</span><span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[3]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Jaih
Mubarok. <i>Kaidah Fiqh: Sejarah dan Kaidah-Kaidah Asasi</i>. (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2002), 115</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[4]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ibrahim
al-Bajuri, <i>Hasyiyat al-Bajuri. </i>(semarang:Usaha Keluarga, t.th), jil. I,
hlm. 47</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[5]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Al-Jaziry,
Abdurrahman , <i>Al-Fikh ala Madzahib al-Arba’ah</i>, Beirut: tanpa tahun, Ihya
Al-turats Al-Aroby, hal.209</span></div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[6]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Abi Abdallah
muhammad Ibn Isma’il Ibrahim Ibn al-Mughiroh Ibn Berdazabah al-Bukhari
al-Ja’fi. <i>Shahih Bukhari</i>. (Indonesia: Dar al-Ihya al-Kutub
al-‘Arabiyyah, t.th) j. 1. Hal. 2</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[7]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Jalal al-Din
Abdurrahman Ibn Abi Bakar al-Suyuti, <i>al-Ashbah wa an-Nazha’ir. </i>(Beirut:
Dar al-Kitab al-‘Arabi, 1987), 39</span></div>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[8]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Rahmat
Syafi’ie. <i>Ilmu Ushul Fiqih.</i> (Bandung: Pustaka Setia, 2007), 276</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[9]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sayyid Abu
Bakar al-Ahdal al-Yamani asy-Syafi’ie. <i>Faro’id al-Bahiyah fi al-Qowa’id
al-Fiqhiyah, </i>10</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[10]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">J</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">alal al-Din
Abdurrahman Ibn Abi Bakar al-Suyuti.<i>al-Ashbah wa an-Nazha’ir, </i>39</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn11" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref11" name="_ftn11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[11]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sayyid Abu
Bakar al-Ahdal al-Yamani asy-Syafi’ie. <i>Faro’id al-Bahiyah fi al-Qowa’id
al-Fiqhiyah,</i>11</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn12" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref12" name="_ftn12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[12]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sayyid Abu
Bakar al-Ahdal al-Yamani asy-Syafi’ie. <i>Faro’id al-Bahiyah fi al-Qowa’id
al-Fiqhiyah,</i>10</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn13" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref13" name="_ftn13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[13]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Jalal al-Din
Abdurrahman Ibn Abi Bakar al-Suyuti.<i>al-Ashbah wa an-Nazha’ir,</i>39</span><span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn14" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref14" name="_ftn14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[14]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Imam Muslim.
<i>Shahih Muslim. </i>(bandung: Dahlan, t.th), jil. II, hlm. 63</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn15" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref15" name="_ftn15" style="mso-footnote-id: ftn15;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[15]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Jalal al-Din
Abdurrahman Ibn Abi Bakar al-Suyuti.<i>al-Ashbah wa an-Nazha’ir,</i>41</span><span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn16" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref16" name="_ftn16" style="mso-footnote-id: ftn16;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[16]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><i><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ibid</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">, hal. 209</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn17" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref17" name="_ftn17" style="mso-footnote-id: ftn17;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[17]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Nashr Farid
Muhammad Washil dan Abdul Aziz Muhammad Azzam. <i>Qawa’id Fiqhiyyah,</i>18</span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn18" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref18" name="_ftn18" style="mso-footnote-id: ftn18;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[18]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Muhammad
Shidqi Ib Ahmad al-burnu. <i>Al-Wajiz fi Idhah Qawa’id al-Fiqh al-Kulliyat. </i>(Beirut:
Mu’assasah al-Risalah, 1983), 63-64</span></div>
</div>
<div id="ftn19" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref19" name="_ftn19" style="mso-footnote-id: ftn19;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[19]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Sayyid Abu
Bakar al-Ahdal al-Yamani asy-Syafi’ie. <i>Faro’id al-Bahiyah fi al-Qowa’id
al-Fiqhiyah. </i>(Ploso: Mahfudhat Linnasyir, t.th), 11</span><span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn20" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref20" name="_ftn20" style="mso-footnote-id: ftn20;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[20]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><i><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Ibid.</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn21" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref21" name="_ftn21" style="mso-footnote-id: ftn21;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[21]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Zain bin
Ibrahim bin Zain bin Syith. <i>At-Taqrirath as-Sadidah fi al-Masa’il
al-Mufidah.</i> (Surabaya: Dar al-‘Ulum al-Islamiyah, 2006), 83</span><span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
<div id="ftn22" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720#_ftnref22" name="_ftn22" style="mso-footnote-id: ftn22;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin; mso-no-proof: yes;">[22]</span></span></span></span></span></a><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 8.0pt; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Mukhtar
Yahya dan Fatchurrahman. <i>Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Islam.</i> (Bandung:
PT. Al-Ma’arif, 1986), 492-496.</span><span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 9.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-hansi-theme-font: major-latin;"></span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-30160534723835019132015-02-13T09:26:00.002-08:002015-02-13T09:29:31.338-08:00Peristiwa bersejarah pada bulan februari di tanah air dan belahan dunia islam<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKi0rAJWa6kIfGpB3GgJdr49vIQT3yrIgSVd0geAsWOjH8E5HPQRO0QU1SgN-_ZieKwQp1uFx3Vz4FZfrAkWOW6y3Xd5oJgSdIubSNC0PZY6QxtGCo-6JKJx7GU2kAEc8_QA1Caw-7LDE/s1600/url.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKi0rAJWa6kIfGpB3GgJdr49vIQT3yrIgSVd0geAsWOjH8E5HPQRO0QU1SgN-_ZieKwQp1uFx3Vz4FZfrAkWOW6y3Xd5oJgSdIubSNC0PZY6QxtGCo-6JKJx7GU2kAEc8_QA1Caw-7LDE/s1600/url.jpg" height="220" width="400" /></a></div>
<br />
<b><i>Oleh :
@dhezun | Markaz Inspirasi</i></b><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"></span><br />
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Februari ‘kata’nya
adalah bulan yang penuh dengan cinta, ada satu hari di bulan februari seluruh
manusia saling berbagi kasih sayang kepada sesama, yaitu pada tanggal 14
februari. Sayangnya, banyak yang tertipu dengan ungkapan kasih sayang ini,
karena sejatinya hari valentine adalah hari raya para pelaku kemaksiatan, perngkultusan
dan penyembahan pagan, dan hari yang dijadikan alat untuk menghancurkan
peradaban.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam tulisan
ini saya tidak akan membahas tentang hari valentine yang penuh dengan penipuan.
Tapi saya akan mengajak sahabat untuk menapak tilasi peristiwa bersejarah besar
yang terjadi di indonesia dan belahan dunia islam yang lainnya, baik yang
bertepatan dengan tanggal 14 februari atau tanggal sebelum dan setelahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">14 FEBRUARI 1945 SEBAGAI HARI PERINGATAN PEMBELA TANAH AIR</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tanggal
14 Februari 1945, pasukan Peta di Blitar di bawah pimpinan Supriadi melakukan
pemberontakan yang dikenal dengan nama “Pemberontakan Peta Blitar”. Pembela
Tanah Air disingkat PETA adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang dalam
masa pendudukan Jepang di Indonesia. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pembentukan Peta dianggap berawal dari
surat Raden Gatot Mangkupradja kepada Gunseikan (kepala pemerintahan militer
Jepang) pada bulan September 1943 yang antara lain berisi permohonan agar
bangsa Indonesia diperkenankan membantu pemerintahan Jepang di medan perang.
Pemberontakan ini berhasil dipadamkan dengan memanfaatkan pasukan pribumi yang
tak terlibat pemberontakan, baik dari satuan Peta sendiri maupun Heiho.
Pimpinan pasukan pemberontak, Supriadi, hilang dalam peristiwa ini.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sumbangsih
dan peranan tentara PETA dalam masa Perang Kemerdekaan Indonesia sangatlah
besar. Demikian juga peranan mantan Tentara PETA dalam kemerdekaan Indonesia.
Beberapa tokoh yang dulunya tergabung dalam PETA antara lain mantan presiden
Soeharto dan Jendral Besar Soedirman. Mantan Tentara PETA menjadi bagian
penting pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI), mulai dari Badan Keamanan
Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat,
Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga TNI. Untuk mengenang perjuangan Tentara
PETA, pada tanggal 18 Desember 1995 diresmikan monumen PETA yang letaknya di
Bogor, bekas markas besar PETA.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">14 FEBRUARI 1946 TERJADI PERISTIWA MERAH PUTIH DI MANADO</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Peristiwa merah
putih terjadi pada tanggal 14 Februari 1946 dan merupakan gerak militer dari
pasukan KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) kompi VII yang pada saat itu
ada di bawah pimpinan Ch. Taulu. Mmereka kemudian merebut kekuasaan di beberapa
lokasi di Indonesia dengan bantuan rakyat seperti Manado, Tomohon, dan
Minahasa. Dari percobaan perebutan kekuasaan tersebut, ada sekitar 600 orang
pasukan Belanda dan pejabat tinggi mereka yang berhasil ditawan. Pertempuran
ini berakhir pada tanggal 16 Februari dimana mulai bertebaran sebuah selebaran
berisi pernyataan perebutan kekuasaan di seluruh Manado oleh bangsa Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tanggal 14
Februari 1946, jam 01.00 malam. Sejumlah tentara KNIL yang setia kepada Republik
Indonesia di tangsi militer Teling Manado bangun dari tidur, bergerak menuju
lokasi sasaran di dalam tangsi dengan formasi huruf “L”. Mereka melucuti
senjata semua pimpinan militer Belanda di tangsi itu dan memasukkannya ke sel
sebagai tahanan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Peristiwa
itu berlanjut dengan pengibaran sang saka Merah Putih di tangsi yang terkenal
angker karena pasukan yang menempati kompleks milter itu dikenal sebagai
pasukan pemberani andalan Belanda. Para pejuang itu merobek warna biru bendera
Kerajaan Belanda, menyisakan dwi warna Merah Putih dan mengibarkannya di tangsi
itu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kapten Blom,
pemimpin Garnisun Manado ditangkap sekitar pukul 03.00, setelah lebih dulu
menahan Letnan Verwaayen, pimpinan tangsi militer Teling. Siangnya, pasukan
pejuang republik menangkap Komandan KNIL Sulawesi Utara Letkol de Vries dan
Residen Coomans de Ruyter beserta seluruh anggota NICA. Sehari kemudian, para
pejuang menaklukkan kamp tahanan Jepang yang berkekuatan 8.000 serdadu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Peristiwa
ini diberitakan berulang-ulang melalui siaran radio dan telegrafi oleh Dinas
Penghubung Militer di Manado, ditangkap dan diteruskaan oleh kapal perang
Australia SS “Luna” ke Allied Head Quarters di Brisbane. Selanjutnya Radio
Australia menjadikannya sebagai berita utama dan ikut disebar-luaskan oleh
BBC-London dan Radio San Fransisco Amerika Serikat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Warga Sa’sa’ Dibunuh Massal Kelompok Palmach</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">14 Februari
tahun 1938, kelompok teroris Zionis bernama Palmach, menyerang desa Sa’sa’ di
kawasan Palestina pendudukan dan membantai massal penduduk desa itu. Aksi teror
yang berlangsung hingga keesokan harinya itu, menghancurkan 20 rumah warga dan
menewaskan 60 orang, yang sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak.
Kelompok Palmach adalah divisi pembunuh rahasia dari kelompok militan Zionis,
Haganah. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ada tiga
kelompok besar teroris Zionis, yaitu Haganah, Irgun, dan Stern Gang.
Kelompok-kelompok ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Yitzhak Shamir,
Menachem Begin and David Ben-Gurion, orang-orang yang kemudian malah dianggap
pahlawan dan menjadi pejabat tinggi, seperti Perdana Menteri. Kelompok-kelompok
militan ini melancarkan aksi-aksi teroris terhadap rakyat sipil Palestina
dengan harapan bisa menakuti-nakui mereka agar pergi meninggalkan rumah mereka
sehingga bisa diambil alih oleh orang-orang Zionis. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kelompok
Palmach, yang merupakan divisi pembunuh rahasia kelompok Haganah pimpinan
Yitzhak Rabin, selain membunuh massal warga desa Sa’sa’, juga tercatat pernah
membunuh massal desa di Balad Al-Sheikh dan Lydda.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">GUGURNYA INSPIRATOR PERADABAN, HASAN AL BANNA</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hasan Ahmed
Abdel Rahman Muhammed al-Banna atau biasa dikenal dengan sebutan Hassan al-Banna
dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah,
Mesir. Pada usia 12 tahun, Hasan al-Banna telah menghafal al-Qur'an. Ia adalah
seorang mujahid dakwah, peletak dasar-dasar gerakan Islam sekaligus sebagai
pendiri dan pimpinan Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslimin). </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Hasan al Banna segera menyatakan
dukungannya dan mendesak agar mesir segera mengakui indonesia sebagai negara
yang merdeka, kemudian jadilah mesir menjadi salah satu negara yang paling awal
mengakui kemerdekaan indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hasan Al-Banna
dengan jama’ah IM yang didirikannnya memiliki banyak sumbangsih dalam melawan
kolonialisme, kesehatan masyarakat, kebijakan pendidikan, manajemen sumber daya
alam, kesenjangan sosial, nasionalisme Arab, kelemahan dunia Islam di kancah
internasional, dan konflik yang berkembang di Palestina.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada masa
peperangan antara Arab dan Yahudi (sekitar tahun 45-an), beliau memobilisasi
mujahid-mujahid binaannya. Dari seluruh Pasukan Gabungan Arab, hanya ada satu
kelompok yang sangat ditakuti Yahudi, yaitu pasukan sukarela Ikhwan. Mujahidin
sukarela itu terus merangsek maju, sampai akhirnya terjadilah aib besar yang
mencoreng pemerintah Mesir. Amerika Serikat, sobat kental Yahudi mengancam akan
mengebom Mesir jika tidak menarik mujahidin Ikhwanul Muslimin. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tahun
1948-1949, terjadi perang di Palestina di mana Ikhwanul Muslimin turut serta
dalam peperangan. Dalam peperangan tersebut, aktivis organisasi banyak
ditangkap dan dibunuh, hal ini menimbulkan serangan balik yang dilakukan oleh
Ikhwanul Muslimin yakni dengan membunuh Perdana Menteri Mesir saat itu, Mahmoud
sebuah-Nukrashi Pasha. Pembunuhan yang sebelumnya dikecam betul oleh Hasan ini
nyatanya malah mengenai dirinya. Hasan tertembak oleh penembak bayaran bersama
saudara iparnya, Abdul Karim Mansur, di mana saat itu ia tidak mendapatkan
pertolongan dari pihak rumah sakit atas perintah pemerintah sampai Hasan
meninggal. Hasan meninggal pada 12 Februari 1949.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">JATUHNYA BAGHDAD DI TANGAN TENTARA MONGOL</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tentara
Mongol pimpinan Hulagu tiba di luar kota Baghdad pada bulan November 1257.
Hulagu mengirim utusan kepada khalifah Al-Musta'sim agar menyerah, tetapi
khalifah menolak dan memberi peringatan kepada Hulagu bahwa mereka akan
menghadapi murka Allah jika mereka tetap menyerang kekhalifahan yang
dipimpinnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Banyak
catatan sejarah yang menyebutkan bahwa ini adalah kesalahan fatal dari khalifah
karena segera membuat Hulagu marah dan mempunyai alasan untuk membumihanguskan
Baghdad dan membantai warganya padahal khalifah waktu itu masih belum bisa
untuk menyiapkan serangan, merekrut tentara maupun memperkuat benteng di
sekitar Baghdad jadi intinya belum siap menghadapi serbuan bangsa Mongol.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hulagu
segera membagi pasukannya menjadi dua bagian besar untuk menyerbu Baghdad yaitu
dari Barat dan Timur sungai Tigris. Awalnya pasukan muslim berhasil memukul
mundur serbuan dari barat, tetapi mereka berhasil dikalahkan di pertempuran
berikutnya. Serangan bangsa Mongol ini berhasil menyusup ke garis belakang
pasukan muslim dan mereka tanpa ampun membantainya dan sebagian mati tenggelam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tanggal
29 Januari 1258, kota Baghdad mulai dikepung di bawah pimpinan jendral China,
Guo Khan. Pada tanggal 5 Februari, mereka berhasil menguasai benteng di sekitar
Baghdad. Khalifah kemudian berusaha bernegosiasi dengan Hulagu tetapi
ditolaknya. Akhirnya pada tanggal 10 Februari, Baghdad resmi menyerah.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pasukan
Mongol mulai memasuki kota pada tanggal 13, dimana minggu itu merupakan minggu
yang sungguh penuh darah dan jerit tangis warga kota Baghdad. Pembantaian,
penjarahan, pemerkosaan dan pembakaran terjadi di mana-mana. Bangsa Mongol
menjarah dan menghancurkan Masjid, perpustakaan, istana, rumah sakit, dan juga
banyak bangunan bersejarah. Perpustakaan Baghdad (saat itu Baghdad terkenal
sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia) yang penuh dengan buku-buku sejarah,
kedokteran dan astronomi dan lainnya dijarah dan semua bukunya dilempar ke
Sungai Tigris, para saksi mata mengatakan Sungai Tigris berubah warnanya
menjadi hitam dikarenakan saking banyaknya buku yang terendam sehingga tintanya
luntur.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Khalifah
Al-Mus'tasim ditangkap dan disuruh melihat rakyatnya yang sedang disembelih di
jalan-jalan dan hartanya yang dirampas. Kemudian setelah itu khalifah dibunuh
dengan cara dibungkus dengan permadani dan diinjak-injak dengan kuda sampai
mati. Semua anaknya dibunuh kecuali satu yang masih kecil dijadikan budak dan
dibawa ke Mongol.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sejarawan
Islam, Abdullah Wassaf memperkirakan pembantaian warga kota Baghdad mencapai
beberapa ratus ribu orang. Ian Frazier dari majalah The New York Worker memberi
perkiraan sekitar 200 ribu sampai dengan 1 juta orang. Setelah kehancuran ini,
kota Baghdad tidak pernah lagi menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan
dunia.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Namun,
akhirnya Ahmad Teguder (1282-1284) dan Mahmud Ghazan (1295-1304), dan raja-raja
selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan
—sebelumnya beragama Budha— Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap
agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan ke-merdekaannya
kembali.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">TENTARA UNI SOVYET ANGKAT KAKI DARI AFGHANISTAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tanggal 15
Februari 1989, tentara merah Uni Sovyet berhasil diusir oleh para pejuang
Mujahidin Afghanistan. Keberhasilan ini berhasil diraih para pejuang Mujahidin
setelah sekitar 10 tahun melakukan perlawanan terhadap tentara Uni Sovyet yang
bercokol di negaranya. Awalnya, tentara Uni Sovyet menyerbu ke Afghanistan
dengan tujuan untuk mendirikan pemerintahan boneka di negara itu. AS yang
merasa kepentingannya terancam di kawasan Asia selatan memberikan reaksi yang
sangat keras, termasuk di antaranya membantu pembentukan kelompok-kelompok
perjuangan Afghanistan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di sisi
lain, rakyat muslim Afghanistan sendiri memang sangat tidak menyukai kehadiran
Uni Sovyet sehingga mereka terus menerus melakukan perlawanan bergerilya
mengusir tentara uni Sovyet. Kemudian, akhir tahun 80-an, terjadi perubahan
mendasar pada politik luar negeri Uni Sovyet sehingga Moskow tidak lagi banyak
memberikan perhatian terhadap kehadiran tentaranya di Afghanistan. Akhirnya,
pada tahun 1989, Moskow memerintahkan penarikan pasukannya dari seluruh kawasan
Afghanistan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">PEMBUNUHAN DI MAKAM IBRAHIM OLEH ZIONIS</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">25 Februari
1994, seorang warga Israel ekstrim membunuh massal kaum muslim Palestina yang
sedang menunaikan sholat di seputar kompleks makam Nabi Ibrahim di kota
Al-Khalil, Tepi Barat. Sebanyak 29 warga Palestina gugur syahid dan sejumlah
lainnya luka-luka akibat berondongan senjata dari orang Zionis itu. Teror yang
terjadi di bulan Ramadhan itu menimbulkan kemarahan masyarakat Arab dan muslim,
sampai-sampai, pemerintah negara-negara Arab terpaksa mengundurkan jadwal
perundingan damai mereka dengan Tel Aviv. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di Palestina sendiri, sitausi menjadi
memanas dan perlawanan bangsa Palestina semakin meningkat. Untuk meredam
kemarahan warga Palestina, rezim Zionis menangkap pelaku teror itu dan
mengadilinya. Namun pengadilan memutuskan bahwa pelaku teror itu mengalami
gangguan jiwa sehingga dibebaskan dari hukuman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">WAFATNYA SEORANG MUHADDIST TERKENAL, IBNU MAJAH </span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ibnu Majah
dengan nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah
Al Quzwaini . Ia dilahirkan pada tahun 207 Hijriah dan meninggal pada hari
selasa, Tanggal 22 ramadhan 273 h/20 februari 886 M. Beliau adalah penyusun
Kitab Sunan Ibnu Majah, salah satu kitab yang penting dalam rangkaian 6 kitab
hadist (kutubus sittah). Keenam kitab hadist ini merupakan kitab utama dalam
rujukan hadist-hadist nabawi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Imam Ibnu
majah menuntut ilmunya di Qazwin kepada Ali bin Muhammad ath Thonafusi, dia
adalah seorang yang tsiqoh, berwibawa dan banyak meriwayatkan hadits. Ath
Thonafusi meninggal pada tahun 233 H, ketika itu Ibnu Majah berumur sekitar 24
tahun. Setelah itu Ibnu Majah berkelana pada Negara-negara sekitar untuk
memperbanyak dan memperdalam ilmu hadits seperti , Khurosan, Naisabur ,ar Ray,
Iraq, Baghdad, Kufah, Wasith ,Bashroh, Hijaz, Makkah , Madinah, Syam, Damasqus
, Himsh, Mesir dan lain-lain.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Abu Ya’la
Al-Kahlily Al-Qazwîny berkata : “Imam Ibnu Majah adalah seorang kepercayaan
yang besar, yang disepakati tentang kejujurannya, dan dapat dijadikan
argumentasi pendapat-pendapatnya, ia mempunyai pengetahuan luas dan banyak
menghafal hadits”.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sanjungan
yang senada banyak juga yang menyampaikannya pada beliau, seperti Abu Zar’ah Ar-Râzî dan Zahaby dalam bukunya “Tazkiratu Al-Huffâdz” mengilustrasikannya
sebagai ahli hadits besar dan mufassir, pengarang kitab Sunan dan tafsir, serta
ahli hadits kenamaan negerinya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seorang
mufassir dan kritikus hadits besar yang bernama Ibnu Kasir dalam karyanya
“Al-Bidâyah” mengatakan : “Muhammad bin Yazid (Ibnu Majah) adalah pengarang
kitab Sunan yang masyhur. Kitabnya itu bukti atas ilmu dan amalnya, keluasan
pengetahuan dan pandangannya, serta kredibilitas dan loyalitasnya terhadap
hadits dan ushûl serta furû’.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Imam Ibnu
Majah mempunyai banyak karya tulis, di antaranya:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1. Kitab
As-Sunan, yang merupakan salah satu Kutubus Sittah (Enam Kitab Hadits yang
Pokok).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2. Kitab
Tafsir Al-Qur’an, sebuah kitab tafsir yang besar manfatnya seperti diterangkan
Ibn Kasir.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3. Kitab
Tarikh, berisi sejarah sejak masa sahabat sampai masa Ibn Majah.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-55040831184319644022015-01-28T05:28:00.000-08:002015-01-28T05:28:32.266-08:00Mungkin Mereka Lupa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQpNTftttgUbOgLcaZSlyf8ZITm_9onRvdWUZDVk44srS_2fn5jPQl17ZJ0Acn82NZ5xS-w7ty3ecezH72xKpXBpFFhnOikOMsb-JCICcRLEq-ImitHpEPQF5N2CfagCoJzVImj7KJ_wI/s1600/Bahagia-di-Jalan-Dakwah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQpNTftttgUbOgLcaZSlyf8ZITm_9onRvdWUZDVk44srS_2fn5jPQl17ZJ0Acn82NZ5xS-w7ty3ecezH72xKpXBpFFhnOikOMsb-JCICcRLEq-ImitHpEPQF5N2CfagCoJzVImj7KJ_wI/s1600/Bahagia-di-Jalan-Dakwah.jpg" height="240" width="400" /></a></div>
Banyak Aktifis yang menapaki terjalnya pegunungan untuk menguji mental pejuang dan mencari ketenangan alam.<br />
<br />
<div class="text_exposed_show">
Sepertinya mereka lupa...<br /> Pejuang sejati tak hidup untuk dirinya sendiri.<br /> Pejuang sejati tak hidup untuk mengejar egonya sendiri.<br /> Pejuang sejati tak hidup untuk mendapatkan kesenangannya sendiri.<br /> Pejuang sejati takkan tenang menapaki terjalnya pegunungan di saat Umat di bawah sedang kritis membutuhkan pertolongan.<br /> Nafasnya adalah Penyegar dari gersangnya penderitaan.<br /> Tangannya membimbing dalam jalan kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.<br /> Langkah Kakinya tegar memberikan bantuan dan pertolongan.<br /> Bahunya menjadi tempat bersandar untuk mereka yang berada dalam kelemahan dan kesulitan.<br />
<br />
Mungkin mereka juga lupa...<br /> bahwa ketenangan itu ada ketika mereka dekat dengan Allah..<br /> ketenangan ada ketika mereka berjama'ah dan beri'tikaf di masjid..<br /> ketenangan di dapat ketika mereka khusyuk beribadah di waktu-waktu shalat,<br /> ketenangan ada ketika mereka bermunajat dengan tetesan air mata di sepertiga malam..<br /> ketenangan ada ketika lisan selalu berzikir menyebut nama-Nya..<br /> ketenangan ada ketika al qur'an mereka baca dengan tartil kemudian mentadaburi yang terkandung di dalamnya..<br />
<br />
Ya... Mungkin Mereka Lupa...<br />
<br />
Note :<br /> - Pegunungan disini adalah sebuah metafora untuk obsesi dan ego manusia terhadap dunia dan kesenangan-kesenangan di dalamnya.<br />
<br />
@dhezun | Markaz Insprasi</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-25846511921366797062015-01-18T20:52:00.000-08:002015-01-18T21:01:13.860-08:00Sukses Berkomunikasi<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF6iXA6W1nQk4y-paWeXXYnCvIDcmPW-XJe0T0ZBlG1YybE1KJGtr-Dcn8jSYLUWMgNg7D60THi1I-b_hukYygLe7IS8Xo5-iSzafgPm62w_nLtNxv-UW8FqJnwlvL35IkXiS5ptsY054/s1600/1508617_917137281629707_3804301236089924477_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF6iXA6W1nQk4y-paWeXXYnCvIDcmPW-XJe0T0ZBlG1YybE1KJGtr-Dcn8jSYLUWMgNg7D60THi1I-b_hukYygLe7IS8Xo5-iSzafgPm62w_nLtNxv-UW8FqJnwlvL35IkXiS5ptsY054/s1600/1508617_917137281629707_3804301236089924477_n.jpg" height="400" width="400" /></a></div>
<br />
Menurut salah satu penelitian di Amerika,Sekitar 85% kesuksesan hidup Seseorang Dipengaruhi langsung oleh kemampuan komunikasi yang efektif. Ketika kita mampu berkomunikasi dengan baik, maka kita akan mendapatkan perhatian orang yang mendengarkan kita, mereka akan mendengarkan kita dengan antusias dan seksama. Kemudian, pendengar akan tumbuh rasa percaya terhadap kita karena merasa yakin bahwa kita adalah yang tepat dan menguasai apa yang kita bicarakan, selanjutnya akan terjalin hubungan yang baik dengan kita. kepercayaan dan hubungan yang baik itulah yang akan mengantarkan kita kepada kesuksesan-kesuksesan kita.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqLCIeqOK4z9Ku4q9Q9wmvAdKswrqSkRP4MkqnwXFtk2eEUvdNrBO4KOWWeFmdZ_Snr_EppspwZtacRGKnLeDZr_7Pds6exNswNH0Z2Y0Q-xjrF_KxzKmkNaRhwfTDENQddSudsVg9JXQ/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqLCIeqOK4z9Ku4q9Q9wmvAdKswrqSkRP4MkqnwXFtk2eEUvdNrBO4KOWWeFmdZ_Snr_EppspwZtacRGKnLeDZr_7Pds6exNswNH0Z2Y0Q-xjrF_KxzKmkNaRhwfTDENQddSudsVg9JXQ/s1600/Picture1.png" height="200" width="400" /></a></div>
Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, ada enam hal yang harus kita miliki dan kita kuasai ketika berbicara dengan orang lain, yaitu :<br />
<b><br /></b>
<b>Pertama, Respect</b>.<span class="text_exposed_show"><br />
Ketika berbicara kita harus menghormati secara layak orang yang kita
ajak bicara, tidak merendahkan dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan
orang yang kita ajak bicara. Tunjukan antusias dan kebahagian bisa bertemu dan berkomunikasi dengan mereka. Sanjung dan buat mereka merasa dihargai keberadaannya. Sebagai contoh, "Assalamu'alaikum, gimana nih kabar bro? wah kangen nih ane ama ente. Makin ganteng aja nih dari hari ke hari", contoh lain ketika berbicara di depan umum "Alhamdulillah, Kebahagiaan itu banyak sebabnya, dan kebahagiaan luar biasa yang sedang saya rasakan saat ini adalah ketika saat ini saya dapat berjumpa dengan orang-orang sukses dan luar biasa, yaitu Anda semua".</span><br />
<span class="text_exposed_show"></span><br />
<div class="text_exposed_show">
<b><br /></b>
<b>Kedua, Empathy.</b><br />
Kita menempatkan diri, perasaan dan fikiran sebagaimana yang dirasakan
orang yang kita ajak bicara. Ketika sedang berduka, tempatkan diri kita
bila berada di posisi mereka. Jika bahagia, kita pun sebisa mungkin ikut
berbahagia meski hati sedang berduka.<br />
<br />
<b>Ketiga, Audible.</b><br />
Allah
menciptakan dua telinga dan satu mulut bkn tanpa hikmah, diantara
hikmahnya adalah agar kita banyak mendengarkan daripada banyak bicara.
Karena fitrahnya manusia itu senang berkeluh kesah, dan ingin orang lain
mendengarkan keluh kesahnya itu. Bukan pura pura mendengar, masuk
kuping kanan keluar kuping kiri. Tapi mendengar dengan seksama, dengan
menghadirkan fikiran, emosi, respct dan empathy.<br />
<b><br /></b>
<b>Keempat, Clearly.</b><br />
Ketika kita bicara harus jelas intonasi, artikulasi, dan ekspresinya.
Diatur pace dan speednya agar enak didengarnya. Kuatkan pesan dengan
komunikasi non verbal karena efektifitasnya jauh lebih kuat daripada
hanya komunikasi hanya mengandalkan verbal. Buat sejelas dan sejernih
mungkin pesan yang kita sampaikan.<br />
<br />
<b>Kelima, Humble.</b><br />
Jika poin
pertama sampai ketiga kita telah mendapatkan hatinya, poin keempat kita
mendapatkan perhatiannya, poin kelima adalah upaya kita mendapatkan
kenyamanannya. Sikap rendah hati adalah sikap yang disenangi siapapun
yang kita ajak bicara. Orang akan menghormati kita tanpa kita tunjukan
siapa kita. Orang akan respect kepada kita tanpa kita tunjukan gelar dan
status sosial kita. Orang juga akan nyaman bercerita tentang dirinya
karena sikap rendah hati kita kepadanya. Semakin kita umbar siapa kita
dan membanggakan prestasi prestasi kita di hadapan orang yang kita ajak
bicara, semakin segan orang untuk mendengarkannya. Kecuali memang
diminta untuk menyampaikan kesuksesannya untuk diambil pelajaran untuk
mereka.<br />
<br />
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><b>Keenam, honesty.</b><br />
Mungkin kita bisa mendapatkan poin
satu sampai lima, tapi jika poin terakhir ini tidak kita penuhi, maka
akan sia sia lah semuanya. Inti kesuksesan dari komunikasi adalah
mendapatkan kepercayaan dari orang yang kita ajak bicara. Tanpa adanya
kejujuran takkan pernah terbangun kepercayaan, meski sebaik apapun kita
berkomunikasi. Bahkan komunikasi yang sudah lama kita bangun sekalipun,
akan mudah rontok bila tanpa diselimuti dengan kejujuran. Kejujuran
adalah harga mati untuk mereka yang ingin mendapatkan kesuksesan di
dunia dan akhirat.<br />
<br />
Semoga bermanfaat.<br />
<br />
@dhezun | markaz inspirasi</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-71464583909474894822015-01-18T20:34:00.001-08:002015-01-18T21:07:49.189-08:00Panggilan Cinta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpii3Ewjgt9fBdJh1beXlf9WpV5uQwM4l6qaPzppKMXndLnGuKY5SJ1_RZFDksFvH5wd503pKbXJfJrG1sl0rddiwyo3EX6ca3rsbPvuQHpeAzL-XFBbSLdQWwMZki7k2Tmdg9h9D6XCM/s1600/Keinginan+Allah+dan+hamba.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpii3Ewjgt9fBdJh1beXlf9WpV5uQwM4l6qaPzppKMXndLnGuKY5SJ1_RZFDksFvH5wd503pKbXJfJrG1sl0rddiwyo3EX6ca3rsbPvuQHpeAzL-XFBbSLdQWwMZki7k2Tmdg9h9D6XCM/s1600/Keinginan+Allah+dan+hamba.jpg" height="400" width="400" /></a></div>
<br />
Senang sekali mendengar salah satu kawan saya akan menikah. Iri campur syukur mendapat kabar membahagiakan itu.<br />
Tentu yang dirasakan kawan saya itu jauh lebih dahsyat kebahagiaannya
dengan kebahagiaan yang saya rasakan. Setelah sekian tahun menanti
akhirnya Allah pertemukan ia dengan jodohnya. <br />
<br />
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3549136194504576720" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a>Tentu tak mudah baginya, perlu perjuangan untuk mewujudkannya. Banyak
syarat yang harus dituntaskannya terlebih dahulu untuk mendapatkannya.
Tapi beratnya perjuangan dan ketatnya syarat tak lantas membuatnya
mundur dan berputus asa. <br />
<br />
Cinta tak cukup dirasa dan dikata, harus ada sikap nyata untuk menyatakannya.<br />
<br />
Wanita memberikan syarat bukan karena benci dan enggan bersamanya. Tapi
sebagai bukti rasa cinta kepada calon pendampingnya. Ingin
pendampingnya dalam keadaan terbaik ketika berdampingan dengannya.<br />
<br />
Iman pun seperti itu, tak cukup dirasa dan dikata, harus dinyatakan
dalam perbuatan fisik yang nyata. Allah memberikan perintah dan larangan
kepada manusia bukan karena benci dan murka kepada hambanya, tapi
karena Allah cinta kepada hambanya dan ingin hambanya bertemu denganNya
dalam keadaan kembali kepada fitrahnya.<br />
<br />
Keinginan Allah bertemu
hambanya jauh lebih besar dibandingkan keinginan hamba bertemu
denganNya. Keinginan Allah memasukan hambanya ke surga jauh lebih besar
daripada keinginan hambanya untuk masuk ke surga.<br />
<br />
Seperti syarat
dan ketentuan seorang laki laki yang ingin menikahi wanita yang dialami
kawan saya. Untuk menjemput cinta Allah yang menanti hambaNya,juga
diperlukan perjuangan untuk menjemputnya, ada syarat yang harus kita
penuhi sebelumnya. Yaitu dengan keimanan dan ketaatan yang sebenar
benarnya kepada Allah ta'ala.<br />
Wallahu a'lamAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-40360260903209104452015-01-18T20:28:00.001-08:002015-01-18T20:28:40.788-08:00Mengobati Filler Words<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSCfsZrr-MyLJXvkwjsI-0p_Mza1YoMRQVxABITOmJFRl3rDDwIUoMciExSCvemc_zJd9rFlhbFTR1clgjLneMfFQKgYQgzUUb_aCcxLCK-Yh0FecWlbscVJc27nRfGmG2vzaPvhkgAcg/s1600/164a4af.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSCfsZrr-MyLJXvkwjsI-0p_Mza1YoMRQVxABITOmJFRl3rDDwIUoMciExSCvemc_zJd9rFlhbFTR1clgjLneMfFQKgYQgzUUb_aCcxLCK-Yh0FecWlbscVJc27nRfGmG2vzaPvhkgAcg/s1600/164a4af.jpg" height="258" width="400" /></a></div>
<br />
Pernah dengar filler words dr seseorang yg bicara di muka umum?
seperti kata "mmm","eee","eeeeng" dan sejenisnya? hr ini sy denger
filler words "iya kan" sebanyak 160 kali dr seorang trainer. <a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/weww?source=feed_text&story_id=923685184308250"><span class="_58cl">#</span><span class="_58cm">weww</span></a><br />
<br />
Biasanya filler words ini terjadi karena tiga hal, pertama sudah menjadi kebiasaan, tidak menguasai materi, dan grogi.<br />
<div class="text_exposed_show">
<br />
Setidaknya saya punya 3 tips untuk mengatasi ini, kalau dipraktikan dengan baik, insya Allah akan mengobatinya.<br />
<br />
<i><b>Pertama, dengan menggunakan jeda.</b></i><br />
Diantara teknik bicara di muka umum adalah penggunaan jeda ya g tepat,
sehingga makna antar kata dan kalimat lebih mudah dipahami dan lebih
berwarna didengarnya. Jadikan jeda ini untuk meminimalisir filler words,
ketika akan mengalami filler words, buatlah jeda di dalamnya, maksimal 3
detik sambil memikirkan kata apa yang akan diucapkan berikutnya. Contoh
: Saya (eee), ade zuniarsa putra (eee), dari Condet. Jadi --> Saya
(jeda), Ade zuniarsa putra (jeda), dari condet<br />
<br />
<i><b>Kedua, dengan memperpanjang kata sambung.</b></i><br />
Sepertinya malah menambah sulit, tapi sebenarnya jika dipraktikan akan
sangat menyenangkan dan benar-benar akan membantu mengatasi filler
words. Dengan memperpanjang kata sambung seperti "dan", "tetapi",
"atau", "padahal", dan lainnya akan sangat membantu kita mengingat kata
dan memikirkan kata selanjutnya yang akan dibicarakan. Contoh : katanya
Indonesia adalah negara yang kaya raya (eee), tapi penduduknya banyak
yang berada di bawah garis kemiskinan (eeee), padahal sumber daya
alamnya melimpah (eee), dan sumber daya manusianya cerdas cerdas. Jadi
--> katanya Indonesia adalah negara yang kaya raya, (taaaaapiiiiii)
penduduknya banyak yang berada di bawah garis kemiskinan,(paadahaaaaal)
sumber daya alamnya melimpah (daaaaan) sumber daya manusianya cerdas
cerdas.<br />
<br />
<i><b>Ketiga, dengan mengulang kata</b></i><br /> Selain digunakan untuk
penegasan dan agar mudah diingat suatu kata atau kalimat, pengulangan
kata dan kalimat juga dapat mengatasi penyakit filler words jika tepat
digunakannya. Dengan mengulang-ulang kata kita akan memiliki waktu untuk
mrngingat dan mempersiapkan kata yang akan kita ucapkan selanjutnya.
Contoh : rukun iman itu ada enam, rukun pertama adalah iman kepada
Allah, kedua adalah beriman kepada malaikat, (eee) ketiga kepada kitab,
keempat kepada rasul, kelima kepada hari kiamat, (eeee) keenam kepada
takdir baik dan buruk. Jadi --> rukun iman itu ada enam, rukun
pertama adalah iman kepada Allah, kedua adalah beriman kepada malaikat,
(setelah pertama beriman kepada Allah dan kedua kepada malaikatnya)
ketiga adalah kepada kitab, keempat kepada rasul, kelima kepada hari
kiamat, (kepada Allah, malaikat, kitab, nabi dan rasul) terakhir yang
keenam adalah beriman kepada takdir baik dan buruk.<br />
<br />
Selain ketiga
obat ampuh di atas, upaya lain untuk mengatasi filler words adalah
dengan meningkatkan rasa percaya diri dan mempersiapkan penampilan
dengan sangat baik. Ssmoga membantu dan dapat bermanfaat.<br />
@dhezun | Markaz Inspirasi</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-76065828151355328842015-01-18T20:24:00.000-08:002015-01-18T20:24:09.003-08:00Jalan Dakwah (Oleh Dhezun)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioaslaWC6K02BFtmBNTaGT0-G7GexJaMz6G6ETFBV1swicNLt_xrLzkhFt9b4E0omTljWYihhAKm6TopsHEBDemQMfc7pHCmP4eOOog30H1BhZzNFzMg1XSVg5lpT-SpxAEOS0zXQ7rH8/s1600/Quote+Tergantikan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioaslaWC6K02BFtmBNTaGT0-G7GexJaMz6G6ETFBV1swicNLt_xrLzkhFt9b4E0omTljWYihhAKm6TopsHEBDemQMfc7pHCmP4eOOog30H1BhZzNFzMg1XSVg5lpT-SpxAEOS0zXQ7rH8/s1600/Quote+Tergantikan.jpg" height="400" width="300" /></a></div>
<br />
Dakwah,<br /> Satu kata dengan sejuta rasa dan makna<span class="text_exposed_show"><br /> Manis, asam, asin, sepat, pahit, semua ada di dalamnya<br /> Bahagia, Sedih, Canda, Tangis, dan tawa menghiasi perjalanannya<br /> Mengukuhkan ukhuwah bagi mereka perindu surga</span><br />
<div class="text_exposed_show">
<br />
Cinta,<br /> Begitulah dakwah di hati pejuang sejati<br /> Hatinya selalu merindu untuk turun menapaki<br /> Lisannya selalu basah mengucap kalimat dakwah nan suci<br /> Hari-harinya disibukan untuk berdakwah kesana kemari<br /> Pengorbanannya totalitas tak kenal henti sampai mati<br />
<br />
Berat,<br /> Inilah hakikat jalan dakwah<br /> Karena jika mudah pasti gunung sanggup menerima amanah-Nya<br /> Hanya manusia luar biasa yang mampu bertahan dalam mengembannya<br /> Sebab itu Allah janjikan surga bagi mereka yang berjuang di dalamnya<br /> Kemudian Allah pertemukan mereka dalam keadaan wajah bercahaya dan berbahagia<br />
<br />
Sahabat,<br /> Jika bukan karena dakwah, <br /> Mungkin kita takkan pernah bersama dalam jama’ah<br /> Tak ada salam dan sapa, apalagi berbagi rasa dan cerita<br /> Takkan pernah ada tawa, canda, suka, duka yang kita lalui bersama<br />
<br />
Bertahanlah, Bersabarlah…<br /> Bila lelah, buatlah kelelahan itu lelah mengikuti<br /> bila letih, paksalah keletihan itu letih menggelayuti<br /> bila futur, siksalah kefuturan itu futur menjangkiti<br /> Teruslah Bergerak, teruslah berlari menapaki jalan ini <br /> sampai jasad menyerah tak sanggup lagi, Lalu mati<br /> Agar kelak, Allah mempertemukan kita kembali di surga abadi</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-14180921137652039572015-01-10T19:36:00.001-08:002015-01-10T19:39:07.408-08:00UJIAN DAN KEMULIAAN (Based on True Story)<div class="_5pbx userContent" data-ft="{"tn":"K"}">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggUgq2gfRccuCrcqdQYfpRmJxgZQi8dSXiTC1sYLNS3w1mH37VZ6gE2RLwQ87zPbc72bGBmcrkYeOjHl1EcIju4mfFuB7h7P-YBt91AvHWq5KvwpCbxluuNMxbK2eoQbi0lc8zR-z3x8s/s1600/quote+masalah.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggUgq2gfRccuCrcqdQYfpRmJxgZQi8dSXiTC1sYLNS3w1mH37VZ6gE2RLwQ87zPbc72bGBmcrkYeOjHl1EcIju4mfFuB7h7P-YBt91AvHWq5KvwpCbxluuNMxbK2eoQbi0lc8zR-z3x8s/s1600/quote+masalah.jpg" height="400" width="400" /></a></div>
<br />
Jumat malam, Ba'da isya, saya kedatangan sahabat saya sewaktu kuliah,
awalnya hanya untuk sebuah keperluan sesaat, tapi ternyata kita hanyut
dalam perbincangan sampai hampir tengah malam.<br />
<br />
Berawal membahas
sedikit keperluannya, lalu ngalor ngidul bernostalgia kisah waktu
kuliah, aktifitas sekarang hingga bercurhat ria. Ya, curhat. Kaget ya kl
laki laki suka curhat juga? Hehe<br />
<br />
"Zun, ane suka iri liat ente
dan teman teman hidup harmonis dengan keluarga. Sedangkan ane antum tau
sendiri seperti anak yang gak dianggap oleh kedua orang tua ane"
kisahnya mengawali.<br />
<br />
"Sejak kecil ane jauh dari kasih sayang orang
tua. Ane banyak menghabiskan waktu saat kecil bersama engkong ane.
Sedangkan kedua orang tua ane, baik bapak atau ibu gak peduli dengan
ane. Bahkan ane sempat bertanya dalam hati sebenarnya ane ini anak
kandung atau anak pungut si? Tak ada kasih sayang dan kehangatan dari
mereka untuk ane.<br />
<br />
Ketika wisuda, disaat ente dan teman-teman
didampingi kedua orang tua masing-masing, ane jalan ke tempat wisuda
naik motor sendirian. Sungguh iri teriris hati ane melhati teman-teman
bersuka cita dan berpoto ria dengan kedua orang tuanya masing-masing.
Sedangkan ane? Hahhh..." Selanya sambil menghela nafas<br />
<br />
"Berharap
mendapatkan ucapan selamat atas kelulusan, ternyata harapan tinggal
harapan. Tak ada sepatah katapun dari mereka atas kelulusan anaknya.
Bahkan piagam-piagam dan prestasi-prestasi yang pernah ane dapatkan pun
tak dihargai sama sekali. Bukannya ucapan selamat yang didapat, ternyata
orang tua malah membuang seluruh prestasi ane itu semua dan menyisakan
perkataan yang menyakitkan hati. Menuh-menuhin ruangan saja katanya.<br />
<br />
Semenjak awal kuliah, ente liat sendiri kan ane jarang aktif dalam
setiap aktifitas kampus? Ane kerja mulai dari penjaga gudang dan naik
terus sampai dapat amanah sebagai bagian katalog yang tugasnya hanya
memantau saja. Ente tau? Disaat itu gak jarang ane jadi gelandangan.
Terkadang tidur di emperan di sekitar kawasan senen bersama orang yang
kurang beruntung lainnya. Bahkan, dimasa itu ane udah siap dan ridho
kalau Allah matiin ane saat itu juga. "Dua kali ane merasa ingin segera
Allah matikan, sudah tak kuat menahan penderitaan ini sendirian. Gaji
ane dan tabungan ane saat itu sampai ane bobok dan sumbangin ke yayasan
agar ane mati dalam keadaan terbaik. Ane gak kuat zun saat itu, sedih
ane kalau ingat masa itu." ketegaran coba ia tunjukan dan pertahankan,
tapi air mata tak terbendung menetes dari matanya yang teduh dan penuh
kehangatan, mengalir deras membasahi pipinya yang putih bersih.<br />
<br />
"Entah, nanti mungkin ketika ane wisuda S2, siapa yang akan datang menemani ane, hehhh..." Tutupnya sambil menghela nafas.<br />
<br />
Ada pepatah bijak mengatakan, takkan terlahir pelaut ulung dari laut
yang tenang dan takkan hadir mutiara indah dari kerang yang tak pernah
merasakan sakit yang amat sangat dari butiran pasir yang masuk ke dalam
tubuhnya. <br />
<br />
Dengan beratnya masalah yang ia hadapi tak membuatnya
berputus asa, tapi ia jadikan motivasi untuk meningkatkan kualitas diri.
Ketakutan ia ubah menjadi sebuah kekuatan. Kebencian ia ubah menjadi
sebuah kasih sayang.<br />
<br />
Pengalaman pahit yang ia dapatkan membuatnya
lebih bijak, sabar dan dewasa dalam menghadapi masalah. Kesedihan hati
ia jadikan kepekaan dalam hatinya untuk lebih peduli kepada orang lain
yang disekitarnya.<br />
<br />
Ketika menerima gaji, makanan, kue dan
lainnya dari hasil rapat dan silaturrahim serta gajinya, tak jarang ia
berbagi kepada orang lain yang lebih membutuhkannya.<br />
<br />
Allah angkat
derajatnya dipandangan manusia, Allah berikan amanah besar yang
orang-orang biasa seusianua tak mendapatkan kesempatan yang amat langka.
Dari seorang sekuriti, kerja di gudang, model katalog, guru, kemudian
Allah amanahkan ia sebagai kepala sekolah internasional yang pusatnya di
singapura yang berada di bilangan jakarta barat. Tidak
tanggung-tanggung, ia memegang amanah sebagai kepala sekolah dari
tingkat SD-SMA. Hebatnya lagi, sahabat saya ini adalah kepala sekolah
termuda sejakarta barat, dengan usia 24 Tahun.<br />
<br />
Mungkin sebagian
kita berpendapat dia memang hebat dan mumpuni serta sudah berpengalaman.
Tidak, itu adalah pengalaman pertamanya sebagai.kepala sekolah.
Jangankan mengurus sekolah, organisasi terakir yang ia ikut saja hanya
rohis waktu di SMA.<br />
<br />
Sebagian lagi mungkin berpendapat ada orang
dalam yang membantunya. Tidak, sekolah itu sangat profesional dan
selektif untuk masalah rekrutmen SDM, apalagi untuk tingkat kepala
sskolah. Saingannya bukan main-main, ia yang hanya lulusan S1 dan sedang
menempuh S2, ia harus berhadapan dengan doktor dari unpad dan UI.<br />
<br />
Tapi, Allah memang luar biasa atas rahasia takdirNya. Malah ia yang
diamanahkan sebagai di posisi itu. Katanya ia sangat memenuhi harapan
dari panitia seleksi meski kualifikasinya masih jauh dibandingkan yang
lainnya. Masya Allah...<br />
<br />
Tak dipungkiri memang banyak hambatan dan
kesulitan ketika menjalaninya. Mulai dari sistem yang harus terus
diperbaiki, hingga partner guru yang meremehkannya dan membencinya.
Masih anak bau kencur katanya.<br />
<br />
Tapi berkat kesabaran dan
pengalaman-pengalaman pahit dan masalah yang berat yang pernah
dialaminya, membuatnya lebih siap dan dewasa menyikapinya. Syukur
Alhamdulillahnya banyak sekali pertolongan Allah yang datang dari arah
yang tak diduga-duga.<br />
<br />
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari
kisah ini, sungguh amat besar rahmat Allah kepada orang-orang yang Allah
anugrahkan masalah dan musibah tapi ia hadapi dengan sabar dan
tawakal.kepada Allah ta'ala.<br />
<br />
Untuk sahabat saya yang tertulis
kisahnya disini, ada satu pesan saya untukmu, "Bro, antum selama ini
sudah banyak mengorbankan kebahagiaan antum untuk orang lain. Sekarang
saatnya antum membahagiaakan diri antum dan juga orang lain yang insya
Allah akan tulus mencintai antum. Ditunggu undangannya di bulan juni ya "<br />
<br />
Aamiin... wallahu a'lam<br />
<br />
@dhezun | Markaz Inspirasi</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-12447587953252371562015-01-10T16:11:00.000-08:002015-01-10T16:11:18.531-08:00 MENJAGA SILATURRAHIM<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigoHtd93YC6_lIyw_wOeDt8H7OOeB-JImUQCDJ9FGtwWluvMD4B7F5e4dEERAQZuzgnwQmzEWkfaasjQx1hN7LlDGAaFKKS5Rqm1iBaTY-JprVQ-RTWQHvm1la0Le-35HOjSJzhJZlMuA/s1600/IMG_7213.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigoHtd93YC6_lIyw_wOeDt8H7OOeB-JImUQCDJ9FGtwWluvMD4B7F5e4dEERAQZuzgnwQmzEWkfaasjQx1hN7LlDGAaFKKS5Rqm1iBaTY-JprVQ-RTWQHvm1la0Le-35HOjSJzhJZlMuA/s1600/IMG_7213.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Sungguh mulia rasulullah dengan kesempurnaan akhlaknya. Diantara
akhlaknya yang mempesona adalah kuatnya beliau menjaga tali
silaturrahim. Bahkan dalam banyak hadits kita banyak menemukan anjuran
anjuran rasulullah untuk menjaga erat tali silaturrahim.<br />
<br />
Diantaranya adalah anjuran rasulullah untuk berziarah kepada kerabat
yang jauh atau dekat, menghormati dan peduli terhadap tetangga, anjuran
untuk saling memberi hadiah, dan lainnya.<br />
Bukan tanpa sebab
rasulullah memberikan perhatian yang dalam terhadap silaturrahim, karena
dengan silaturrahim Allah akan memasukan kita ke surga, seperti dalam
hadits berikut,<br />
<br />
"Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku
tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku
dari neraka," maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sungguh dia telah diberi taufik," atau "Sungguh telah diberi hidayah,
apa tadi yang engkau katakan?" Lalu orang itupun mengulangi
perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu
pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung
silaturahmi". Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi,
pastilah dia masuk surga". (Shahih bukhari muslim)<br />
<br />
Selain itu
juga dengan silaturrahim Allah akan membuka secara lapang pintu pintu
rizki kita, Allah akan panjangkan umur kita, dan memudahkan urusan
urusan kita,<br />
<br />
"Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan
dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi".
[Muttafaqun 'alaihi]. <br />
<br />
Tapi, tak jarang kita yang mengaku cinta
kepada rasulullah malah seringkali menyelisihi beliau dalam keseharian.
Anjuran menjaga silaturrahim dg mudah kita tinggalkan, memutuskan
silaturrahim menjadi suatu kelumrahan.<br />
<br />
Contohnya, enggan menegur sapa
dan mengucapkan salam kecuali orang lain melakukan terlebih dahulu
kepadanya. tidak suka dengan seseorang, delete contact. Merasa risih di
facebook lgsg unfriend. Merasa terganggu di group WA lgsg walk out.
Kesal, tak tegur sapa berhari hari bahkan berminggu minggu. Marah, tak
ingin tatap muka selamanya atau sampai orang yang bersalah mengaku salah
dan meminta maaf kepadanya. Berebut warisan akhirnya putus
silaturrahim. Bahkan tak jarang silaturrahim kepada orang tua yang
melahirkan kita mudah sekali diabaikan, jarang menengok orang tua karena
sibuk dengan pekerjaan, jarang bertanya kabar mereka karena sibuk
mengurus anak dan istri/suami, jarang memberikan hadiah karena uang
habis untuk kebutuhan keluarga, kita hidup bahagia tapi orang tua hidup
dalam kesendirian dan minim pengurusan. Astaghfirullah...<br />
<br />
Padahal
tidak boleh bagi seorang muslim memutuskan tali silaturrahim, kecuali
dalam dua hal, dalam bermaksiat kepada Allah dan kepada manusia. Allah
memperingatkan kita yang memutuskan silaturrahim dengan ancaman yang
keras, yaitu diputuskannya hubungannya dengan Allah dan ditutupnya pintu
surga bagi pelakunya.<br />
<br />
"Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia
berkata: "Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya.
Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan
dengannya". (Muttafaqun 'alaihi).<br />
<br />
"Tidaklah masuk surga orang yang suka memutus, ( memutus tali silaturahmi)". (Mutafaqun 'alaihi).<br />
<br />
Astaghfirullah... Ya Allah, ampunilah kami apabila kami pernah khilaf
dan memutuskan silaturrahim kepada saudara saudara kami, ampunilah kamj
apabila ada sikap dan lisan kami yang menjadi sebab terputusnya
silaturrahim, ampunilah kesalahan kami, dan ampunilah seluruh kesalahan
dan kekhilafaan saudara saudara kami kepada kami, baik yang secara
disengaja ataupun tidak. Matikanlah kami dalam keadaan beriman kepadaMu
dan menjaga silaturrahim kepada saudara-saudara kami... aamiin...<br />
<br />
@dhezun | Markaz InspirasiAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-23627116322379113792014-12-12T00:36:00.001-08:002014-12-12T00:44:57.368-08:00SUKSES MENJADI ORANG TUA HEBAT UNTUK ANAK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5YkVbRsE9RHJUbWbngYtYXsB13Lg6EMCSvUWeCTI20fXv8Fct67uqQcMSZQP1kh228gbQlNc4PWEBDbTxmktBt18cvxrJ4A9wn_gpPLNFX9f8aAi6BCNww6qn6V8J1BqswHVLsPysfxU/s1600/7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5YkVbRsE9RHJUbWbngYtYXsB13Lg6EMCSvUWeCTI20fXv8Fct67uqQcMSZQP1kh228gbQlNc4PWEBDbTxmktBt18cvxrJ4A9wn_gpPLNFX9f8aAi6BCNww6qn6V8J1BqswHVLsPysfxU/s1600/7.jpg" height="275" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Seringkali kita temukan terjadi konflik antara orang tua dan anak, sebab tidak ada upaya untuk memahami satu sama lain antara orang tua dan anak. Kalaupun ada, tak jarang salah dalam menyikapinya. Dampak jangka panjangnya adalah menjauhnya hubungan antara orang tua dan anak, anak enggan bercerita kepada orang tuanya, dan orang tua juga segan memberikan pengertian kepada anaknya.<br />
<br />
Langkah awal untuk memperbaikinya adalah dengan memperbaiki pola fikir kita tentang peran sebagai orang tua, tipe orang tua dalam mendidik berikut hasilnya serta memahami tipe-tipe anak dan cara mendidiknya. serta <br />
<br />
A. TIPOLOGI ORANG TUA DALAM MENDIDIK, BERIKUT HASILNYA<br />
<br />
1. OTORITER<br />
<br />
- Apabila orang tua merasa paling tahu, maka anak menjadi merasa kurang dan sulit mengaktualisasikan jati diri<br />
- Apabila orang tua merasa berkuasa, maka anak menjadi tidak berdaya dan tidak berprestari<br />
- Apabila orang tua selalu memerintah, maka anak menjadi menurut dan kepedulian yang rendah<br />
- Apabila orang tua selalu menyalahkan dan merasa benar, maka anak menjadi takut salah dan tidak peduli<br />
- Apabila orang tua emosional, maka anak menjadi temperamen dan mendahulukan emosi untuk menyelesaikan masalah<br />
- Apabila orang tua selalu menolong, maka anak menjadi menerima saja dan mudah terpengaruh<br />
<br />
2. MELINDUNGI<br />
<br />
- Apabila orang tua selalu memanjakan, maka anak menjadi tergantung dan sulit berperan dewasa<br />
- Apabila orang tua selalu menenangkan, maka anak menjadi terjamin dan berkuasa<br />
-Apabila orang tua selalu membela, maka anak menjadi berlindung pada orang tua dan tidak tahan banting<br />
<br />
3. MEMBEBASKAN<br />
<br />
- Apabila orang tua sangat percaya pada anak maka anak menjadi menganggap dewasa dan semua kemauan harus dituruti<br />
- Apabila orang tua mengijinkan semua permintaan anak maka anak menjadi tidak terikat sistem dan binal<br />
<br />
4. TAULADAN<br />
<br />
- Apabila orang tua selalu mengarahkan atau menjelaska, maka anak menjadi hormat kepada orang tua dan menjaga nama baik keluarga.<br />
- Apabila orang tua selau berdialog dengan akan, maka anak akan senang berdiskusi dan mudah bersoalisasi<br />
- Apabila orang tua selalu memberi pedoman (mempunyai prinsip), maka akan akan mempunyai kesadaran tujuan hidup dan mempunyai prinsip<br />
- Apabila orang tua mengajak kerjasama anak, maka anak merasa diperlukan dan menjadi dewasa<br />
- Apabila orang tua selalu membimbing, maka anak akan memiliki tempat bertanya dan memiliki akar dalam keluarga<br />
<br />
<br />
B. TIPOLOGI KARAKTER ANAK DAN SOLUSINYA<br />
<br />
1. ACHIEVER<br />
<br />
Anak ini lahir dari motivasi yang sangat tinggi , kebutuhan berpestrasi tidak realistis. <br />
<br />
Cirinya (sebenanrnya tidak muncul) karena anak ini “intovert” , tapi anak ini sulit menerima kekalahan , merasa “paling” , kurang sportif , senang melihat oranglain susah (dan sebaliknya) , tidak suka event* pada perlombaan .<br />
<br />
Solusi : orangtua tidak seharusnya memaksakan anak untuk menjadi “lebih” , tetapi beri dia pengertian dan tetap memberinya motivasi ketika dia “kalah” .Lahir dari tuntutan tidak orang tua yang tidak realistis atau orang tuanya suka membandingkan , dan anak tidak pernah di terima menjadi dirinya sendiri .<br />
<br />
2. DEFENSIF<br />
<br />
Pertahanan dirinya tinggi sekali, apabila sudah punya prinsip itu kuat , klo memerhatikan sesuatu detil sekali ,apabila di beri amanat biasanya memegang amanat dgn baik , tapi biasanya org bilang anak ini “keras kepala”. <br />
<br />
Ciri : Anak seperti ini cnderung suka berbohong mencari kambing hitam terutama dlm kondisi tertekanLahir dari pola asuh tekanan terlalu tinggi , tuntutan untuk disiplin terlalu tinggi tanpa ada penjelasan yg cukup jadi sifatnya orang tua memberikan aturan itu secara doktrin , akhirnya tanpa disadari si anak meniru pola* seperti ini.<br />
<br />
Solusi : harus banyak refreshing , harus banyak komunikasi 2 arah .<br />
<br />
3. ORDINATIF<br />
<br />
Anak ini melakukan sesuatu dengan teratur , tanpa harus di suruh , tapi apabila anak ini di suruh susah , maksudnya ketika anak itu di suruh (meskipun anak itu tau kegiatannya) , anak itu akan tersinggung , anak ini anti suara tinggi . <br />
<br />
Sebab : lahir dari pola asuh lahir dari terlalu banyak perintah/intruksi dengan nada tinggi<br />
<br />
Solusinya : jangan ada kekuasaan, atau akan di kuasai balik .<br />
<br />
4. INTUITIF<br />
<br />
Anak ini peka , jiwa sosial tinggi , gampang merasa iba , tapi sensitif , emosional , cengeng, tidak bisa cuek , gampang mengambil kesimpulan , gampang berubah , mudah untuk memperbaiki diri , tidak bisa mengelola emosinya (reaktif) . <br />
<br />
Sebab : pola asuh embivalen/antagonis , perbedaan presepsi orang tua (maksudnya , ketika sang anak meminta ijin untuk mengikuti suatu kegiatan orang tua berbeda pendapat diantara YA/TIDAK) dan perbedaan presepsi itu di ungkapkan di depan anak mereka.<br />
<br />
Solusi : orang tua harus kompak di depan anak , dan anak di ajarkan utuk asetif ( mengelurkan pendapat , tanpa menyakiti orang lain )<br />
<br />
5. AFILIATIF <br />
<br />
Anak ini senang main , mempunyai banyak teman , anaknya asik namun mudah terpengaruh , anak pada tipe ini bisa di bilang rawan. <br />
<br />
Sebab : kurang perhatian dari orang tuanya .<br />
<br />
Solusi : orang tua harus jadi sahabat .<br />
<br />
6. EXHIBITIONIST <br />
<br />
Anak ini over-PD , overacting , usil , jail , belajar tidak konsentrasi.<br />
<br />
Sebab : krisis pujian , orang tua tidak pernah memberikan reward kepada sang anak , tapi lebih sering memeberikan punishment.<br />
<br />
Solusi : ketika belajar duduknya harus paling depan , orangtua harus memberi reward .<br />
<br />
7. SUCUMTIF<br />
<br />
Kebutuhan anak akan kelekatan lingkungan sangat besar , patuh <br />
<br />
Sebab : pola asuh orangtua menyangsikan/dianggap tidak mampu dalam melakukan suatu pekerjaan<br />
<br />
Solusi : orangtua di harapkan tidak mengaggap remeh (tidak bisa) pada sang anak ketika dia mencoba melakukan sesuatu , harus selalu di support.<br />
<br />
8. NUTURATIF <br />
<br />
Kebutuhan sempurna sangat besar , tidak PD , terawat , plin-plan <br />
<br />
Sebab : terlalu banyak di kritik , minim pujian .<br />
<br />
Solusi : harus di cukupkan pujian<br />
<br />
9. DOMINATIF <br />
<br />
Kebutuhan menguasai terlalu tinggi.<br />
<br />
Sebab : pola asuh orang tua terlalu memanjakan anak<br />
<br />
Solusi : ketegasan tentang tanggung jawab<br />
<br />
10. LOYALIST <br />
<br />
Sangat penurut tapi kalau sudah berada di luar “bagai burung yang lepas dari sangkarnya” , terlalu di sibukan oleh respons orang lain . <br />
<br />
Sebab : lahir dari pola asuh orangtua yang sangat dikdator , dan anak tidak pernah di hadapkan dengan pilihan , tapidi paksakan pada salah satu putusan , tidak ada kata maaf , sangat setia , dan patuh .<br />
<br />
Solusi : orangtua harusnya memberikan sang anak untuk bebas dalam mengatakan apa yang di inginkannya<br />
<br />
11. HETEROSEKSUAL<br />
<br />
Anak ini senang mendapat pengakuan dari lawan jenisnya.<br />
<br />
Sebab : karena kurangnya perhatian dari orang tua yang lawan jenis<br />
<br />
Solusi : seharusnya setiap anak itu paling dekat dengan orangtuanya yang berlawanan jenis , jadikan mereka sebagai tempat curhat<br />
<br />
12. POWER ENERGITIC <br />
<br />
Anak ini slalu merusak , dan jadi biang kerok.<br />
<br />
Sebab : karena energinya yang besar , tapi tidak tersalurkan<br />
<br />
Solusi : orang tua harus memberika fasilits lebih untuk anaknya , untuk menyalurkan bakatnya itu .<br />
<br />
Semoga bermanfaat. Semoga kita dapat menjadi orang tua yang dipenuhi dengan kelembutan, kasih sayang, dan keteladanan untuk anak-anak kita. aamiin<br />
<br />
Markaz InspirasiAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-35566346266038254922014-12-10T19:14:00.000-08:002014-12-10T19:14:33.713-08:00MANAJEMEN WAKTU - SKALA PRIORITAS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9rB-M9yshRJ47r-GjUNBHFBfUybGLDw3BuNFAY0HyvHAvDXmnNnFQF5uhJp2KBwFQu2NWGUK4yrN-P4JbPjCSomU2NbAXQdGMzLAx1qInGzekas_pFjZIoiJT1WuFR5IYA95WjC86d5A/s1600/Manajemen+waktu.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9rB-M9yshRJ47r-GjUNBHFBfUybGLDw3BuNFAY0HyvHAvDXmnNnFQF5uhJp2KBwFQu2NWGUK4yrN-P4JbPjCSomU2NbAXQdGMzLAx1qInGzekas_pFjZIoiJT1WuFR5IYA95WjC86d5A/s1600/Manajemen+waktu.png" height="225" width="400" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">“Sungguh saya telah berjumpa dengan beberapa kaum, mereka lebih bersungguh-sungguh dalam menjaga waktu mereka daripada kesungguhan kalian untuk mendapatkan dinar dan dirham” (Al-Hasan Basri)</span><br style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Waktu tak dap</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">at diulang dan akan terus berputar tanpa henti hingga waktu itu sendiri berakhir dan mati. Jika kita tak dapat mengendalikan waktu kita, maka kita yang akan dikendalikan oleh waktu. Suka atau tidak, begitulah nyatanya.<br /><br />Kita bisa membeli apapun dengan uang kita, tapi tidak untuk waktu. Jika ditunda, tertunda yang lainnya. Jika Terlewat, ikut terlewat yang lainnya. Jika habis, ikut habis semua yang ada di dalamnya.<br /><br />Siapa saja diantara kita yang hari ini sama dengan hari sebelumnya, MERUGIlah kita. Jika hari malah lebih buruk dari kemarin, CELAKA lah kita. Tapi jika hari ini lebih baik dari kemarin, termasuk orang-orang BERUNTUNG lah kita.<br /><br />Diantara kiat-kiat mengatur waktu, salah satunya adalah dengan pandai menempatkan skala prioritas. Sayangnya, kebanyakan kita kurang apik dalam mengatur skala prioritas. Bukan berdasarkan yang kita butuhkan, tapi hanya berdasarkan apa yang kita inginkan. Celakanya lagi yang benar-benar tidak penting malah kita dahulukan.<br /><br />Islam sebagai agama yang besar dan lengkap sudah mengatur tentang bagaimana mengatur skala prioritas. Misalnya, dalam sebuah kaidah fiqh dikatakan,<br /><br />فإن تزاحَمْ عَدَدُ المَصالِح يُقدّمُ الأعلَي مِن المَصالِح<br /><br />Bila sejumlah kemaslahatan berbenturan maka diutamakan yang paling besar maslahatnya.<br /><br />Misal, sering kan kita temukan pengajian yang bablas sampai isya', pasti pernah terlintas di dalam hati kita,<br /><br />"Kok bukannya langsung shalat, malah meneruskan pengajian dan menunda shalat isya? Bukannya shalat di awal waktu itu sunnah?"<br /><br />Betul, shalat di awal waktu itu sunnah. Tapi menuntut ilmu itu kan wajib, pengajian itu juga dalam rangka menuntut ilmu. Jadi ketika yang wajib (Pengajian) bertemu dengan yang sunnah (Shalat di awal waktu), maka yang wajib dahulu yang diselesaikan, yaitu pengajiannya.<br /><br />Sebab itu ulama membagi hukum islam itu menjadi lima tingkatan. Mulai dari yang fardhu (wajib), mandub (sunnah), Jaiz (Mubah, Makruh dan Haram. Jika bertemu yang wajib dengan yang sunnah, maka dahulukan yang wajib. Jika bertemu yang sunnah dengan yang mubah, maka dahulukan yang sunnah. Apalagi jika bertemu yang sunnah dan yang haram, tentu yang sunnah harus diutamakan dan yang haram kudu ditinggalkan.<br /><br />Sehingga dapat dibuat kesimpulan tingkatan skala prioritas seperti pada gambar :<br /><br />Pertama, dahulukan yang benar-benar penting dan mendesak.<br /><br />Kedua, pilih yang mendesak, walau tidak terlalu penting. Tidak terlalu penting disini bukan berarti tidak penting. tapi ada kepentingan yang tingkatnya berbeda. seperti contoh antara shalat di awal waktu dan pengajian di atas.<br /><br />Ketiga, setelah yang mendesak sudah selesai semua, lalu kerjakan yang penting berikutnya.<br /><br />Keempat, barulah kita isi waktu kita dengan hal yang tidak terlalu mendesak dan tidak terlalu penting untuk kita.<br /><br />Contoh untuk yang benar-benar mendesak dan sangat penting. Memilih makan siang dahulu atau shalat dahulu. Makan memang penting, tapi tidak mendesak, karena bisa ditahan. Tapi shalat di awal waktu itu gak bisa ditunda, dan harus dikerjakan berjama'ah untuk yang laki-laki. Jadi dahulukan shalat berjama'ah di awal waktu, baru kemudian makan siang setelahnya.<br /><br />Contoh lain yang mendesak tapi tidak terlalu penting. Misalnya, antara berbuka di awal waktu dengan shalat di awal waktu. keduanya penting, dan sama-sama sunnah. Tapi berbuka di awal waktu lebih didahulukan, baru kemudian shalat di awal waktu.<br /><br />Jadi, dahulukan yang benar-benar mendesak dan sangat penting untuk kita. Awalnya mungkin sulit, karena tak biasa. Biasakanlah, maka akan menjadi mudah dan terbiasa.<br /><br />Sederhana bukan? Semoga bermanfaat. Selamat mencoba.<br /><br />Salam inspirator peradaban.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-79232763372583173132014-12-10T08:09:00.000-08:002014-12-10T08:09:12.418-08:00Kekufuran Istri kepada Suami<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJP1QgvLeztru76I8qGqzqpUuaNiIf6W1k7jGXiNj2CY0UIx9eW4csbijZQHzw8-0V0leAr_21Rk28F39gCdWG1Lta2M-uIs5XFVCo2oEVrgLwuDCXqFNoFkD2WIFN7nStPA3slrEZYWA/s1600/suami-istri-500x330.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJP1QgvLeztru76I8qGqzqpUuaNiIf6W1k7jGXiNj2CY0UIx9eW4csbijZQHzw8-0V0leAr_21Rk28F39gCdWG1Lta2M-uIs5XFVCo2oEVrgLwuDCXqFNoFkD2WIFN7nStPA3slrEZYWA/s1600/suami-istri-500x330.jpg" height="263" width="400" /></a></div>
<span style="line-height: 19.3199996948242px;"><br /></span>
<span style="line-height: 19.3199996948242px;"><br /></span>
<span style="line-height: 19.3199996948242px;">Suatu kisah terjadi dialog antar dua insan yang saling mencinta. Pasangan muda yang baru saja menikah beberapa bulan ini sedang membicarakan seputar rumah tangga mereka.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px;">
<span style="line-height: 19.3199996948242px;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px;">
<span style="line-height: 19.3199996948242px;">Istri: Bang, Kemarin Pas pengajian, teman pengajianku cerita. Suaminya pengertian sekali kepadanya, setiap kerja diantar dan pulangnya dijemput oleh suaminya, disaat sedih suaminya menghiburnya, disaat lelah suaminya membantunya, disaat putus asa suaminya menguatkannya. beberapa hari yang l</span><span class="text_exposed_show" style="display: inline; line-height: 19.3199996948242px;">alu bahkan memberikan surprise kepada istrinya berupa bunga yang cantik sekali. Romantis ya bang, coba deh abang belajar dari suaminya teman pengajianku itu, biar abang bisa seperti suaminya temanku itu hehehe</span></div>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">
<div style="margin-bottom: 6px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 6px;">
Suami: Astaghfirullah... Istighfarlah kamu dik, di satu sisi aku bahagia kamu Menasihatiku untuk menjadi suami yang baik untukmu. Tapi di satu sisi lagi, aku khawatir karena ucapanmu itu akan menjadi sebab Allah memasukanmu ke neraka.</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
""Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita. Karena mereka sering mengingkari"". Ditanyakan: ""Apakah mereka mengingkari Allah?"" Beliau bersabda: ""Mereka mengingkari pemberian suami, mengingkari kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik terhadap seseorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja kejelekan darimu maka dia akan berkata: 'aku belum pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu"". " (Shahih bukhari no 28)</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sang istri pun beristighfar menyesali perbuatannya, kemudian mencium tangan suaminya dengan air mata yang mengalir deras dari kelopak matanya.</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Istri : Maafkan aku yang durhaka ini ya bang... aku menyesal. Aku janji apapun yang datang dari abang pasti akan selalu kusyukuri sepenuh hati dan tidak akan pernah sekalipun llagi terlintas untuk mengkufuri dan mendurhakainya.</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Suami : Angkat kepalamu dik (diangkat dan diusap kepala istrinya), kamu sudah menjadi istri yang baik kok selama ini untuk abang. Maafkan abang yang belum dapat membahagiakanmu dengan maksimal. Abang berjanji akan terus mencintaimu dan membahagiakanmu sampai mati.</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Berakhir dengan tatapan dan senyuman kasih sayang diantara sepasang kekasih yang saling mengikat janji</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
oleh: @dhezun | Markaz Inspirasi</div>
</div>
@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-68757258035547542912014-11-28T14:26:00.000-08:002014-12-10T08:10:47.337-08:00Batas sebuah Keta’atan (Belajar keta’atan dari seekor singa)<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi610kyafUyumKbBuoPV_Yhh0L9Yk_0B7a2LegvOm-2IN61QhKfC30Rkz_JYbV6adjUbby3IWTTrsIbcWmWbqf72fJYljwIAhEAEO73NKowC3bAZjR24ibQdm7WFNXrGTvUVlalLJzPXfc/s1600/wallpaper+gambar+singa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi610kyafUyumKbBuoPV_Yhh0L9Yk_0B7a2LegvOm-2IN61QhKfC30Rkz_JYbV6adjUbby3IWTTrsIbcWmWbqf72fJYljwIAhEAEO73NKowC3bAZjR24ibQdm7WFNXrGTvUVlalLJzPXfc/s1600/wallpaper+gambar+singa.jpg" height="300" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Di sebuah padang pasir di kawasan afrika, hidup satu kawanan
singa yang dipimpin oleh seekor singa jantan dewasa yang gagah perkasa, yang
mempimpin lima belas ekor singa betina, dan 10 ekor singa yang masih belia
dengan usia dua sampai empat tahun setelah kelahirannya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Setiap sore biasanya kawanan singa berburu mangsa secara
berkelompok di daerah kekuasaanya yang mencapai 400 Km<sup>2</sup>. Meski singa
jantan adalah pemimpinnya, sangat jarang singa jantan ikut serta dalam
perburuan kelompoknya, hanya singa-singa betina yang biasanya turun untuk
berburu mangsa. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saat singa-singa betina berburu mangsa, singa jantan lebih
banyak menghabiskan waktunya menjaga daerah kekuasaannya dari singa jantan dari
kawanan sebelah yang mencoba merebut daerah kekuasaannya. Tugas lain yang juga menjadi
tanggung jawabnya adalah mendidik singa-singa jantan muda yang lainnya agar
kelak dapat menjadi singa jantan yang hebat dan bertanggung jawab. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bukan karena singa jantan takut dan tak memiliki keahlian.
Tapi fisiknya yang sangat besar, membuatnya mudah terlihat ketika mengintai
mangsa. Selain itu, dari segi kelincahan dan kecepatan, singa jantan jauh lebih
lambat dibandingkan singa betina, singa betina mampu berlari dengan kecepatan
mencapai 81 Km/Jam, sedangkan singa jantan hanya mampu berlari dengan kecepatan
mencapai 58 Km/Jam. Hal itu disebabkan oleh jantung yang dimiliki singa jantan
hanya sebesar 0,41% dari berat tubuhnya, sedangkan singa betina memiliki berat
jantung 0,51% dari berat tubuhnya, sehingga mempengaruhi kecepatan dan
kelincahannya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di suatu sore hari yang cerah dan menyejukkan, singa-singa
betina sedang bersiap untuk melakukan aktifitas rutinnya berburu mangsa. Setelah
singa-singa betina pergi untuk berburu, singa jantan melakukan tugasnya
mendidik singa-singa jantan yang masih muda.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mereka berkumpul membentuk lingkaran di bawah pohon rindang.
Terlihat antusias dan semangat singa-singa jantan muda yang tak sabar mendapatkan
pelajaran yang akan dipelajarinya hari itu.</div>
<div class="MsoNormal">
“wahai singa muda yang gagah perkasa, Hari ini kita akan
belajar tentang arti sebuah keta’atan. Aku akan memberikan pelajaran sejauh
mana batas keta’atan itu harus dilakukan” Jelas singa jantan dewasa memulai
pelajarannya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Sebelum kita memulai pelajarannya, ada dua syarat yang
harus kalian patuhi. Pertama, jangan bertanya tentang alasan kenapa Aku meminta
kalian melakukan sesuatu. Kedua, Lakukan apa yang aku perintahkan secara
totalitas, dengan seluruh daya dan upaya yang kalian miliki, dalam keadaan
senang atau tidak, mudah atau sulit, kalian harus melakukannya.” Syarat dari
singa jantan dewasa.</div>
<div class="MsoNormal">
Pelajaran dimulai.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Diajaknya berkeliling singa-singa jantan muda itu mengitari
daerah kekuasaanya oleh singa jantan dewasa. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Terlihat tiga ekor anak singa yang berusia sekitar tiga
bulan yang berasal kawanan lain memasuki daerah kekuasaan mereka. Sepertinya
mereka terpisah dan tersesat dari kawanannya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Melihat hal itu, singa jantan memberikan pelajaran pertama
kepada singa-singa jantan muda.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Tangkap dan bunuh anak-anak singa itu ! Jangan sisakan
satupun yang hidup diantara mereka” Perintah singa jantan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dewasa.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dengan sigap kesepuluh singa-singa jantan muda berlari
mengejar anak-anak singa yang masuk ke daerah kekuasaan mereka. Ketiga anak
singa yang malang itu lari ketakutan menghindari sekuat tenaga dari kejaran
singa-singa jantan muda. Kalah fisik dan kalah cepat, akhirnya ketiga anak
singa itu dapat ditangkap tanpa perlawanan berarti.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Singa-singa jantan muda bersiap menuntaskan tugas yang
diperintahkan kepada mereka, dicengkram leher ketiga anak singa itu, taring
yang tajam siap menyobek leher dan memutus urat leher ketiga anak singa yang malang
itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Tunggu ! Cukup ! Lepaskan ketiga anak singa itu ! kembalikan
mereka kepada kawanan mereka !” Perintah singa jantan dewasa setengah berteriak.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mendapatkan perintah seperti itu membuat singa-singa muda itu
kebingungan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Wahai guru, bukannya engkau yang menyuruh kami menangkap
dan membunuh mereka? Kenapa tiba-tiba Engkau berubah fikiran untuk melepaskan
mereka bahkan mengembalikan mereka kepada kawanannya?” Tanya salah satu singa
muda mencoba mendapatkan penjelasan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Wahai muridku, sudahkah kau lupa dengan kedua syarat yang
aku sampaikan sebelum kita memulai pelajaran hari ini?” Jawab singa jantan
dewasa.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Teringat akan syarat bahwa tidak boleh ada yang bertanya
tentang apapun yang diperintahkan sang guru, sampai beliau sendiri yang
menjelaskannya, akhirnya singa jantan muda ini meminta maaf dan siap menerima hukumannya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“iya guru… maaf aku melanggar syarat itu… silahkan kau
jatuhkan sanksi kepadaku asal kau mengijinkanku kembali ikut serta dalam
pelajaranmu hari ini” Pinta salah satu singa jantan muda.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Gurunya pun mengizinkannya dengan memberikan hukuman kepada
singa jantan muda untuk mengantarkan seorang diri ketiga anak singa itu ke
kawanannya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sekembalinya salah satu singa jantan muda itu dari mengantar
ketiga anak singa yang tersesat, guru melanjutkan pelajarannya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Perlu kalian ketahui wahai muridku, Setiap kawanan singa
pada umumnya memiliki daerah kekuasaan sekitar 200-400 KM<sup>2</sup>.
Sedangkan kawanan kita memiliki daerah kekuasaan mencapai 400 Km<sup>2</sup>.
Seorang pejantan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keamanan dan
keselamatan kawanan dan kekuasaannya dari singa-singa lain yang mencoba
merebutnya. Untuk itu, seorang singa jantan harus memiliki fisik yang kuat.”
Jelas singa jantan dewasa memulai pelajarannya yang kedua.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Kita akan berlatih fisik sekarang, ikutilah aku
mengelilingi daerah kekuasaan kita, jangan berhenti kecuali aku perintahkan
untuk berhenti, jika aku berjalan kalian ikut berjalan, jika aku berlari maka
kalian harus berlari di belakangku” Perintah singa jantan dewasa.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Singa-singa jantan muda mengikuti tanpa bantahan sedikitpun.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mereka mulai dengan mengitari sambil berjalan seluruh daerah
kekuasaan mereka, tak tampak ada kelelahan berarti setelah mereka mengitari
satu putaran penuh<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>daerah kekuasan
mereka.</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Selanjutnya singa dewasa mempercepat jalannya dua kali lipat
dari sebelumnya. Satu putaran penuh daerah kekuasaan pun ditempuh. Mulai berasa
terengah-engah dengan mulut yang menganga pada mereka.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Diputaran ketiga singa jantan dewasa tiba-tiba berlari.
Singa-singa jantan muda yang ada di belakangnya ikut berlari mengejarnya. Baru
seperempat putaran, para singa jantan muda tampak kewalahan. Nafas sesak
dirasa. Hingga pada akhirnya satu persatu singa-singa jantan muda itu berhenti
mengikuti singan jantan dewasa yang masih terus berlari mengelilingi daerah
kawasan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Satu putaran penuh daerah kekuasaan dilewati singa jantan
dewasa dengan berlari tanpa berhenti sedetikpun. Di putaran keempat tampak
sudah kepayahan singa jantan dewasa itu. Tapi ia masih tetap berdiri tegak
mencoba untuk bertahan. Di perempat putaran keempat tampak singa jantan dewasa
menyeret kaki dan tubuhnya untuk terus melangkah kedepan. Hingga pada akhirnya
singa jantan itu ambruk dan kemudian pingsan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Beberapa menit kemudian singa jantan dewasa itu tersadar.
Setelah tersadar dan dilihat keadaan singa jantan dewasa sudah pulih, singa-singa
jantan muda yang daritadi menunggu kepulihannya pun bertanya kepadanya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“ Wahai guruku… Sebenarnya apa yang hendak kamu ajari kepada
kami sehingga engkau rela melakukan hal yang memberatkan dan menyiksamu?” Tanya
murid-muridnya dengan nada keheranan</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Wahai murid-muridku yang aku banggakan. Sesungguhnya tanda
baiknya seseorang adalah dilihat dari keta’atannya kepada orang yang
memimpinnya. Ia menyambut panggilannya, meski ia suka ataupun tidak, mudah atau
sulit, senang atau menderita. Tak kan pernah terlahir seorang pemimpin yang
baik, jika tak ada keta’atan kepada pemimpinnya ketika ia menjadi seorang
pasukan. Kalian adalah calon-calon pemimpin yang akan meneruskanku, oleh sebab
itu aku meminta kalian untuk menta’ati apapun yang aku perintahkan kepada
kalian. Sehingga kelak ketika kalian menjadi pemimpin, menjadi pemimpin yang
baik, kalian akan bijaksana dalam memberikan perintah kepada siapa saja yang
mengikuti kalian”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“ Ketika aku minta kalian menangkap dan membunuh ketiga anak
singa itu, kemudian malah aku perintahkan untuk melepaskan dan
mengembalikannya, sehingga membuat kalian bingung. Muridku, sesungguhnya tak
ada sedikitpun keta’atan dalam rangka bermaksiat kepada Allah dan berlaku zalim
kepada yang lain. Aku harapkan kelak kalian menjadi pemimpin yang memiliki
hati, yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang salah dan
benar. Sehingga apa yang kalian perintahkan adalah perintah yang benar dan baik,
yang tak menjerumuskan kepada kemaksiatan dan kezaliman”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Yang ketiga, yaitu ketika aku meminta kalian mengikutiku
sampai aku perintahkan untuk berhenti.. Maksudnya adalah agar kelak kalian
memiliki totalitas dalam keta’atan dalam kebaikan. Tidak berhenti ketika kalian
lelah, tidak berhenti ketika kalian terpuruk, tidak berhenti ketika kalian
sakit, dan tidak berhenti ketika beratnya perintah yang diberikan. Buatlah
kelelahan itu lelah mengikuti kalian, buatlah keterpurukan itu terpuruk
menghadapi kalian, buatlah rasa sakit itu menjadi sebuah kebahagiaan, buatlah
beratnya beban itu hancur lebur dengan kerasnya tekad perjuangan. Tak ada yang
dapat menghentikan kalian. Kecuali kesadaran hilang dari fikiran, fisik sudah
tak dapat digerakan, dan ruh pergi meninggalkan. Itulah batas sebuah keta’atan”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tutup singa jantan dewasa mengakhiri pelajaran hari itu.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-41837670349561301082014-11-24T06:02:00.002-08:002014-11-24T06:08:15.643-08:00Personal Branding, Rahasia Sukses Menjemput Mimpi<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwc4RdG1TLNuVJ-y2OsNz8wdp74gzFPXQH3b0f65_-p6d60N816VDPZZ1oF433KldkdX3ek14xnJ6terudfXSkh-ie7BSTSADjBWD-8oSw1_VC5pv7X1Q7FXtwSFdqmEN5z33aNrxgBEU/s1600/dhezun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwc4RdG1TLNuVJ-y2OsNz8wdp74gzFPXQH3b0f65_-p6d60N816VDPZZ1oF433KldkdX3ek14xnJ6terudfXSkh-ie7BSTSADjBWD-8oSw1_VC5pv7X1Q7FXtwSFdqmEN5z33aNrxgBEU/s1600/dhezun.jpg" height="300" width="400" /></a></div>
<br />
Salah satu kunci keberhasilan meraih mimpi adalah dengan memperbanyak silaturrahim.<br />
<br />
<div class="text_exposed_show">
Diantara langkah efektif untuk memperbanyak silaturrahim adalah dengan membangun personal branding.<br />
<br />
Yang pertama harus dilakukan adalah membuat orang mengenal kita,
bagaimanapun caranya, cara yang paling efektif agar orang memberikan
perhatiannya kepada kita adalah dengan membuat diri kita berbeda secara
drastis dari yang lainnya.<br />
<br />
Baru setelahnya kita membuat orang
kenal kita sebagai apa, caranya dengan menghasilkan karya-karya luar
biasa dan manfaat yang besar untuk orang-orang di sekitar kita. ketika
orang sudah kenal kita sebagai apa, itu adalah keberhasilan kita dalam
personal branding.<br />
<br />
Ketika personal branding sudah berhasil, orang
mengenal kita sebagai apa, kemudian orang akan memberikan
kepercayaannya kepada kita. Silaturrahimnya bukan hanya kenal semata,
tapi akan menjadi silaturrahim yang saling memahami, saling membantu,
atau bahkan mendahulukan diri kita dibandingkan dirinya.<br />
<br />
Hingga pada akhirnya, dengan diminta atau tidak, mereka akan membantu kita mewujudkan mimpi-mimpi kita.<br />
<br />
Sebenarnya ini ilmu mahal, tapi terpaksa saya buka disini, inilah yang
sedang saya lakukan. Jadi jangan kaget ya kalau status/tweet/sikap saya
sangat menarik untuk dibaca dan diperhatikan. <br />
Hahahaha<br />
<br />
"Seorang Inspirator selalu punya alasan dibalik sikap dan perbuatannya,
Meski Orang lain memandangnya sebagai orang Yang ANEH dan GILA"<br />
<a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/nasihatguru?source=feed_text&story_id=894248630585239"><span class="_58cl">#</span><span class="_58cm">NasihatGURU</span></a><br />
<br />
<span class="_58cm"><complete id="goog_1741012168">@dhezun</complete> </span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/01304736319362454053noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-19439937019510354332014-11-19T04:39:00.000-08:002015-01-28T05:32:09.389-08:00Allah sudah mengaturnya... Pasrahkan saja... ???<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKa9i5yXL8OnJnBkRjiDvwvaSTo_8A4thmcG8pagzpedWTdiiiU1wy0_9bxPwWaDfDmehj8VNx09huy3NNvbr4_ig3duH5jns3oFxsTBbYEG8_eJtyA84Xv25tNl2DbsE91qjEIThK2Mn_/s1600/rezeki.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKa9i5yXL8OnJnBkRjiDvwvaSTo_8A4thmcG8pagzpedWTdiiiU1wy0_9bxPwWaDfDmehj8VNx09huy3NNvbr4_ig3duH5jns3oFxsTBbYEG8_eJtyA84Xv25tNl2DbsE91qjEIThK2Mn_/s1600/rezeki.jpg" height="265" width="400" /></a></div>
<br />
Rezeki memang sudah ada yang mengaturnya, yaitu Allah... bahkan seluruh kehidupan kita, baik itu rezeki, jodoh, hidup dan mati kita, semenjak ruh ditiupkan pada usia 4 bulan di dalam kandungan sampai kita mati, juga sudah diatur oleh Allah di dalam lauful mahfudz.<br />
<br />
Tapi semuanya itu tidak ujug-ujug turun, ada asbabnya. mau dapet rezeki banyak, ya harus ikhtiar lebih keras, bukan tidur di rumah tanpa ada upaya. kalau kita beranggapan bahwa rezeki sudah diatur, lantas kita tidak berbuat apa-apa, itu salah. <br />
<br />
Itu seperti kaum jabariyyah yang mengatakan bahwa Allah yang berkehendak penuh terhadap takdir manusia, manusia tidak memiliki kehendak sama sekali. Seperti boneka yang digerakkan tuannya. zina nya manusia bukan karena manusia mau berzina, tapi karena Allah yang mau kita berzina, bermaksiatnya manusia bukan karena manusia mau bermaksiat, tapi karena Allah yang berkehendak manusia untuk bermaksiat. ini salah...<br />
<br />
Ada lagi lawannya, yaitu paham qadariah, mereka mengatakan bahwa manusia memiliki kehendak penuh terhadap takdir dan kehidupan manusia, sedangkan Allah hanya bertugas menciptakan manusia saja. Allah itu ibarat tukang jam, dan manusia itu jam nya, manusia berjalan sendiri dalam takdirnya tanpa ada campur tangan Allah di dalamnya. Suksesnya manusia karena usahanya, bukan karena Allah. Miskin dan kayanya manusia juga karena manusia sendiri dengan usahanya, bukan karena Allah. begitu katanya... ini juga salah...<br />
<br />
Dalam ahlu sunnah, Allah menciptakan takdir untuk Manusia, tapi manusia memiliki kehendak dan ikhtiar untuk memilih takdirnya. Sebab itu kita diperintahkan belajar supaya kita mengetahui apa yang tidak kita ketahui, kita diperintahkan mencari rizki yang halalan thayyiban supaya kita dapat memenuhi kebutuhan kita, serta tidak meninggalkan keluarga dan keturunan dalam kemiskinan.<br />
<br />
Bedakan antara pasrah dan tawakkal. pasrah dekat dengan putus asa terhadap takdir, tidak melakukan apa-apa untuk mengubahnya. Tawakkal itu diawali dengan ikhtiar yang totalitas untuk menjemput takdir, lalu memberikan keputusannya kepada Allah terhadap hasilnya.<br />
<br />
Ikhtiar juga bukan sembarang ikhtiar, lakukan ikhtiar yang baik. Ikhtiar yang tidak melanggar syari'atnya, yang dapat mendatangkan keridhaan dari Allah subhanallahu wa ta'ala. Bukan ikhtiar yang malah menjerumuskan kita dalam kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah subhanallahu wa ta'ala. misalnya, ingin kaya, kemudian datang ke dukun supaya dilancarkan rezekinya, lah ini juga salah... kalau tuh dukun bisa lancarin rezeki orang, mendingan dia lancarin rezeki dia sendiri dan jadi orang terkaya di dunia kan?<br />
<br />
Lakuin hal hal yang dapat mendatangkan rahmat dan keridhaan Allah terhadap ikhtiar kita, sehingga akan totalitas yang akan kita dapatkan. Misal ketika diberikan rezeki oleh Allah Rp 10.000 dari total kebutuhan Rp 1.000.000, jangan marah sama Allah, syukuri... kemudian instropeksi, mungkin ada yang salah ketika kita berikhtiar, mungkin kita tidak melibatkan Allah dalam ikhtiar-ikhtiar kita... setelah dapat hasil instropeksinya, lalu eksekusi dengan ikhtiar yang jauh lebih baik dari sebelumnya.<br />
<br />
wallahu a'lam... <br />
<br />
<br />
@dhezun@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-27081064438704609362014-11-14T01:17:00.001-08:002014-11-14T01:18:07.136-08:00Islamic Worldview Vs Satanic Worldview<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxSSihlbH6qvFX5QT1WkpV1y21-thaEcROOKdh-ZaRu60BTflkfrKmFBmPWdVRrN-mq7eYn7pZyOSRKf09U6WGWBBDT2dvZLthCYBfk6qa-5ldkjqsZRQLBRr8n7zEnxT9U_sFwWILNkVM/s1600/1371817986995524000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="282" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxSSihlbH6qvFX5QT1WkpV1y21-thaEcROOKdh-ZaRu60BTflkfrKmFBmPWdVRrN-mq7eYn7pZyOSRKf09U6WGWBBDT2dvZLthCYBfk6qa-5ldkjqsZRQLBRr8n7zEnxT9U_sFwWILNkVM/s400/1371817986995524000.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan "Setuju", "Tidak Setuju", "Ragu-Ragu" :<br />
<br />
1. Setiap orang memiliki kesempatan hak berbicara di tempat publik yang
sama, tidak memandang ras, suku, budaya, agama, gender, pendidikan dan
lainnya<br />
<br />
2. Sebaiknya urusan dipegang oleh ahlinya, politik
serahkan kepada seorang politikus, agama serahkan kepada ulama, budaya
serahkan kepada budayawan, ekonomi serahkan kepada pebisnis dan ekonom,
jangan sampai politikus berbicara tentang budaya, budayawan bicara ttg
agama, agar tidak merusak tatanan peradaban.<br />
<br />
3. Semua agama
mengajarkan kebaikan, tujuannya pun sama, ibarat ingin pergi ke kampus,
tapi cara menuju tujuannya yang berbeda, ada yg naik sepeda motor, bus,
busway, bajaj, dan lain lainnya.<br />
<br />
4. Tidak sepatutnya kita mengaku
diri paling benar kemudian menyalahkan orang lain, karena apa yang
menurut kita benar/salah belum tentu menurut orang lain benar/salah, apa
yang menurut kita baik/buruk jg belum tentu menurut orang lain salah
baik/buruk. Begitu jg dalam beragama, setiap agama memiliki sudut
pandangnya masing2. Sebab itu jangan sampai kita sebagai seorng muslim
menganggap paling benar sedangkan agama lain itu salah semua.<br />
<br />
---------<br />
<br />
Pertanyaan di atas adalah pertanyaan sekaligus pernyataan yang sering
dilontarkan oleh mereka penggiat liberalisme, sekulerisme, pluralisme
dan relativisme.<br />
<br />
Seperti iblis yang datang kepada hawa dan adam,
ia datang dengan ucapan manis sehingga adam dan hawa tertipu dengan tipu
dayanya, begitulah strategi iblis dalam mensesatkan manusia, yang terus
diwariskan untuk menyesatkan manusia.<br />
<br />
Jika kita jeli, pernyataan
pertama adalah jebakan dari mereka penganut liberalisme. Indah sekali,
kampanye untuk memberikan hak yang sama untuk tampil di depan publik,
tanpa pandang agama, ras, budaya, gender, pendidikan dan lainnya,
terlihat adil dan bijaksana, bukan? Jika memang anda setuju, selamat
anda masuk ke dalam jebakan mereka. Bagaimana mungkin kita memberikan
kesempatan hak bicara yang sama untuk para pendeta, biksu, rahib untuk
memberikan ceramah pada khotbah jumat? Untuk mengisi majelis ta'lim?
Atau menjadi guru di pesantren-pesantren? Bagaimana mungkin kita
memberikan kesempatan anak TK untuk memberikan mata kuliah kepada para
calon doktor? Bagaimana mungkin ??? Jika mungkin, hancurlah peradaban
ini...<br />
<br />
Pernyataan kedua adalah jebakan dari kaum sekulerisme.
Mereka mencoba memisahkan urusan agama dengan urusan dunia. Agama
tempatnya di masjid, di gereja, di wihara, di sinagog, jangan masuk ke
urusan politik, ekonomi dan lain sebagainya. Agama urusan pribadi,
jangan libatkan dalam aktifitas sosial. Begitu kata mereka... Tapi islam
tidak begitu, islam adalah agama yang besar, agama yang sempurna, agama
yang mengatur dari hal kecil sampai hal yang besar. Mulai dari bangun
tidur sampai tidur kembali. Mulai dari urusan makan sampai urusan
kenegaraan. <br />
<br />
Agama lain bangkit karena meninggalkan agama mereka,
sedangkan islam mundur karena meninggalkan agama mereka. Agama lain
bangkit karena meninggalkan agama mereka, karena ajaran ajaran mereka
banyak yang bertentangan dengan fakta fakta ilmiah kehidupan, sehingga
bila terus diikuti doktrin tersebut hanya akan menyesatkan dan
memundurkan manusia. Sedangkan islam selalu sejalan dengan fakta-fakta
ilmiah kehidupan, sehingga akan membuat maju peradaban apabila
diterapkan secara benar dan sempurna, akan menghancurkan peradaban jika
ditinggalkan begitu saja.<br />
<br />
Islam mengatur semua sisi kehidupan,
islam memberikan kewajiban dakwah kepada setiap pemeluknya. Islam
mengajarkan bahwa setiap kita adalah da'i, sebelum menjadi apapun. Kita
adalah dokter yang juga dai dan dai yang memiliki keahlian dalam
kedokteran. Kita adalah ekonom yang mengamalkan nilai islam dan penyiar
islam yang ahli dalam ekonomi. kita adalah politikus yang memiliki
kebijakan bernilai islam dan kita juga adalah seorang muslim yang juga
ahli dalam perpolitikan. Siapapun kita, apapun kita, dimanapun kita,
islam selalu menjadi dasar kehidupan kita dan tujuan kita.<br />
<br />
Pernyataan ketiga yang mengatakan bahwa semua agama sama, sama-sama
mengajarkan kebaikan, Tuhannya sama hanya cara menujunya saja yang
berbeda, ini adalah ayat sakti dari para penyiar aliran pluralisme.
Benarkah demikian? <br />
<br />
Betul namanya "Tuhan", tapi esensi tuhan dari
tiap agama itu berbeda. Pernyataan tersebut sama saja menyatakan semua
mobil sama, sama sama kendaraan beroda empat. Tapi esensi tiap mobil kan
berbeda, ada bus, ada mini bus, ada carry, ada mobil sport, ada mobil
merci. Apakah mau disamakan mobil sport dengan mobil carry? Tentu tidak
mungkin kan?<br />
<br />
Begitupun dengan "Tuhan", bagaimana bisa menyamakan
antara tuhan Islam yang satu, kemudian disamakan dengan Tuhan nasrani
yang Tiga tapi satu? Bagaimana mungkin disamakan Tuhan Islam yang
memiliki nama Allah dan nama mulia lainnya disamakan dengan Tuhan yahudi
yang orang yahudi sendiri bingung akan nama Tuhannya? (Skrip nama tuhan
yahudi dalam bahas ibrani hanya terdiri dari 4 konsonan huruf "YHWH"
tanpa huruf vokal. mereka dilarang menyebut secara sembarangan nama
Tuhan mereka, sehingga nama Tuhan mereka sampai sekarang adalah misteri
yang belum terpecahkan). Apakah sama Allah dengan Tuhan hindu dan budha
yang banyak, yang dilahirkan, dan berjenis kelamin? Tentu tidak bukan?
Kemudian mereka yang mengatakan semua agama baik, memangnya sudah berapa
agama yang sudah dipelajarinya sehingga menyimpulkan semua agama baik?
Sedangkan jumlah agama ribuan bahkan jutaan yang tersebar di seluruh
dunia???<br />
<br />
Bagaimana dengan agama yang menjadikan manusa sebagai tumbal
kepada Tuhannya? Apakah ini baik? Bagaimana agama syiah yang menganiaya
dirinya sendiri dan anak anaknya yang tak berdosa dalam hari
perayaannya? Apakah ini baik? Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.<br />
<br />
Yang terakhir, adalah pernyataan yang sering didengung - dengungkan
oleh mereka yang labil dari kaum relativisme. Mereka mengatakan bahwa
kebenaran itu relatif, tidak ada yang mutlak, apa yang menurut kita
benar belum tentu benar menurut orang lain, atau sebaliknya. Sebab itu,
jangan paksakan orang lain untuk menerima apa yang diyakini itu benar,
karena boleh jadi itu salah.<br />
<br />
Begitulah ucapan manis yang terasa indah
didengar, sehingga tak jarang kita temui beberapa artis di televisi
terpedaya dan ikut mensyiarkan pemikiran ini, dengan mengatakkan "Ya
kita gak bisa mengatakkan ini salah itu benar, karena boleh jadi
menurutnya benar, ya kita hargai saja", begitu kata kebanyakan mereka
ketika mengomentari tentang perzinahan, pornografi, pelaku narkoba dan
berbagai kemaksiatan yang jelas-jelas suatu keburukan.<br />
<br />
Ekstrimnya
lagi para relativian ini mengatakan, " Boleh jadi perzinahan, homo
seksual dan transgender yang sekarang dianggap buruk dan aib, namun
beberapa tahun kemudian sah dan diperbolehkan, karena kebenaran dan
kebaikan itu kan konsensus dan relatif, jadi kalau nanti semua orang
setuju, maka itu akan lumrah dan biasa saja". Menyeramkan...<br />
<br />
Dalam sebuah kesempatan ceramah, Ust adian husaini menanggapi ucapan
mereka seperti ini, "Jika kebenaran itu relatif, maka apa yang dikatakan
oleh kaum relativisme juga relatif, jadi pendapat mereka juga gak
mutlak dong, jadi jangan paksakan kepada orang lainnya...", "Jika
kebenaran relatif, dan boleh jadi salah, maka tadinya saya berfikir kamu
itu cerdas, pintar, dan waras, tapi karena kamu bilang kebenaran itu
relatif dan bisa salah, boleh jadi juga berarti fikiran saya yang bilang
kamu cerdas, pintar dan waras jg relatif dan bisa salah dong ya?
Berarti kamu bodoh, idiot dan gila? Begitu ya?" Ceritanya sambil tertawa
kecil.<br />
<br />
Kebenaran itu mutlak, dan setiap kehidupan memiliki
aturan yang mengikat. Jangankan hidup berdampingan dengan manusia yang
berakal, hidup di hutan rimba saja kita harus mengakui keberadaan hukum
alam rimba, apakah anda masih bersikukuh bahwa hewan-hewan di hutan
rimba itu baik dan bersahabat? Kemudian tidur bersama dan makan bersama
dengan mereka? Jika iya, maka anda sudah gila.<br />
<br />
Apalagi dalam
beragama, khususnya Islam, terdapat kebenaran mutlaq di dalamnya. Aturan
aturan yang mengikat di dalamnya. Syarat dan ketentuan dalam
menjalankannya. Tidak bisa ketika kita menjadi seorng muslim, kita
mengatakan islam belum tentu benar, boleh jadi agama lain lebih benar.<br />
<br />
Ketika mengatakan sebagai muslim, maka kita harus yakini, bahwa agama
islam adalah agama satu-satunya yang benar, yang dapat menghantarkan
kita kepada kebahagian hakiki dunia dan akhirat, kita meyakini bahwa
islam adalah agama yang sempurna, dengan segala aturan-aturannya, islam
adalah agama yang ilmiah, dengan segala fakta-fakta ilmiah tersebar di
dunia. Yakin bahwa Allah adalah satu satunya Ilah yang berhak disembah,
muhammad rasulullah, Alquran kalamullah dan pedoman kehidupan, dan hal
hal lainnya yang mengikat kita sebagai seorang muslim. Tak ada
sedikitpun keraguan akan kebenaran yang ada di dalamnya. Begitulah
seharusnya sikap seorang muslim sejati, tidak galau dan labil yang mana
yang baik dan buruk, yang mana yang benar dan salah. Karena semua sudah
diatur dengan jelas di dalam Alquran, Hadits rasul, dan ijma' para
'ulama.<br />
<br />
Semoga kita dapat Menjaga diri kita, keluarga dan
saudara-saudara kita dari satanic worldview yang menyesatkan dan membuat
kita paham tentang bagaimana islamic woldview mengatur kehidupan
kita..aamiin...<br />
<br />
Wallahu a'lam<br />
<br />
Oleh : Ade zuniarsa putra | @dhezun | Markaz Inspirasi @dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-64804437336145129272014-10-16T18:47:00.000-07:002014-10-16T18:47:32.200-07:00Kakek Tua Penghafal Quran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_GiZZK-1UHVYCIoXv1vL3mPGaJeORupz7am6TxqcBfdPGKM3dl8FUU0SQ1icm_7HoDYtL1Tc9wsnHhlHV6tC-A4wnGJkNmTFkbpih_HbloEJadnj6reXHJjPmxV8r6R_YXN7W1JgdCrgv/s1600/ok_2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_GiZZK-1UHVYCIoXv1vL3mPGaJeORupz7am6TxqcBfdPGKM3dl8FUU0SQ1icm_7HoDYtL1Tc9wsnHhlHV6tC-A4wnGJkNmTFkbpih_HbloEJadnj6reXHJjPmxV8r6R_YXN7W1JgdCrgv/s1600/ok_2.jpg" height="265" width="400" /></a></div>
<br />
Semalam, saat kajian tafsir yang membahas tentang surat al-baqarah ayat 120-121 di AQL (17 Oktober 2014), ust. Bachtiar nasir bercerita tentang kisah nyata seorang kakek tua penghafal quran yang membuat jama'ah berdecak kagum.<br />
<br />
Dalam suatu waktu, ada seorang kakek tua yang hendak dioperasi karena mengalami sakit, dokter menyarankan untuk segera dioperasi untuk menyembuhkan penyakitnya. Diluar dugaan, kakek tersebut terisak dalam tangis yang mendalam, dokter pun coba menguatkan dan meyakinkan sang kakek agar kakek tersebut tidak perlu khawatir karena penyakit yang dialaminya akan sembuh atas izin Allah dan tidak perlu khawatir terhadap pelaksanaan operasi karena dokter tersebut sudah berpengalaman untuk operasi penyakit tersebut dan besar sekali kemungkinan keberhasilannya.<br />
<br />
Lalu kakek tersebut membalas perkataan dokter tersebut<br />
<br />
"dok,bukan itu yang saya khawatirkan, insya Allah saya siap dan tak takut untuk menjalani proses operasinya... saya menangis karena saya sedih, akan banyak waktu yang terbuang saat operasi nanti pastinya, sedangkan saya memiliki kebiasaan untuk muraja'ah hafalan quran saya 12 juz tiap harinya, saya khawatir tidak dapat menyelesaikan hafalan saya di hari ini karena operasi ini, sebab itulah saya menangis..."<br />
<br />
Lalu kakek tersebut melanjutkan dengan pertanyaan "dok, seberapa lama saya akan dioperasi?"<br />
<br />
"Insya Allah hanya 4 jam kek" jawab dokter.<br />
<br />
"Kalau begitu, berikan saya waktu di satu jam pertama untuk muraja'ah hafalan quran saya, lalu lanjutkanlah tindakan operasi setelahnya" jawab kakek memberikan solusinya.<br />
<br />
Dokter pun menyetujuinya.<br />
<br />
Pada satu jam pertama dokter memberikan waktu untuk kakek muraja'ah hafalannya di ruang operasi, setelah waktu berjalan satu jam, dokter dan timnya melakukan tindakan medis, dibiuslah kakek tersebut dan melaksanakan tindakan operasi.<br />
<br />
Operasi tersebut berjalan lancar, tidak ada kendala yang berarti. Allah menolong keduanya.<br />
<br />
Setelah kakek tersebut tersadar, dokter yang mengoperasinya tersebut berkata :<br />
<br />
"Kek, baru kali ini saya mengalami kejadian yang luar biasa ketika mengoperasi pasien. Setelah satu jam kakek muraja'ah hafalan quran, kami pun membius kakek, saya yakin sudah tepat dosis bius kepada kakek, saya yakin dosis tersebut akan membuat kakek tak sadarkan diri. Tapi masya Allah, sepanjang operasi kakek tak berhenti sedikitpun membaca quran, seolah obat bius yang kami suntikan tak ada pengaruhnya dan rasa sakit saat operasi tak dirasakan"<br />
<br />
Masya Allah... hikmah yang luar biasa yang dapat kita ambil dari kisah tersebut. Bagaimana dengan kita? Sudahkah ada kenikmatan dan kekhusyu'an ketika kita membaca quran? Berapa banyak juz yang kita baca tiap harinya? Berapa banyak ayat quran yang kita hafal tiap harinya? Berapa banyak ayat quran yang kita muraja'ah tiap harinya dan berapa banyak ayat quran yang kita amalkan tiap harinya???<br />
<br />
Sungguh, masih amat sedikit amalan amalan kita.<br />
<br />
Orang bijak mengatakan :<br />
<br />
"Janganlah takut dengan rezekimu pada hari ini, karena Allah sudah menjamin rezeki bagi orang yang hidup. Khawatir dan takutlah dengan kualitas dan kuantitas amalmu, apakah dapat mengantarkanmu ke surga? Karena tidak ada jaminan dari Allah bahwa kita akan masuk ke dalam Surga-Nya"<br />
<br />
Wallahu a'lam bishshawab<br />
<br />
@dhezun | Markaz Inspirasi@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-33784413389471775532014-10-13T04:57:00.000-07:002014-10-13T04:57:26.259-07:00Kajian : Taqlid, Ittiba' dan Talfiq<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLfLnUyoYp_lfb780KtQ9KMyiVliIeubnHg40pJBblupUDV9fbCcpGk2WjJnVVy237vjRnfsbPyudQ9FnXfLmyZSkFzUHSW5IGB5yx9FMRPny7h5odQO4PbXQXnYSmQDAjZXOF6HlcvZMk/s1600/perjalanan+terakhir.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLfLnUyoYp_lfb780KtQ9KMyiVliIeubnHg40pJBblupUDV9fbCcpGk2WjJnVVy237vjRnfsbPyudQ9FnXfLmyZSkFzUHSW5IGB5yx9FMRPny7h5odQO4PbXQXnYSmQDAjZXOF6HlcvZMk/s1600/perjalanan+terakhir.jpg" height="297" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>A.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Taqlid</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pengertian dan Hukum Taqlid</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Hakekat taqlid menurut ahli bahasa, diambil dari kata-kata “qiladah” (kalung), yaitu sesuatu yang digantungkan atau dikalungkan seseorang kepada orang lain. Contoh penggunaannya dalam bahasa Arab, yaitu taqlid al-hady (mengalungi hewan kurban). Seseorang yang bertaqlid, dengan taqlidnya itu seolah-olah menggantungkan hukum yang diikutinya dari seorang mujtahid.[1]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Taqlid artinya mengikut tanpa alasan, meniru dan menurut tanpa dalil. Menurut istilah agama yaitu menerima suatu ucapan orang lain serta memperpegangi tentang suatu hukum agama dengan tidak mengetahui keterangan-keterangan dan alasan-alasannya. Orang yang menerima cara tersebut disebut muqallid.[2]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Mengenai hukum taqlid ini terbagi kepada dua macam, yaitu taqlid yang diperbolehkan dan taqlid yang dilarang atau haram.[3]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">a.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Taqlid yang diperbolehkan atau mubah, yaitu taqlid bagi orang-orang awam yang belum sampai pada tingkatan sanggup mengkaji dalil dari hukum-hukum syariat. Sebagaimana yang dikatakan Imam Hasan Al-Bana mengenai taqlid ini, menurut beliau taqlid adalah sesuatu yang mubah dan diperbolehkan oleh syariat, namun meski demikian, hal itu tidak berlaku bagi semua manusia. Akan tetapi hanya dibolehkan bagi setiap muslim yang belum sampai pada tingkatan an-nazhr atau tidak memiliki kemampuan untuk mengkaji dalil dari hukum-hukum syariat, yaitu bagi orang awam yang awam sekali dan yang serupa dengan mereka, yang tidak memiliki keahlian dalam mengkaji dalil-dalil hukum, atau kemampuan untuk menyimpulkan hukum dari al-Quran dan Sunnah, serta tidak mengetahui ijma dan qiyas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">b.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Taqlid yang dilarang atau haram, yaitu bagi orang-orang yang sudah mencapai tingakatan an-nazhr atau yang sanggup mengkaji hukum-hukum syariat. Ada beberapa taqlid yang dilarang ini antara lain :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Taqlid buta, yaitu memahami suatu hal dengan cara mutlaq dan membabi buta tanpa memperhatikan ajaran al-Quran dan Hadis, seperti menaqlid orang tua atau masyarakat walaupun ajaran tersebut bertentangan dengan ajaran al-Quran dan Hadis. Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 170 :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُواْ بَلۡ نَتَّبِعُ مَآ أَلۡفَيۡنَا عَلَيۡهِ ءَابَآءَنَآۚ أَوَلَوۡ كَانَ ءَابَآؤُهُمۡ لَا يَعۡقِلُونَ شَيۡٔٗا وَلَايَهۡتَدُونَ ١٧٠ </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Firman Allah di atas tegas mencela terhadap orang-orang yang bertaqlid yakni orang yang menerima hukum-hukum agama dengan membabi tuli atau buta.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Taqlid terhadap orang-orang yang tidak kita ketahui apakah mereka ahli atau tidak tentang suatu hal yang kita ikuti tanpa pamrih.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Taqlid terhadap seseorang yang telah memperoleh hujjah dan dalil bahwa pendapat orang yang kita taqlidi itu bertentangan dengan ajaran Islam atau sekurang-kurangnya dengan al-Quran dan Hadis. Namun, boleh bertaqlid terhadap suatu pendapat,garis-garis hukum tentang soal-soal dari seorang mujtahid yang betul-betul mengetahui hukum-hukum Allah dan Rasul.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Syarat-Syarat Taqlid</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Tentang syarat-syarat taqlid bisa dilihat dari dua hal, yaitu syarat orang yang bertaqlid dan syarat-syarat yang ditaqlidi.[4] Syarat-syarat itu yakni sebagai berikut :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">a.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Syarat-syarat orang yang bertaqlid</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Syarat orang yang bertaqlid ialah orang awam atau orang biasa yang tidak mengerti cara-cara mencari hukum syara. Ia boleh mengikuti pendapat orang lain yang lebih mengerti hukum-hukum syara dan mengamalkannya. Adapun orang yang pandai dan sanggup menggali sendiri hukum-hukum syara maka ia harus berijtihad sendiri kalau baginya masih cukup. Namun, kalau waktunya sempit dan dikhawatirkan akan ketinggalan waktu untuk mengerjakannya yang lain (dalam soal-soal ibadah), maka menurut suatu pendapat ia boleh mengikuti pendapat orang pandai lainnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">b.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Syarat-syarat yang ditaqlid</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Syarat yang ditaqlidi ada kalanya adalah hukum yang berhubungan dengan syara. Dalam hukum akal tidak boleh bertaqlid pada orang lain, seperti mengetahui adanya Dzat yang menciptakan alam serta sifat-sifatnya. Begitu juga hukum akal lainnya, karena jalan menetapkan hukum-hukum tersebut ialah akal, dan setiap orang mempunyai akal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>B.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span> Ittiba</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pengetian Ittiba</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Ittiba artinya menurut atau mengikut. Menurut istilah agama yaitu menerima ucapan atau perkataan orang serta mengetahui alasan-alasannya (dalil), baik dalil itu al-Quran maupun Hadis yang dapat dijadikan hujjah.[5] Imam Syafii mengemukakan pendapat bahwa ittiba berarti mengikuti pendapat-pendapat yang datang dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabat atau yang datang dari tabiin yang mendatangkan kebajikan.[6]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Sedangkan menurut para ahli ushul fiqh ialah menerima atau mengikuti perkataan orang lain dengan mengetahui sumber atau alasan perkataan itu. Orang yang melakukan ittiba disebut muttabi yang jamaknya disebut muttabiun.[7] </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Antara taqlid dengan ittiba mempunyai perbedaan, baik dalam segi sikap maupun perilakunya. Dalam taqlid tidak ada unsur kreativitas kajian, sedangkan dalam ittiba ada unsur kreativitas, yaitu studi dan pengkajian terhadap dalil yang menjadi dasar dari sebuah pemikiran hukum.[8]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dasar Hukum dan Hukum Ittiba</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Bagi orang yang mempunyai kesanggupan untuk mengadakan penelitian terhadap nash-nash dan mengistinbatkan hukum daripadanya adalah tidak layak mengikuti pendapat orang lain tanpa mengemukakan hujjahnya. Sebab banyak didapatkan nash-nash yang memerintahkan agar kita ittiba, mengikuti pendapat orang lain dengan menemukan argumentasi-argumentasi dari pendapat orang yang diikuti dan mencela taqlid bagi orang-orang yang memiliki syarat untuk ijtihad.[9]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Ittiba dalam agama disuruh sebagaimana dalam firman Allah SWT surah An-Nahl ayat 43 yang berbunyi :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">فَسَۡٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ٤٣ </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Dalam ayat ini terdapat kalimat tanyakanlah, yaitu suatu perintah yang memfaedahkan wajib untuk dilakukan. Maksudnya kewajiban kamu bertanya kepada orang yang tahu dari kitab dan sunnah, tidak dari yang lain-lain. Dengan pengertian ahli al-Quran dan Sunnah. Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya, “Wajib kamu turut sunnahku (cara) dan sunnah Khulafaur Rasyidin sesudahku”. (HR Abu Daud).[10]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Kata ittiba ini penggunaannya lebih baik daripada penggunaan kata taqlid, karena al-Quran sendiri menggunakan kata-kata ittiba berkaitan dengan hal-hal yang terpuji dan disyariatkan. Misalnya seperti yang terdapat pada ucapan Ibrahim kepada ayahnya dalam surah Maryam ayat 43 yang berbunyi :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">يَٰٓأَبَتِ إِنِّي قَدۡ جَآءَنِي مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَمۡ يَأۡتِكَ فَٱتَّبِعۡنِيٓ أَهۡدِكَ صِرَٰطٗا سَوِيّٗا ٤٣ </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">“Wahai bapakku, Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, Maka ikutilah Aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak mengetahui dianjurkan untuk mengikuti orang alim dalam perkara yang tidak diketahuinya sendiri.[11]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Demikian juga kita dapatkan dalam kisah Musa bersama seorang hamba yang saleh yang terkenal denga nama Khidhr. Tentang kisah Musa ini Allah SWT berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat 65-66 yang berbunyi :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">فَوَجَدَا عَبۡدٗا مِّنۡ عِبَادِنَآ ءَاتَيۡنَٰهُ رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَعَلَّمۡنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلۡمٗا ٦٥ </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلۡ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمۡتَ رُشۡدٗا ٦٦ </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Musa telah memohon kepada Khidhr as agar diizinkan untuk mengikutinya dan mengajarkannya apa yang telah Allah ajarkan kepadanya. Hal ini menunjukkan bukti bahwa mengikuti orang yang lebih mengetahui dalam sebagian permasalahan bukanlah hal yang tercela.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Berdasarkan firman-firman Allah SWT yang terdapat dalam al-Quran ini dan juga ada hadis dari Nabi SAW, maka jelaslah bahwa ittiba ini dianjurkan atau tidak dilarang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>C.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Talfiq </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pengertian dan Hukum Talfiq</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Talfiq menurut arti harfiahnya adalah tambal sulam. Ia diumpamakan seperti tindakan manambal sulam potongan-potongan kain untuk dijadikan sepotong baju yang utuh, atau seperti kita mengumpulkan beragam hal dari berbagai tempat dan kemudian disusun untuk dijadikan sesuatu bentuk yang utuh. Sedangkan talfiq menurut istilah ialah mengambil pendapat dari seorang mujtahid kemudian mengambil lagi dari seorang mujtahid lain, baik dalam masalah yang sama maupun dalam masalah yang berbeda. Dengan kata lain talfiq itu adalah memilih pendapat dari berbagai pendapat yang berbeda dari kalangan ahli fiqh.[12] Atau definisi lainnya yaitu menyelesaikan suatu masalah (hukum) menurut hukum yang terdiri atas kumpulan (gabungan) dua mazhab atau lebih.[13]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Apabila dihubungkan dengan mazhab-mazhab tertentu, maka seseorang bisa memakai pendapat sesuatu mazhab dalam sesuatu persoalan, dan bisa pula memakai mazhab lainnya dalam persoalan yang lain lagi, dengan syarat tidak ada hubungan antara kedua persoalan tersebut dan tidak bermaksud mencari-cari yang mudah-mudah saja. Pengambilan dari berbagai-bagai mazhab dalam berbagai-bagai persoalan sebagaimana telah dikatakan di atas, adalah boleh. Tetapi mengenai satu persoalan saja, apakah bagian-bagiannya bisa diambil dari berbagai-bagai mazhab, sehingga pendapat dalam satu persoalan merupakan gabungan dari berbagai-bagai mazhab, dan inilah yang disebut dengan talfiq, dalam hal ini ada beberapa pendapat.[14]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Fuqaha dan Ahli Ushul mengenai hukum talfiq ini, yakni boleh atau tidaknya seseorang berindah mazhab, baik secara keseluruhan maupun sebagian mereka terbagi kepada tiga pendapat.[15] Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pendapat pertama, mengatakan bila seseorang telah memiliki (memilih) salah satu mazhab, maka ia harus tetap pada mazhab yang telah dipilihnya itu. Ia tidak dibenarkan pindah kepada mazhab yang lain, baik secara keseluruhan maupun sebagian.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Keadaan orang itu sama dengan seorang mujtahid manakala sudah memilih salah satu dalil maka ia harus tetap beregang pada dalil itu. Sebab dalil yang dipiihnya itu adalah dalil yang dipandangnya kuat, sebaliknya dalil yang tidak dipilihnya adalah dalil yang dipandangnya lemah. Pertimbangan rasio dalam kondisi seperti itu menghendaki orang yang bersangkutan untuk mengamalkan dalil yang dipandangnya kuat dan memertahankannya. Atas dasar ini maka talfiq hukumnya haram. Golongan ini dipelopori oleh sebagian dari ulama Syafiiyah terutama Imam Al-Quffal Syasyi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pendapat kedua, mengatakan bahwa seseorang yang telah memilih salah satu mazhab boleh berpindah ke mazhab yang lain walaupun untuk mencari keringanan dengan ketentuan hal itu tidak terjadi dalam satu kasus hukum yang menurut mazhab pertama dan mazhab kedua sama-sama memandang batal (tidak sah). Atas dasar ini maka talfiq dapat dibenarkan. Pendapat ini dipelopori oleh Imam Al-Qarafi ulama besar dari Malikiyah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pendapat ketiga, berpendirian bahwa seorang yang telah memilih salah satu mazhab tidak ada larangan agama terhadap dirinya untuk pindah ke mazhab lain, walaupun didorong untuk mencari keringanan. Ia dibenarkan mengambil pendapat dari tiap-tiap mazhab yang dipandangnya mudah dan gampang, dengan alasan Rasulullah sendiri kalau disuruh memilih antara dua perkara beliau memilih yang paling mudah selama hal itu tidak membawa dosa. Di dalam salah satu hadisnya juga dikatakan bahwa, beliau senang mempermudah urusan umatnya, juga ada hadis yang mengatakan bahwa agama itu mudah. (penulis tidak menemukan teks hadis ini).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Maka menurut pendapat ini dengan berdasarkan alasan di atas talfiq hukumnya mubah (boleh). Golongan ini dipelopori oleh Imam Al-Kamal Humam dari ulama Hanafiah, beliau berkata, “Tidak boleh kita halangi seseorang mengikuti yang mudah-mudah, karena seseorang boleh mengambil mana saja yang enteng apabila ia memperoleh jalan untuk itu”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Menurut M. Ali Hasan dari segi kemaslahatannya, talfiq diperbolehkan sebagaimana pendapat Al-Kamal Humam di atas, dengan beberapa alasan yaitu :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tidak ada nash yang mewajibkan seseorang harus terikat kepada salah satu mazhab.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pada hakikatnya talfiq hanya berlaku pada masalah fiqhiyah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Mewajibkan seseorang terikat kepada salah satu mazhab berarti akan mempersulit umat. Hal ini bertentangan dengan prinsip hukum Islam yang menyatakan ada kemudahan dan kemaslahatan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pendapat yang membenarkan harus bermazhab adalah dari para ulama mutaakhirin setelah mereka dijangkiti penyakit fanatik mazhab.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Memperbolehkan talfiq tidak hanya akan membawa kelapangan, tetapi akan membawa kepada hukum Islam yang dinamis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Kenyataan yang terjadi di kalangan sahabat, bahwa orang boleh meminta penjelasan hukum kepada sahabat yang yunior, walaupun ada sahabat yang lebih senior.[16] </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Sedangkan Ulama Jumhur mengklasifikasikan talfiq kepada dua macam yaitu:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Talfiq yang dibolehkan, yaitu mengambil yang teringan diantara pendapat-pendapat para mujtahid (mazhab) dalam beberapa masalah yang berbeda-beda. Mereka beralasan bahwa talfiq sesuai dengan prinsip penetapan hukum yang ditunjukkan syara yaitu tidak menyulitkan. Tetapi kemudahan yang diberikan oleh agama tersebut itu jangan dimudah-mudahkan. Para ulama membolehkan talfiq ini dengan tujuan untuk memperkecil fanatisme terhadap satu mazhab atau menghindarkan perpecahan di kalangan umat Islam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Contohnya seseorang berwhudu menurut syarat-syarat yang dituntut oleh mazhab Syafii kemudian pada saat-saat yang lain dia berwudhu mengambil syarat-syarat sebagaimana yang ditentukan oleh mazhab Hanafi, ini diperbolehkan karena bagi seorang mukallaf diizinkan mengamalkan yang lebih ringan bila memang tidak ada jalan lainnya. Yakni ia tidak mencabut amal yang telah dikerjakannya menurut satu mazhab untuk diganti menurut mazhab yang lain. Jelasnya wudhu pertama menurut mazhab Syafii telah selesai dan dipergunakan untuk suatu keperluan hingga selesai juga, kemudian wudhu kedua menurut mazhab Hanafi telah selesai dan dipergunakan untuk keperluan yang lain. Biar masalahnya serupa tapi peristiwanya berbeda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Talfiq yang tidak dibolehkan, yaitu mengambil yang teringan diantara pendapat-pendapat para mujtahid dalam suatu masalah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Contohnya seorang mengadakan akad nikah tanpa menggunakan wali menurut mazhab Hanafi dan tanpa memakai dua saksi menurut mazhab Imam Malik. Akad nikah yang mereka lakukan adalah fasid (batal) dari dua jurusan. Ia tidak boleh beralasan bahwa agama itu mudah dan tidak menyakitkan. Sebab tempat kemudahan dalam agama itu sudah diketahui oleh orang umum. Dan andaikata kemudahan itu bertempat disembarang tempat secara meluas niscaya beban taklif manusia akan gugur semuanya. Bagi Ulama yang tidak memperbolehkan talfiq ini mereka adalah kelompok yang berpegang teguh kepada pendapat para Imamnya yang telah dijangkiti penyakit taqlid dan fanatik mazhab.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Sebab Terjadinya Talfiq</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Talfiq merupakan istilah yang lahir sebagai reaksi dari berjangkitnya taqlid yang telah melanda umat yang cukup lama, kemudian talfiq muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali umat Islam dan eksistensinya membawa pro dan kontra di kalangan umat (fuqaha). Talfiq merupakan istilah yang relatif baru dalam lapangan fiqh.[17]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Persoalan talfiq ini, tidak ditemukan di dalam kitab-kitab ulama salaf bahkan tidak pernah dibicarakan secara serius di kalangan mereka. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa talfiq sebenarnya adalah masalah baru yang kita kenal di dalam permasalahan fiqh dewasa ini yang sengaja dibuat oleh ulama-ulama kahalaf (mutaakhirin), khususnya pada abad kelima hijriah. Ulama-ulama Mutaakhirin yang memproklamirkan bahwa pintu ijtihad telah tertutup mengakibatkan berjangkitnya penyakit taqlid yang mulai dirasakan oleh dunia Islam, khususnya ulama-ulama Islam ketika itu.[18]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Dari sinilah muncul pendapat bahwa seorang harus terikat dengan salah satu mazhab lain, baik secara keseluruhan maupun sebagian. pindah dari satu mazhab ke mazhab lain secara sebagian inilah yang dikenal dengan istilah talfiq.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Pendapat semacam ini cukup menarik perhatian di dunia Islam bukan saja diikuti oeh orang-orang awam, tetapi juga oleh para ulamanya, Berabad-abad lamanya pendapat ini melanda dunia Islam termasuk Indonesia sekarang ini. Dengan adanya pendapat ini menurut Khairul Umam dan A. Achyar Aminudin, wawasan Islam khususnya menjadi sempit. Hal ini menyebabkan hukum Islam yang mestinya luwes (fleksibel) menjadi loyo, kaku, tidak sehat, dan tidak dinamis serta tidak mampu berdiri tegak untuk menjawab tantangan zaman. Ketidakberesan ini jelas tidak muncul dari hukum Islam melainkan muncul dari sikap ulama Islam yang tidak tepat dalam menundukkan hukum Islam, sebagai akibat dari adanya pendapat yang sempit sebagaimana disebutkan di atas tadi.[19]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Menurut Khairul Umam dan A. Achyar Aminudin, hal ini perlu diluruskan dengan cara menundukkan masalah talfiq secara proporsional. Untuk itu, perlu diadakan penelitian secara terpadu dengan mengkaji pendapat fuqaha dan para ahli ushul berdasarkan kitab-kitab Turats, kitab-kitab hadits (modern) sehingga kita nantinya dapat membandingkan antara pengkajian lama dengan pengkajian baru, selanjutnya kita menarjihkan mana yang lebih rasional dan sesuai dengan perkembangan masa kini, itulah yang kita mainkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>KESIMPULAN</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Taqlid </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Hakekat taqlid menurut ahli bahasa, diambil dari kata-kata qiladah (kalung), yaitu sesuatu yang digantungkan atau dikalungkan seseorang kepada orang lain. Contoh penggunaannya dalam bahasa Arab, yaitu taqlid al-hady (mengalungi hewan kurban). Seseorang yang bertaqlid, dengan taqlidnya itu seolah-olah menggantungkan hukum yang diikutinya dari seorang mujtahid. Taqlid artinya mengikut tanpa alasan, meniru dan menurut tanpa dalil. Menurut istilah agama yaitu menerima suatu ucapan orang lain serta memperpegangi tentang suatu hukum agama dengan tidak mengetahui keterangan-keterangan dan alasan-alasannya. Orang yang menerima cara tersebut disebut muqallid.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Taqlid ada dua macam yiatu taqlid yang diperbolehkan, yaitu taqlid bagi orang-orang awam yang belum sampai pada tingkatan sanggup mengkaji dalil dari hukum-hukum syariat. dan taqlid yang tidak diperbolehkan (dilarang/ haram), yaitu bagi orang-orang yang sudah mencapai tingakatan an-nazhr atau yang sanggup mengkaji hukum-hukum syariat.Syarat-syarat taqlid bisa dilihat dari dua hal, yaitu syarat orang yang bertaqlid dan syarat-syarat yang ditaqlidi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Ittiba </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Ittiba artinya menurut atau mengikut. Menurut istilah agama yaitu menerima ucapan atau perkataan orang serta mengetahui alasan-alasannya (dalil) baik dalil itu al-Quran maupun Hadis yang dapat dijadikan hujjah. Imam Syafii mengemukakan pendapat bahwa ittiba berarti mengikuti pendapat-pendapat yang datang dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabat atau yang datang dari tabiin yang mendatangkan kebajikan. Sedangkan menurut para ahli ushul fiqh ialah menerima atau mengikuti perkataan orang lain dengan mengetahui sumber atau alasan perkataan itu. Orang yang melakukan ittiba disebut muttabi yang jamaknya disebut muttabiun. Ittiba memang dan bahkan disuruh dalam agama. Firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 43 merupakan suatu perintah untuk bertanya kepada orang yang tahu dari kitab dan sunnah, tidak dari yang lain-lain. Dengan demikian, jelaslah bahwa ittiba itu tidak dilarang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b>3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Talfiq </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Talfiq yaitu menyelesaikan suatu masalah (hukum) menurut hukum yang terdiri atas kumpulan (gabungan) dua mazhab atau lebih. Fuqaha dan Ahli Ushul mengenai hukum talfiq ini, yakni boleh atau tidaknya seseorang berindah mazhab, baik secara keseluruhan mauun sebagian mereka terbagi keada tiga pendapat yaitu :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Pendapat pertama, mengatakan bila seseorang telah memiliki (memilih) salah satu mazhab, maka ia harus tetap pada mazhab yang telah dipilihnya itu. Ia tidak dibenarkan pindah kepada mazhab yang lain, baik secara keseluruhan maupun sebagian. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Pendapat kedua, mengatakan bahwa seseorang yang telah memilih salah satu mazhab boleh berpindah ke mazhab yang lain walaupun untuk mencari keringanan dengan ketentuan hal itu tidak terjadi dalam satu kasus hukum yang menurut mazhab pertama dan mazhab kedua sama-sama memandang batal (tidak sah). Atas dasar ini maka talfiq dapat dibenarkan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Pendapat ketiga, berpendirian bahwa seorang yang telah memilih salah satu mazhab tidak ada larangan agama terhadap dirinya untuk pindah ke mazhab lain, walaupun didorong untuk mencari keringanan. Ia dibenarkan mengambil pendapat dari tiap-tiap mazhab yang dipandangnya mudah dan gampang, dengan alasan Rasulullah sendiri kalau disuruh memilih antara dua perkara beliau memilih yang paling mudah selama hal itu tidak membawa dosa dengan alasan ini maka talfiq hukumnya mubah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Sedangkan Ulama Jumhur mengklasifikasikan talfiq kepada dua macam yaitu pertama, Talfiq yang dibolehkan, yaitu mengambil yang teringan diantara pendapat-pendapat para mujtahid (mazhab) dalam beberapa masalah yang berbeda-beda. Mereka beralasan bahwa talfiq sesuai dengan prinsip penetapan hukum yang ditunjukkan syara yaitu tidak menyulitkan. Tetapi kemudahan yang diberikan oleh agama tersebut itu jangan dimudah-mudahkan. Para ulama membolehkan talfiq ini dengan tujuan untuk memperkecil fanatisme terhadap satu mazhab atau menghindarkan perpecahan di kalangan umat Islam. Kedua, Talfiq yang tidak dibolehkan, yaitu mengambil yang teringan diantara pendapat-pendapat para mujtahid dalam suatu masalah. Bagi Ulama yang tidak memperbolehkan talfiq ini mereka adalah kelompok yang berpegang teguh kepada pendapat para Imamnya yang telah dijangkiti penyakit taqlid dan fanatik mazhab.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Talfiq merupakan istilah yang lahir sebagai reaksi dari berjangkitnya taqlid yang telah melanda umat yang cuku lama, kemudian talfiq muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali umat Islam dan eksistensinya membawa pro dan kontra di kalangan umat (fuqaha). Talfiq merupakan istilah yang relatif baru dalam lapangan fiqh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">---------------------------------------------------</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[1] Yusuf Al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Peninggalan Ulama Salaf, terj. Ahrul Tsani Fathurrahman dan Muhtadi Abdul Munim, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2003), hal. 87.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[2] Nazar Bakry, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, cet. 4, 2003), hal. 61.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[3] Khairul Umam dan A. Achyar Aminudin, Ushul Fiqih II, (Bandung : Pustaka Setia, cet. 2, 2001), hal. 155.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[4] Ibid., hal. 156.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[5] Nazar Bakry, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, cet. 4, 2003), hal. 60.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[6] Khairul Umam dan A. Achyar Aminudin, Ushul Fiqih II, (Bandung : Pustaka Setia, cet. 2, 2001), hal. 163.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[7] Ibid.,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[8] Dede Rosyada, Metode Kajian Hukum Dewan Hisbah Persis, (Jakarta : Logos, 1999), hal. 25.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[9] Miftahul Arifin dan Ahmad Faisal Haq, Ushul Fiqh Kaidah-Kaidah Penetapan Hukum Islam, (Surabaya : Citra Media, 1997), hal. 164.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[10] Nazar Bakry, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, cet. 4, 2003), hal. 60-61.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[11] Yusuf Al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Peninggalan Ulama Salaf, terj. Ahrul Tsani Fathurrahman dan Muhtadi Abdul Munim, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2003), hal. 101.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[12] M Ali Hasan, Perbandingan Mazhab, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, cet 4, 2002), hal. 89.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[13] Khairul Umam dan A. Achyar Aminudin, Ushul Fiqih II, (Bandung : Pustaka Setia, cet. 2, 2001), hal. 164.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[14] Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, (Jakarta : PT Bulan Bintang, cet. 7, 1995), hal. 177.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[15] Khairul Umam dan A. Achyar Aminudin, Ushul Fiqih II, (Bandung : Pustaka Setia, cet. 2, 2001), hal. 165.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[16] M. Ali Hasan, Perbandingan Mazhab, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, cet. 4, 2002), hal. 91.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[17] Ibid., hal 89.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[18] Khairul Umam dan A. Achyar Aminudin, Ushul Fiqih II, (Bandung : Pustaka Setia, cet. 2, 2001), hal. 171-172.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">[19] Ibid.,</span></div>
<div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div>
<div id="edn19">
</div>
</div>
@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-50223981491303557672014-10-04T10:00:00.000-07:002014-10-04T10:03:47.543-07:00DISC PERSONALITY<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: royalblue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfwmnnrx6LMnTT17zPTktgHCHjPuU52dEfAMq1bwzMDAaslA7p3IWZd2FibJYhmgdhBBxgPP4L3wi-7dWU-JO3hZYyuZAkIJ4qFGw1c1RcEVF-n178bIU1zravBhOOPGCYKcwEnTWmMjnN/s1600/DISC+Pie.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfwmnnrx6LMnTT17zPTktgHCHjPuU52dEfAMq1bwzMDAaslA7p3IWZd2FibJYhmgdhBBxgPP4L3wi-7dWU-JO3hZYyuZAkIJ4qFGw1c1RcEVF-n178bIU1zravBhOOPGCYKcwEnTWmMjnN/s1600/DISC+Pie.jpg" height="282" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: royalblue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apa itu </span></b><b><span style="color: darkorange; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">'DISC' </span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Sistem Kepribadian DISC adalah bahasa perilaku yang universal. Penelitian telah
menunjukkan bahwa karakteristik perilaku dapat dikelompokkan dalam empat divisi
besar yang disebut tipe kepribadian. Orang dengan profil tipe kepribadian yang
serupa cenderung menunjukkan karakteristik perilaku tertentu yang umum untuk
profil tersebut. Semua orang memiliki keempat tipe dalam dirinya, dengan
intensitasnya bervariasi. <br />
<br />
DISC adalah singkatan untuk: <br />
<br />
<b><u><span style="color: red;">D</span></u><span style="color: red;">ominance</span></b>
- terkait dengan pengendalian, kekuasaan dan ketegasan <br />
<br />
<b><u><span style="color: yellow;">I</span></u><span style="color: yellow;">nfluence</span></b>
- berkaitan dengan situasi sosial dan komunikasi <br />
<br />
<b><u><span style="color: seagreen;">S</span></u><span style="color: seagreen;">teadiness</span></b>
- berkaitan dengan kesabaran, ketekunan, dan perhatian <br />
<br />
<b><u><span style="color: blue;">C</span></u><span style="color: blue;">
onscientiousness</span></b> - berkaitan dengan struktur dan organisasi</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><u><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">D</span></u></b><b><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ominance</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Orang yang mendapat skor tinggi dalam intensitas dari tipe "D" sangat
aktif dalam menghadapi masalah dan tantangan, sementara yang rendah skor
"D"-nya adalah orang-orang yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut sebelum melakukan keputusan. Orang2 "D" tinggi digambarkan
sebagai penuntut, kuat, egosentris, berkemauan keras, ambisius, agresif, dan
perintis. Skor D rendah menggambarkan orang2 yang konservatif, kooperatif,
penuh perhitungan, tidak banyak menuntut, hati-hati, menyenangkan, sederhana
dan damai. <br />
<br />
<b>Karakteristik Umum: </b><br />
Langsung. Memutuskan. Memiliki kadar ego yang tinggi. Pemecah masalah.
Pengambil risiko. Pemulai.<br />
<br />
<b>Kontribusi bagi Tim: </b><br />
Menghargai waktu. Menantang status quo. Inovatif.<br />
<br />
<b>Kemungkinan Kelemahan: </b><br />
Otoriter. Sikap argumentatif. Tidak menyukai rutinitas. Berusaha terlalu keras
dalam sekaligus.<br />
<br />
<b>Ketakutan Terbesar: </b><br />
Menjadi dimanfaatkan. <br />
<br />
<b>Termotivasi oleh: </b><br />
Tantangan baru. Kekuasaan dan wewenang dalam mengambil risiko dan membuat
keputusan. Kebebasan dari tugas-tugas rutin dan biasa. Lingkungan kerja/bermain
yang berubah.<br />
<br />
<b>Lingkungan Ideal: </b><br />
Fokus inovatif pada masa depan. Tugas dan kegiatan yang menantang, yang bukan
rutinitas. Proyek-proyek yang menghasilkan hasil yang nyata. Kebebasan dari
kontrol, pengawasan, dan rincian. Personal evaluasi berdasarkan hasil, bukan
metode. <br />
<br />
<b>Yang Mungkin Diinginkan oleh Orang 'D' Tinggi: </b><br />
Otoritas, kegiatan bervariasi, prestise, kebebasan, tugas2 yang mendorong
pertumbuhan, pendekatan "garis bawah", dan kesempatan untuk maju. <br />
<br />
<b>Dengan Orang Dominan, LAKUKAN: </b><br />
Berkata singkat, langsung, dan to the point. Bertanya "apa", dan
bukan pertanyaan "bagaimana". Fokus pada usaha; ingat mereka inginkan
hasil. Beri ia saran cara untuk mencapai hasil, memimpin, dan memecahkan
masalah. Bahas manfaat dari ide dan cara pendekatan. <br />
<br />
<b>Dengan Orang Dominan, JANGAN: </b><br />
Melantur. Mengulang-ulang. Fokus pada masalah. Terlalu ramah. Membuat
generalisasi. Membuat pernyataan tanpa dukungan. <br />
<br />
<b>Sementara menganalisa informasi, orang D tinggi mungkin akan: </b><br />
Mengabaikan potensi risiko. Tidak menimbang pro dan kontra. Tidak
mempertimbangkan pendapat orang lain. Menawarkan sistem dan ide yang inovatif
dan progresif. <br />
<br />
<b>Orang D memiliki karakteristik positif ini dalam tim: </b><br />
Manajer otokratis - hebat meskipun dalam krisis. Mandiri. Inovatif dalam cara
mendapatkan hasil. Tetap berfokus pada tujuan. Spesifik dan langsung. Mengatasi
hambatan. Memberikan arahan dan kepemimpinan. Menekan kelompok untuk menuju
keputusan. Bersedia untuk berbicara. Umumnya optimis. Menyambut tantangan tanpa
rasa takut. Menerima resiko. Memandang gambar besar. Dapat menangani beberapa
proyek. Berfungsi dengan baik dengan beban kerja berat. <br />
<br />
<b>Saran Perkembangan Pribadi untuk Tipe D: </b><br />
Upayakan untuk menjadi pendengar aktif. Perhatikan ide-ide anggota tim lain
sampai semua orang mencapai konsensus. Kurangi sikap mengontrol dan mendominasi.
Kembangkan penghargaan yang lebih besar bagi pendapat, perasaan, dan keinginan
orang lain. Masukkan lebih banyak energi ke dalam hubungan pribadi. Tunjukkan
dukungan Anda untuk anggota tim lainnya. Luangkan waktu untuk menjelaskan
"mengapa/kenapa" dalam laporan Anda. Jadilah lebih ramah dan mudah
didekati.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><u><span style="color: yellow; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">I</span></u></b><b><span style="color: yellow; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">nfluence
</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Orang dengan skor "I" tinggi akan mempengaruhi orang lain melalui
bicara dan aktivitasnya, dan cenderung emosional. Mereka digambarkan sebagai
orang yang meyakinkan, memiliki daya tarik, politis, antusias, persuasif,
hangat, demonstratif, mudah percaya, dan optimis. Mereka yang skor
"I" rendah lebih banyak dipengaruhi oleh data dan fakta, dan bukan
dengan perasaan. Mereka digambarkan sebagai orang yang reflektif, faktual,
penuh perhitungan, skeptis, logis, curiga, butuh fakta, pesimis, dan kritis. <br />
<br />
<b>Karakteristik Umum: </b><br />
Antusias. Mudah percaya; Optimis. Persuasif; banyak bicara. Impulsif; Emosional
<br />
<br />
<b>Kontribusi bagi Tim: </b><br />
Pemecah masalah yang kreatif. Pendorong yang hebat. Memotivasi orang lain untuk
mencapai sesuatu. Memiliki rasa humor yang positif. Bernegosiasi dalam konflik;
pembuat perdamaian. <br />
<br />
<b>Kemungkinan Kelemahan: </b><br />
Lebih peduli dengan popularitas dari hasil yang nyata. Lengah terhadap detail.
Terlalu banyak gerak tubuh dan ekspresi wajah. Cenderung untuk mendengarkan
hanya jika itu lebih enak didengar. <br />
<br />
<b>Ketakutan Terbesar: </b><br />
Penolakan. <br />
<br />
<b>Termotivasi oleh: </b><br />
Sanjungan, pujian, popularitas, dan penerimaan. Sebuah lingkungan yang ramah.
Kebebasan dari banyak peraturan dan peraturan. Orang2 yang ada menggantikan
mereka dalam menangani rincian. <br />
<br />
<b>Lingkungan Ideal: </b><br />
Prosedur praktis. Sedikit konflik dan argumen. Kebebasan dari kendali dan
rincian. Sebuah forum untuk mengekspresikan ide. Kelompok kegiatan di
lingkungan profesional dan sosial <br />
<br />
<b>Yang Mungkin Diinginkan oleh Orang 'I' Tinggi: </b><br />
Harga diri dan penerimaan sosial, kebebasan dari rincian dan kontrol,
orang-orang untuk bisa diajak bicara, kondisi kerja yang positif, pengakuan
atas kemampuan, kesempatan untuk memotivasi dan mempengaruhi orang lain. <br />
<br />
<b>Dengan Orang Berpengaruh, LAKUKAN: </b><br />
Membangun lingkungan ramah dan menguntungkan. Berikan mereka kesempatan untuk
menceritakan ide-ide, orang, dan intuisi mereka. Bantu mereka untuk mengubah
bicara jadi tindakan. Berbagi kesaksian dari orang lain yang berhubungan dengan
ide-ide yang diusulkan. Luangkan waktu untuk kegiatan bersosialisasi. Kirim
rincian secara tertulis. Kembangkan hubungan yang partisipatif. Ciptakan
insentif atas tindaklanjut tugas. <br />
<br />
<b>Dengan Orang Berpengaruh, JANGAN: </b><br />
Hilangkan waktu sosial. Dominasi pembicaraan. Abaikan ide atau prestasi mereka.
Katakan kepada mereka apa yang harus dilakukan. <br />
<br />
<b>Sementara Menganalisa Informasi, Orang "I" Tinggi mungkin: </b><br />
Kehilangan konsentrasi. Kehilangan fakta dan rincian penting. Menginterupsi.
Bersikap kreatif dalam pemecahan masalah. <br />
<br />
<b>Orang "I" memiliki karakteristik positif ini dalam tim: </b><br />
Komunikator naluriah. Manajer partisipatif yang mempengaruhi dan menginspirasi.
Memotivasi tim. Spontan dan menyenangkan. Merespon dengan baik atas hal2 tak
terduga. Menciptakan suasana kesejahteraan. Antusias. Memberikan arahan dan
kepemimpinan. Mengekspresikan ide baik. Bekerja sama dengan baik dengan orang
lain. Menjadi juru bicara yang baik. Akan menawarkan pendapat. Persuasif.
Memiliki sikap positif. Mencapai tujuan melalui orang-orang. Memiliki rasa
humor yang baik. Menerima orang lain. Kuat dalam acara diskusi. <br />
<br />
<b>Saran bagi Perkembangan Pribadi Orang 'I': </b><br />
Timbanglah pro dan kontra sebelum membuat keputusan; kurangilah sikap impulsif.
Lebih berorientasilah ke hasil. Latih pengendalian atas tindakan, kata-kata,
dan emosi anda. Lebih berfokus pada rincian dan fakta. Ingatlah untuk
memperlambat kecepatan anda bagi anggota tim lainnya. Bicara lebih sedikit;
lebih banyak mendengarkan. Pertimbangkan dan evaluasilah ide-ide dari anggota
tim lainnya. Berkonsentrasilah pada penindaklanjutan tugas.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><u><span style="color: seagreen; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">S</span></u></b><b><span style="color: seagreen; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">teadiness</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Orang dengan skor tipe "S" tinggi menginginkan kecepatan yang tetap,
keamanan, dan tidak suka perubahan mendadak. Orang2 yang tinggi
"S"-nya adalah individu yang tenang, santai, sabar, posesif, mudah
ditebak, sengaja, stabil, konsisten, dan cenderung bermimik wajah tanpa emosi.
Orang2 yang rendah skor "S"-nya adalah mereka yang menyukai perubahan
dan variasi. Orang dengan skor rendah "S" digambarkan sebagai mudah
gelisah, demonstratif, kurang sabar, bersemangat, atau bahkan impulsif. <br />
<br />
<b>Karakteristik Umum: </b><br />
Pendengar yang baik; Pekerja tim. Posesif. Mantap; Mudah diprediksi. Mudah
memahami; Menyenangkan.<br />
<br />
<b>Kontribusi dalam Tim: </b><br />
Dapat dipercaya dan diandalkan. Pekerja tim yang setia. Tunduk terhadap
otoritas. Pendengar yang baik, sabar dan empati. Bagus dalam merekonsiliasi
konflik. <br />
<br />
<b>Kemungkinan Kelemahan: </b><br />
Menolak perubahan. Memakan waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.
Menyimpan gerutu, sensitif terhadap kritik. Kesulitan menetapkan prioritas. <br />
<br />
<b>Ketakutan Terbesar: </b><br />
Kehilangan keamanan. <br />
<br />
<b>Termotivasi oleh: </b><br />
Pengakuan atas kesetiaan dan ketergantungan. Keselamatan dan keamanan. Tiadanya
perubahan mendadak dalam prosedur atau gaya hidup. Aktivitas yang dapat dimulai
dan diselesaikan. <br />
<br />
<b>Lingkungan Ideal: </b><br />
Prosedur dan sistem praktis. Stabilitas dan dapat diperkirakan. Tugas-tugas
yang dapat diselesaikan pada satu waktu. Sedikit konflik dan argumen. Atmosfir
tim. <br />
<br />
<b>Yang Mungkin Diinginkan oleh Orang 'S' Tinggi: </b><br />
Keamanan dalam situasi, penghargaan yang tulus, pola kerja berulang, waktu
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, keterbatasan tanggung jawab. <br />
<br />
<b>Dengan Orang Mantap, LAKUKAN: </b><br />
Ciptakan lingkungan yang menguntungkan: pribadi dan menyenangkan. Ekspresikan
minat yang tulus pada mereka sebagai pribadi. Sediakan mereka dengan
klarifikasi atas tugas-tugas dan jawaban untuk pertanyaan
"bagaimana". Bersabarlah dalam upaya mereka mencapai tujuan. Hadirkan
ide atau penyimpangan dari praktek saat ini, dengan cara yang tidak mengancam,
beri mereka waktu untuk menyesuaikan diri. Definisikan secara jelas tujuan,
prosedur dan peran mereka dalam rencana keseluruhan. Yakinkan mereka atas
dukungan tindak lanjut pribadi. Jelaskan bagaimana tindakan mereka akan
meminimalkan risiko dan meningkatkan prosedur saat ini. <br />
<br />
<b>Dengan Orang Mantap, JANGAN: </b><br />
Terlalu memaksa, terlalu agresif, atau menuntut. Jangan terlalu konfrontatif. <br />
<br />
<b>Dalam Menganalisis Informasi, Orang2 'S' Tinggi Mungkin: </b><br />
Di luarnya setuju, tapi di dalamnya membangkang. Merenungkan secara mendalam
keprihatinan dan keraguan mereka. Ragu-ragu dalam berbagi umpan balik selama
presentasi. Memperlambat tindakan. Memberikan dukungan berharga bagi tujuan
tim. <br />
<br />
<b>Orang2 'S' memiliki karakteristik positif ini dalam tim: </b><br />
Pembuat relasi secara naluriah. Manajer partisipatif - mencapai tujuan melalui
hubungan pribadi. Membuat orang lain merasa seperti sesama. Menampilkan
ketulusan. Dapat melihat cara yang lebih mudah untuk melakukan sesuatu.
Terfokus dan intuitif tentang orang-orang dan relasi. Penuh akal sehat.
Mendukung tujuan tim. Dapat diandalkan. Pekerja tim yang baik. Berupaya untuk
membangun hubungan. Memberikan stabilitas. Mempertimbangkan unsur-unsur dari
proyek secara keseluruhan. Realistis dan praktis. Memiliki emosi datar.
Memberikan keterampilan khusus. Menunjukkan kesabaran terhadap orang lain.
Loyal. <br />
<br />
<b>Saran untuk Perkembangan Pribadi Orang 'S': </b><br />
Lebih terbukalah terhadap perubahan. Jadilah lebih langsung dalam interaksi
Anda. Fokuslah pada tujuan tim secara keseluruhan, daripada prosedur khusus.
Tanganilah konfrontasi secara konstruktif. Lebih kembangkan fleksibilitas.
Tingkatkan kecepatan dalam mencapai tujuan. Tampilkan lebih banyak inisiatif.
Nyatakanlah pikiran, pendapat, dan perasaan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><u><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">C</span></u></b><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">onscientiousness</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Orang dengan skor "C" tinggi biasanya patuh pada peraturan dan
struktur. Mereka suka melakukan pekerjaan yang berkualitas dan melakukannya
dengan benar pada kali pertama. Orang2 "C" tinggi adalah orang2 yang berhati-hati,
tepat, rapi, sistematis, diplomatis, akurat, dan bijaksana. Mereka dengan yang
rendah skor "C"-nya menantang aturan dan menginginkan kemerdekaan,
digambarkan sebagai pembangkang, keras kepala, semau sendiri, tidak sistematis,
dan tidak peduli dengan rincian. <br />
<br />
<b>Karakteristik Umum: </b><br />
Akurat; analitis. Teliti; hati-hati. Pencari fakta; tepat. Standar tinggi;
sistematis. <br />
<br />
<b>Kontribusi bagi Tim: </b><br />
Teliti dan memiliki emosi datar. Cermat menyeluruh dalam semua kegiatan.
Mendefinisikan situasi, mengumpulkan, mengkritik dan menguji informasi. <br />
<br />
<b>Kemungkinan Kelemahan: </b><br />
Perlu batas-batas yang jelas antara tindakan dan hubungan relasi. Terikat oleh
prosedur dan metode. Berkutat dalam rincian. Memilih untuk tidak membicarakan
perasaan. Cenderung mengalah daripada debat.<br />
<br />
<b>Ketakutan Terbesar: </b><br />
Kritik. <br />
<br />
<b>Termotivasi oleh: </b><br />
Standar kualitas yang tinggi. Interaksi sosial terbatas. Tugas yang terinci.
Organisasi logis informasi. <br />
<br />
<b>Lingkungan Ideal: </b><br />
Tugas dan proyek yang dapat ditindaklanjuti sampai selesai. Tugas-tugas khusus
atau teknis. Prosedur kerja dan rutinitas yang praktis. Sedikit konflik dan
argumen. Perintah dan jaminan bahwa mereka melakukan apa yang diharapkan dari
mereka. <br />
<br />
<b>Yang Mungkin Diinginkan oleh Orang 'C' Tinggi: </b><br />
Otonomi dan kemandirian, lingkungan kerja terkendali, jaminan, harapan dan
tujuan yang tepat, deskripsi pekerjaan yang tepat, perubahan yang terencana. <br />
<br />
<b>Dengan Orang Berhati Nurani, LAKUKAN: </b><br />
Persiapkan sebelumnya tugas dari Anda. Gambarkan pro dan kontra dari ide yang
diusulkan. Dukung ide-ide dan pernyataan dengan data yang akurat. Yakinkan
mereka bahwa tidak akan ada kejutan yang terjadi. Berikan deskripsi pekerjaan
yang tepat, dengan penjelasan yang tepat tentang bagaimana tugas yang cocok
dengan gambaran besar. Ulas rekomendasi dengan mereka secara sistematis dan
komprehensif. Jadilah spesifik ketika setuju. Jika tidak menyetujui mereka,
tidak setujulah atas fakta-fakta, bukan secara pribadi/personal. Bersabarlah,
gigih, dan diplomatis saat memberikan penjelasan. <br />
<br />
<b>Dengan Orang Berhati Nurani, JANGAN: </b><br />
Menolak untuk menjelaskan rincian. Menjawab pertanyaan secara samar-samar atau
kasual. <br />
<br />
<b>Dalam menganalisis informasi, orang2 'C' tinggi mungkin: </b><br />
Menjadi terlalu berhati-hati dan konservatif. Terlalu terjebak dalam rincian.
Menghindari atau menunda keputusan, terutama jika mereka merasa berisiko.
Menjadi pemecah masalah yang efektif. <br />
<br />
<b>Orang2 'C' memiliki karakteristik positif ini dalam tim: </b><br />
Organiser secara naluriah. Manajer "lakukan sendiri" - membuat dan
memelihara sistem. Mengupayakan lingkungan yang logis dan konsisten.
Mengendalikan rincian. Cermat. Mengevaluasi kemajuan tim. Mengajukan pertanyaan
penting. Tetap berfokus pada tugas-tugas. Menawarkan pendekatan konservatif.
Menekankan kualitas. Berpikir logis. Akan berbagi risiko dan tanggung jawab.
Bekerja secara sistematis. Akan berusaha untuk mencapai mufakat. Diplomatis.
Menganalisis hambatan. <br />
<br />
<b>Saran Perkembangan Pribadi bagi Orang2 'C': </b><br />
Lebih berkonsentrasilah dalam melakukan hal yang benar, bukan hanya dalam
melakukan tindakan secara benar. Kurangi sikap kritis terhadap ide dan metode
orang lain. Meresponlah lebih cepat untuk mencapai tujuan tim. Berusahalah
untuk membangun hubungan dengan anggota tim lainnya. Berlatihlah lebih dalam
membuat keputusan. Kurangi fokus pada fakta, dan lebih pada pribadi orang.
Ambillah risiko bersama dengan anggota tim lainnya.</span></div>
@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-10309192546687216662014-08-24T22:38:00.000-07:002014-08-24T22:38:16.062-07:00Belajar dari 'Organisasi Kampung' oleh dhezun<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK_m0P5e9m0PvQCwR4k49pNzS6rbLtq74AGXPR1qG1XAvwTV2D1iDWXaTdM2JIm5bJuoMmcUt4v-D0sswGWPIKUZ7LEX6NNhpJkUxrs_aHR8dIX-pDHO1c8ILi_mFqRJEgWpuDIqoFB1Mq/s1600/10511240_845719842104785_1702199113959085006_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK_m0P5e9m0PvQCwR4k49pNzS6rbLtq74AGXPR1qG1XAvwTV2D1iDWXaTdM2JIm5bJuoMmcUt4v-D0sswGWPIKUZ7LEX6NNhpJkUxrs_aHR8dIX-pDHO1c8ILi_mFqRJEgWpuDIqoFB1Mq/s1600/10511240_845719842104785_1702199113959085006_n.jpg" height="250" width="400" /></a></b></div>
<br />
<br />
<b>dakwatuna.com -</b> Hikmah dan pelajaran itu tak memandang bulu, begitu kata para orang-orang bijak di sana. Kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari mana saja, tak memandang agama, ras, usia, pekerjaan, miskin kaya, status sosial, jenis kelamin, suku dan budaya, juga tak memandang sudah berpengalaman atau pemula.<br /><br />Dalam tulisan ini, saya mencoba mengajak kawan-kawan untuk memasuki perenungan bersama, merenung sekaligus mengambil pelajaran dari sebuah “Organisasi Kampung”, yang minim akan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman tentang sebuah organisasi. Tapi, di balik kekurangan mereka tersembunyi pelajaran dan hikmah sarat makna yang seharusnya dimiliki oleh kita yang mengaku bergerak dalam dakwah.<br />Dalam rangka HUT RI ke-69, sekelompok pemuda dan remaja di lingkungan RT yang orang tua saya pimpin, berinisiatif untuk mengadakan kegiatan tahunan yang sempat vakum dua tahun belakangan karena bertepatan saat puasa Ramadhan sedang berjalan, yaitu perlombaan tujuh belas agustusan.<br /><br />Rapat pertama disepakati berlangsung di rumah orang tua saya, dalam rapat itu disepakati bahwa rumah orang tua saya menjadi markas berkumpul mereka. Rapat pertama berlangsung unik menurut saya, rapat berjalan tak beraturan tanpa agenda yang jelas, tanpa ada yang memimpin rapat, ada yang mendominasi pembicaran, ada yang diam seribu bahasa, bahkan ada yang membuat forum di dalam forum.<br />Uniknya lagi, mereka bersepakat menyelenggarakan perlombaan tersebut tepat pada tanggal 17 Agustus 2014, sedangkan rapat pertamanya sendiri diadakan pada hari Jumat tanggal 8 Agustus 2014. Orang tua saya pun sempat mempertanyakan keseriusan dan kesiapan mereka untuk mengadakan kegiatan tersebut, mengingat waktu yang tersisa hanya seminggu. Tapi mereka mampu meyakinkan ketua RT dengan semangat dan kekompakkan mereka, meski mereka sendiri tidak benar-benar yakin dapat mengadakannya.<br /><br />Singkat cerita, Mereka sukses mengadakan kegiatan perlombaan tersebut, bahkan dana surplus dua jutaan dari anggaran dana yang dibutuhkan sebesar lima jutaan.<br /><br />Berikut dua pelajaran penuh hikmah dari ‘organisasi kampung’ yang dapat dijadikan perenungan oleh kita semua yang mengaku bergerak dalam aktivitas dakwah.<br />
<br />
<b>1. Ruhul Istijabah (Semangat pemenuhan panggilan dakwah dan qiyadah).</b><br />
<br />
”Dengarkanlah dan taatilah (para pemimpinmu) meski engkau dalam keadaan sulit, mudah, semangat, terpaksa dan membuatmu banyak melakukan pengorbanan.” (HR Muslim)<br /><br />Mereka tidak mengetahui sama sekali kalau ada hadits seperti ini, mereka juga belum pernah mendapatkan materi tentang organisasi secara khusus, apalagi materi tentang qiyadah wa jundiyah serta materi ruhul istijabah.<br /><br />Tapi, ‘Organisasi kampung’ terebut mengamalkannya dengan baik, tanpa keluhan, tanpa mempertanyakan, tanpa mengkritik, dan dilakukan dengan penuh totalitas kesungguhan.<br /><br />Sebagai contohnya, ketika ketua menginformasikan untuk rapat, mereka yang berjumlah 35 orang hampir hadir semua dalam tiap rapatnya, Bahkan saat rapat diselenggarakan secara mendadak sekalipun. Tak hadirnya pun ada konfirmasi dan bisa dibilang syar’i. Mereka penuhi panggilan rapat bukan sebagai beban dan tuntutan, tapi sebagai sebuah kesenangan dan kehormatan.<br /><br />Bagaimana dengan kita yang mengaku bergerak dalam dakwah? Tak jarang kita temui ketika qiyadah menginstrukksikan untuk hadir rapat, setengah dari kita yang hadirpun tidak, rasa malas dan masa bodo’ bersarang di hati-hati kita. Ketika kita diundang dalam agenda rapat, jangankan hadir, untuk konfirmasi sulitnya bukan main, seolah-olah seruan qiyadah adalah angin lalu yang tak layak didengar kata-katanya dan mengganggu aktivitas kita. 1001 alasan dan cara digunakan untuk menghindari seruan dan mendapatkan pemakluman, 1001 kebohongan dengan kata-kata ambigu menjadi andalan.<br /><br />Bukan hanya dalam organisasi, dalam halaqah pun seperti itu. Ketika disepakati jadwal liqa, banyak yang mangkir tanpa kabar, banyak yang mencari-cari alasan dan pembenaran agar dimaklumi ketidakhadirannya, bahkan tak jarang yang beralasan dengan alasan remeh-temeh yang tak syar’i, seperti malas, bermain bersama teman, kumpul bersama teman, dan hal-hal yang tak sepatutnya disejajarkan dengan keutamaan halaqah. Tugas yang diberikan dipandang sebagai sebuah beban, ta’limat murabbi tak dihargai, kata-kata murabbi dianggap basi. Jangankan bahas tentang militansi, untuk mengaji seminggu sekali saja tak ada kesadaran dalam diri.<br /><br />“Jangan berharap menjadi seorang murabbi yang baik, jika tak mampu menjadi mutarabbi yang baik”. Ketua ‘organisasi kampung’ tersebut bukanlah orang yang terbaik seperti layaknya sebuah organisasi pada umumnya. Pemimpinnya tidak memiliki pengalaman organisasi, tidak memiliki jiwa kepemimpinan, hanya seorang lulusan SMA, berbicara di depan umum pun terbata-bata. Sedangkan bawahannya ada yang sudah lulus kuliah, memiliki pengalaman organisasi di kampusnya, memiliki jiwa kepemimpinan, dan juga lebih layak dipilih daripada pemimpinnya. Ia dipilih bukan berdasarkan kapasitasnya, tapi karena ia selalu jadi bulan-bulanan teman-temannya, ia lah yang akhirnya dijerumuskan untuk menjadi pemimpin mereka.<br /><br />Tapi, ketika ketua memberikan instruksi, semua dengar dan taat, tak memandang siapa yang mengatakannya, mereka melihat apa yang diperintahkannya. Ketika hasil rapat memutuskan sesuatu, semua ikut dan menjalankan tugas yang telah disepakati, tanpa keluhan dan pembangkangan. Mereka menjalankannya dengan penuh ketaatan walau ada rasa suka atau tidak suka, susah atau senang, mudah atau sulitnya amanah, tak sedikit pun mereka menolaknya, mereka tidak menerimanya dengan keluh kesah di dalam hati, mereka menerimanya sebagai sebuah kehormatan dan tantangan, mereka menjalankannya dengan penuh totalitas perjuangan dan pengorbanan.<br /><br />Bagaimana dengan kita? Seringkali ditemukan keputusan rapat banyak dikeluhkan bahkan ditentang, amanah banyak terlalaikan, kepercayaan banyak dikhianati, pemimpin tak dipercaya dan ditaati sepenuh hati. Seakan akan keputusan pemimpin dan keputusan rapat adalah keputusan setan yang penuh dengan kebatilan dan hanya pendapat kita yang penuh dengan kesucian dan kebenaran.<br /><br />Dalam halaqah juga tak jarang kita temui mutarabbi yang keberatan ketika mendapatkan murabbi yang tidak sesuai dengan keinginannya, hingga pada akhirnya mereka datang hanya untuk memenuhi kewajiban, bolos menjadi sebuah kebiasaan, bahkan mundur tanpa berta (muntaber) menjadi sebuah aksi penolakan.<br /><br />Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa murabbi bukanlah orang yang sempurna, penuh dengan cacat dan kekurangan, tapi kebaikan dan manfaat jauh lebih tinggi nilainya daripada kekurangannya. Ambilah yang bermanfaat darinya, dan buanglah yang buruk darinya. Seburuk-buruknya murabbi, Ia tak mungkin menjerumuskan binaannya secara sengaja dalam lembah kemaksiatan dan dosa. Kita juga harus memahami bahwa dalam tarbiyah rotasi murabbi adalah sebuah keniscayaan, suka atau tidak, kita harus dewasa dalam menyikapinya. Ketaatan dan sikap hormat kepada murabbi adalah sebuah keutamaan. Karena tanpa ketaatan kepada murabbi, hanya akan menjadikan kita sebagai penghambat dan perusak jamaah. Tanpa sikap hormat, hanya akan menghilangkan keberkahan ilmu yang disajikan dan menyuburkan sifat takabbur di dalam diri.<br /><br />Boleh jadi tak berkembangnya dakwah penyebabnya ada pada diri kita sendiri, para penggeraknya. Salah satunya adalah lemahnya ruhul istijabah terhadap seruan dakwah, qiyadah dan murabbinya. Banyak mengeluh tapi sedikit peluh, banyak menuntut tapi lemah memberi, banyak mengkritik tapi lemah dalam amal, banyak menggerutu tapi lemah dalam amanah, banyak mempertanyakan keputusan tapi lemah dalam tanggung jawab. “Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu menjadi pengikut yang baik, karena takkan pernah menjadi pemimpin yang baik selama ia tak pernah menjadi pengikut yang baik”.<br /><br /><b>2. Komitmen terhadap waktu</b><br />“Pemberian terbaik yang tak ternilai harganya adalah WAKTU, karena waktu tak pernah dapat dikembalikan dan dibeli dengan apapun”.<br /><br />Dalam surat Al-ashr Allah secara khusus bersumpah atas nama waktu, yang menunjukkan bahwa amat sangat berharganya waktu agar tidak disia-siakan.<br /><br />Mereka tidak pernah mempelajari tafsir ayat tersebut, mereka tidak pernah sekalipun mendapatkan materi tentang manajemen waktu, skala prioritas, dan materi komitmen terhadap waktu. Tapi luar biasanya mereka mengamalkannya tanpa keluhan dan keberatan hati sekalipun. Ketika rapat diputuskan pukul delapan malam, setengah delapan mereka sudah ada di tempat semua, bahkan ada yang selepas maghrib mereka sudah ada di tempat yang disepakati.<br /><br />Menariknya adalah saat hari ‘H’, Acara rencananya dimulai tepat pukul delapan pagi. Hebatnya, mereka bersepakat bahwa seluruh panitia wajib berkumpul pukul setengah tujuh, untuk briefing dan persiapan peralatan lomba, yang telat tiap menitnya dikenakan sanksi sebesar sepuluh ribu rupiah. Luarrr biasaaa…!!! Komitmen yang saya sendiri tak habis pikir untuk menerapkannya. Tapi, semua sepakat, semua setuju, alasannya satu, untuk kebaikan bersama dan kesuksesan bersama.<br /><br />Alhasil, hanya ada satu orang panitia yang telat, itupun telatnya hanya hitungan menit, yaitu delapan menit. Saat evaluasi, panitia yang telat tersebut secara jujur tanpa paksaan mengakui dirinya telat dan siap membayar sanksinya. Berat sebetulnya baginya, bahkan ia sampai meminta keringanan untuk menyicil sanksinya selama beberapa kali. Bukan malah minta dimaafkan, Tapi ia malah berkata ‘ini kan kesepakatan bersama, dan gue ada dalam kesepakatan ini, jadi gue harus komit terhadap kesepakatan bersama ini’, begitu kata panitia yang beragama Kristen yang membuat semua orang tersenyum penuh haru dan simpati kepadanya.<br /><br />Bagaimana dengan kita? Yang mengaku berpedoman terhadap Al-Quran dan Sunnah Rasulullah? Yang mengaku menyerukan kebaikan dan kemaslahatan? Yang mengaku peduli dengan nasib dan keadaan umat? Yang katanya sudah mengazamkan dalam diri untuk dakwah dan mewakafkan dirinya di jalan dakwah? Sudahkah kita menghargai waktu sebagaimana mereka menghargainya?<br /><br />Tak jarang saya temui, waktu rapat yang disepakati seringkali dilanggar tanpa ada rasa bersalah sedikitpun, bahkan menuntut pemakluman. Hal ini tidak terjadi sekali dua kali, tapi terus menerus dilakukan oleh kita yang mengaku memahami tentang pentingnya komitmen terhadap waktu. Ketelatan rapatnya bukan hitungan menit lagi, hitungan jam pun sudah menjadi kebiasaan.<br /><br />Dalam penyelenggaraan kegiatan dakwah pun seperti itu, panitia yang seharusnya datang jauh jauh waktu sebelum waktu kegiatan dimulai, panitia baru hadir lima menit sebelum acara, dan mayoritas yang lainnya terlambat tanpa sedikitpun rasa bersalah terhadap lalainya amanah yang berada di pundaknya masing-masing.<br /><br />Ketika jadi peserta pun begitu, telat sepertinya adalah kewajiban dalam mindset peserta, ‘ah palingan ujung-ujungnya telat mulainya’, begitu kata mereka. Tak sadarkah mereka bahwa telatnya acara karena menunggu para peserta yang memiliki pola pikir yang sama ? Bahwa telat adalah sebuah keniscayaan. Alhasil, panitia menyelenggarakan kegiatan dengan tergesa-gesa, pesertapun datang dengan bersantai ria, Innalillah…<br /><br />Tak sadarkah bahwa banyak sekali kezaliman kita terhadap saudara-saudara kita ketika kita tidak memiliki komitmen terhadap waktu? Baik kezhaliman yang secara langsung ia rasakan maupun yang tidak langsung. Mereka yang datang terlebih dahulu tak jarang harus merelakan diri tidak sarapan agar bisa datang tepat pada waktunya, di sisi lain ada yang lagi enak-enakkan menyantap sarapan dengan santai meski acara hampir di mulai, kemudian datang telat tanpa sedikitpun rasa bersalah di raut wajah-wajah mereka.<br /><br />Tak sadarkah ketika kita hadir telat maka waktu berakhirnya pun akan ikut telat, alhasil mereka yang sudah memiliki agenda lain setelahnya ikut telat dan berantakkan, mereka juga tak luput ikut menzhalimi kawan-kawan yang telah menunggu kehadirannya. Tak sadarkah ketika kita telat, semakin minim waktu sebuah ilmu disampaikan karena harus menyesuaikan susunan acara yang tidak dapat diganggu gugat? Melestarikan ketelatan berarti melestarikan kezhaliman.<br /><br />Dalam halaqah juga tak jarang begitu, tak jarang murabbi harus menunggu berjam-jam menunggu kehadiran mutarabbinya, begitupun sebaliknya.<br /><br />Pernah saya mendengar, suatu ketika sebuah halaqah ingin menertibkan halaqahnya, salah satunya tertib dalam kehadiran. Mereka menyepakati bahwa barangsiapa yang telat, tiap menitnya wajib membayar iqab sebesar Rp 100, baik itu murabbi ataupun mutarabbinya. Ternyata dalam pelaksanaannya jauh dari harapan, beberapa kali murabbi telat, sedangkan mutarabbinya datang tepat waktu. Mereka harus menunggu setengah jam hanya untuk menunggu kehadiran Murabbinya, bahkan tak jarang Murabbi tak memberikan kabar terkait kehadirannya, bukannya memberi kabar terkait keberadaan dan kehadirannya, malah mutarabbinya tak dapat menghubungi ponsel pribadi Murabbinya. Ternyata tidak sekali dua kali, hal ini dilakukan berulang –ulang tanpa alasan yang menguatkan dan membenarkannya. Mutarabbinya pun kesal karena merasa tak dihargai komitmennya di dalam halaqah, hingga pada akhirnya mereka enggan untuk hadir kembali dalam halaqah tersebut.<br /><br />Mutarabbinya telat sepertinya biasa, meski juga tak dibenarkan apapun alasannya, kecuali keadaan-keadaan yang memang tak bisa dihindarinya. Tapi jika murabbi telat, ini sudah keterlaluan menurut saya, apalagi jika telatnya bukan karena alasan yang memberatkannya. Murabbi adalah teladan, bagaimana mungkin mutarabbi dapat menghargai waktu jika Murabbinya tak mampu menghargai waktu yang telah disepakati bersama. Jangan-jangan selama ini telat menjadi sebuah kebiasaan dalam halaqah karena peran para murabbi yang tak dapat memberikan keteladanan dalam komitmen terhadap waktu.<br /><br />“Jangan berpikir tentang ringannya ketelatan yang kita lakukan, tapi berpikirlah banyaknya kezhaliman yang kita lakukan terhadap orang lain, meski hanya satu menit sekalipun”.<br /><br />Mari bersama kita merenung dan berdialog dengan diri kita masing-masing, apakah kita termasuk dalam orang-orang yang lemah dalam ruhul istijabah terhadap panggilan dakwah, qiyadah dan murabbi? Termasuk jugakah kita ke dalam orang-orang yang tidak memiliki komitmen terhadap waktu? Hanya tiap hati kita dan Allah yang mampu menjawabnya dengan penuh kejujuran dan keterbukaan.<br /><br />Selamat berinstrospeksi, semoga bermanfaat dan menginspirasi.<br /><br />Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/08/23/56140/belajar-dari-organisasi-kampung-2/#ixzz3BGYceqkB<br />
<br />@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-90918249546802135022014-08-07T20:10:00.000-07:002014-08-07T20:12:58.857-07:00Orang tua dan kesuksesan (edisi SMAN 75)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEIAMQPiuK_rpcrbE1O6VIMn3XgnF4amaoSj6HG2c8eWLqCQSi4YAn83RihN3Y4FHb4obw4sCtD20ABCAQS9y6Al0sw3Rjzfr9adB4LFXwqwBKLV62c5rdzm3HpOiJ-kgUJ8pRvTLemO2_/s1600/10557347_828431653833604_8784495935293204754_n.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEIAMQPiuK_rpcrbE1O6VIMn3XgnF4amaoSj6HG2c8eWLqCQSi4YAn83RihN3Y4FHb4obw4sCtD20ABCAQS9y6Al0sw3Rjzfr9adB4LFXwqwBKLV62c5rdzm3HpOiJ-kgUJ8pRvTLemO2_/s1600/10557347_828431653833604_8784495935293204754_n.jpg" height="212" width="320" /></a></div>
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;"> </span><br />
<br />
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Dalam sebuah
kesempatan berbagi saya biasanya sering menyinggung tentang kedua orang
tua,hari itu pun saya menyinggungnya.</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Saya ceritakan
tentang peran kedua orang tua dlm kesuksesan anak anaknya,boleh jd nelangsanya
kita salah satu penyebab utamanya adalah tdk ridhonya ortu thp kita, remehnya
kita dalam meminta restu dan doanya, serta secara sadar/tdk sadar kita pernah
melukai hati dan perasaannya sbg orang tua, sedikitnya doa doa kita utk mrk jg
menjadi penyebabnya,dan faktor lainnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Tema hr itu adalah
ttg palestina,sy kisahkan bagaimana bangga dan bahagianya seorang ibu palestina
mendapatkan anaknya syahid,bkn kesedihan yg ditampakkan,tp kesyukuran dan
senyuman yg membuat haru org2 di sekelilingnya.jg ttg bagaimana cintanya
seorang anak kepada kedua org tua yg membesarkannya,curhatan sering dibagikan
kpd orang tuanya,pergi jihad pun izin dan berpamitan dg orang tuanya,lalu
bagaimana dg kita? Apakah dtg ketempat ini kita membawa izin dan pamit dg kedua
orang tua kita? Apakah org tua kita ridho kita dtg ke tempat ini? Apakah kita
meminta doa dan restunya utk kesini? Atau malah membuatnya jengkel dan sakit
hati krn sikap kita?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Semua terdiam... ada
yg tertunduk dan ada yg menatap sy menunggu kelanjutan kata2 yg akan keluar dr
mulut saya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Disini siapa yg
orang tuanya sudah tidak lengkap? Tanya saya. Saya minta salah satu dr mrk maju
utk berbagi kisah dan perasaannya. Namanya adi handoyo,baru saja lulus SMA dan
diterima kuliah di untirta jurusan yg berbau dg kelautan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Dia mengisahkan
bahwa ibunya meninggalkannya saat ia msh kecil sekali,dg sebab penyakit
komplikasi yg dideritanya. Ayahnya seorang wirausaha biasa,kakaknya yg
perempuan baru saja lulus beberapa waktu yg lalu katanya. Terlihat usahanya utk
menyembunyikan kesedihannya dg ketegaran ucapannya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Lalu saya
bertanya,apa yg adi rasakan perbedaannya ketika ibu msh ada dan setelahnya? Yg
pasti sedih,katanya. Sedih dan haus akan kasih sayang seorang ibu,kehilangan
sosok lembut yg penuh dg kasih sayang,tapi saya jg bersyukur,lanjutnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Saya bersyukur,krn
dg keadaan seperti ini Allah menguatkan saya dan keluarga saya. Menjadikan saya
dan kk sy hrs mandiri,hrs bertanggung jawab dan kuat menghadapi masalah masalah
kami sendiri,jelasnya dg penuh kesyukuran.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Saya berdecak kagum
dlm hati yg sedang simpati.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Pertanyaan sy yg
terakhir adalah apa yg ingin adi persembahkan utk almarhumah ibu dan jg
keluarga adi?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Saya mau jd anak yg
shalih sehingga bs memberikan hadiah berupa doa utk almarhumah ibu dan ingin
sukses sehingga bs membahagiakan keluarga. Jawabnya dg penuh keyakinan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Semua hening,tak ada
yg bicara beberapa detik setelah adi menutup kisahnya,termasuk saya.
Kekaguman,Simpati dan empati menyelimuti hati kami semua.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Disini Sy ingin
menyampaikan korelasi kisah adi dg ibunya dg perjuangan sodara2 kita di
palestina. Lanjut saya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Sesungguhnya pejuang
sejati tak terlahir dr kondisi medan juang yg aman dan temtram,tp mrk terlahir
dr medan juang yg berat,penuh aral rintang menghadang bahkan jiwa raga menjadi
taruhan. Serta ada peran org2 hebat yg ada di belakang org hebat,salah satunya
adalah kedua org tua kita.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Tutup saya dlm sesi
orang tua dan melanjutkan dlm sesi materi sy selanjutnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">@dhezun | Markaz
Inspirasi</span></div>
@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549136194504576720.post-91491989241599638052014-08-07T19:30:00.001-07:002014-08-07T20:04:40.962-07:00Khawarij (Sejarah, pemikiran dan pergerakkannya)<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHAL58JkVkMuoflEUO-mxxtKvOPH9nh9CFcyGbkvMp5mMDQTJHFY6jsBe1D3gBBVTfg33j8v5C84WwQWWqvb1cxZ1fiIENZji0qOBCa7wL16CdRz5YxFoyVqFzOUqj4c6TR2ty2lvAdu3n/s1600/url.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHAL58JkVkMuoflEUO-mxxtKvOPH9nh9CFcyGbkvMp5mMDQTJHFY6jsBe1D3gBBVTfg33j8v5C84WwQWWqvb1cxZ1fiIENZji0qOBCa7wL16CdRz5YxFoyVqFzOUqj4c6TR2ty2lvAdu3n/s1600/url.jpg" height="175" width="320" /></a></div>
<b> </b><br />
<b> </b><b>A. Pengertian Khawarij </b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<i>Khawarij</i> adalah bentuk jamak (plural) dari <i>kharij</i> (bentuk
isim fail) artinya <i>yang keluar</i>. Dinamai demikian karena kelompok ini
adalah orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib sebagai protes
terhadap Ali yang menyetujui perdamaian dengan mengadakan arbitrase dengan
Muawiyah bin Abi Sufyan<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref1"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn1" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref1;">[1]</span><span style="mso-bookmark: _ftnref1;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftnref1;"></span>.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Pendapat lain mengatakan bahwa <i>khawarij</i> berasal dari kata <b>kharaja-
khurujan </b>didasarkan atas Q.S. 4 : 100 yang pengertiannya <i>keluar dari
rumah untuk berjuang di jalan Allah.</i> Kaum khawarij memandang diri mereka
sebagai orang-orang yang keluar dari rumah semata-mata untuk berjuang di jalan
Allah.<b> <a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref2"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn2" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref2;">[2]</span></a></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Dengan demikian khawarij adalah aliran (firqah) yang keluar dari jamaah
(almufaraqah li al-jamaah) disebabkan ada perselisihan pendapat yang
bertentangan dengan prinsip yang mereka yakini kebenarannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Selain nama khawarij, ada beberapa nama lagi yang dinisbatkan kepada
kelompok aliran ini, antara lain <i>al-muhakkimah, syurah, haruriyah</i> dan <i>al-mariqah</i>.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<i>Al-Muhakkimah</i> berasal dari semboyan mereka yang terkenal (<i>Tiada
hukum kecuali hukum Allah) </i>atau (<i>Tidak ada pembuat hukum kecuali Allah)</i>.
Berdasarkan alasan inilah mereka menolak keputusan Ali bin Abi Thalib. Menurut
pendapat aliran ini yang berhak memutus perkara hanya Allah, bukan melalui
arbitrase (tahkim)<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref3"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn3" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref3;">[3]</span><span style="mso-bookmark: _ftnref3;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftnref3;"></span>.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<i>Syurah</i> berasal dari <b>syara- syira’an</b> artinya<i> menjual.</i>
Penamaan ini didasarkan pada Q.S. 2 : 207 <i>: Dan diantara manusia ada yang
menjual dirinya untuk memperoleh keridlaan Allah.</i> Pengikut aliran ini
menganggap kelompoknya sebagai golongan yang dimaksud pada ayat di atas<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref4"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn4" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref4;">[4]</span><span style="mso-bookmark: _ftnref4;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftnref4;"></span>.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<i>Haruriyah</i> berasal dari kata <i>Harurah</i>, nama daerah tempat
menggalang kekuatan dan pusat kegiatan kelompok ini setelah memisahkan diri
dari Ali bin Abi Thalib. <i>Haruriyah</i> berarti <i>orang-orang berkebangsaan
Harurah<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref5"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn5" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref5;"><b>[5]</b></span><span style="mso-bookmark: _ftnref5;"></span></a></i><span style="mso-bookmark: _ftnref5;"></span>.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<i>Al-Mariqah </i>berasal dari kata <i> </i><b>maraqa</b> artinya <i>anak
panah keluar dari busurnya.</i> Pemberian nama ini oleh orang-orang yang tidak
sepaham (lawan) aliran ini karena dianggap telah keluar dari sendi-sendi agama
Islam<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref6"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn6" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref6;">[6]</span><span style="mso-bookmark: _ftnref6;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftnref6;"></span>.Adanya sebutan
(nama) yang variatif bagi aliran khawarij itu didasarkan kepada slogan-slogan
yang diproklamirkan aliran ini, atau berdasarkan markas dan pusat perkembangan
serta penyebaran aliran ini, bahkan ada yang berdasarkan kecaman dari yang
tidak sefaham dengan aliran ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Konsep-Konsep Pemikiran
Khawarij</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Ada dua prinsip pokok yang
menjadi kesepakatan paham-paham Khawarij, yaitu keputusan umum mereka terhadap
Khalifah Ali bin Abu Thalib, dan kewajiban <i>al-khurûj </i>(memberontak;
revolusi) terhadap penguasa lalim. Mengenai prinsip pertama, Khawarij
menetapkan sahnya bait Imam Ali dan mendukungnya sampai sebelum kejadian <i>ta<u>h</u>kîm.
</i>Akan tetapi, setelah kejadian tersebut, mereka mengucilkan Khalifah Ali,
bahkan memvonisnya sebagai kafir, seperti halnya mereka memvonis kafir terhadap
Utsman setelah enam tahun dari kekhalifahan. Jadi, dari prinsip pertama ini
terlahir klaim <i>takfîr </i>dan <i>al-<u>h</u>âkimiyyah </i>yang selanjutnya
menjadi pokok konsep pemikiran sekte Khawarij. Adapun dari prinsip kedua,
muncullah konsepsi <i>khurûj </i>dan <i>al-hijrah, </i>sebagai penyempurna dari
prinsip pertama. Inilah konsep-konsep umum pemikiran Khawarij.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">1. <span style="mso-bidi-font-style: italic;">Al-<u>H</u>âkimiyyah; lâ <u>h</u>ukma iIllâ lillâh</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Dalam sejarah pemikiran islam,
statemen <i>al-<u>h</u>âkimiyyah </i>(otoritas) pertama kali diusung oleh sekte
Khawarij dalam jargonnya <i>lâ <u>h</u>ukma illâ lillâh</i>. Hal ini terjadi
ketika kaum pembelot Khalifah Ali tersebut menolak arbitrasi pada perang
Shiffin. Menurut Khawarij, keputusan hanyalah di tangan Allah, tidak di tangan
kedua arbitrator, yaitu Abu Musa Asy'ari dan Amr bin Ash. Khawarij tidak setuju
dengan arbitrasi karena menurut persepsi mereka, hal itu menyalahi keputusan
Allah dalam surat Al-Mâ’idah ayat 33.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Di dalam Al-Quran, kalimat <i>al-<u>h</u>ukmu
bi mâ anzalallâhu</i> terdapat pada banyak ayat. Orang-orang yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah dianggap sebagai orang kafir,
zalim, dan fasik, sebagaimanya dinyatakan secara berturut-turut dalam surat
Al-Mâ’idah ayat 44, 45, dan 47. Inilah yang menjadi dasar hukum sekte Khawarij
dalam mengusung slogan tersebut. Mereka membelot dan mengklaim kafir kepada
Imam Ali karena tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah. Tapi dengan
ini pula, pada dasarnya Khawarij telah memindahkan konflik serta oposisi mereka
dari ruang aktivitas politik yang mengandung kemungkinan salah dan benar ke
dalam ruang akidah keagamaan dengan mengusung klaim kafir atau iman. Untuk
itulah, jargon Khawarij <i>lâ <u>h</u>ukma illâ lillâh </i>(tidak ada keputusan
selain keputusan Allah) dijawab imam Ali dengan: <i>kalimatu al-<u>h</u>aqqi wa
yurâdu bihâ al-bâthil </i>(statemen yang benar, tetapi dengan maksud yang
salah).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">2. Takfîr</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<i><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Takfîr</span></i><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> (pengkafiran) merupakan senjata sekte
Khawarij dalam menghadapi setiap penentangnya. Khawarij menganggap dirinya
sebagai umat Islam sejati, sedangkan umat Islam lainnya yang tidak menganut
prinsip-prinsip mereka adalah kafir atau musyrik, bahkan mereka lebih membenci
orang-orang ini daripada kaum Nasrani, Yahudi, atau Majusi. Khawarij menjamin
keamanan orang dzimmi dan tidak menjamin keamanan orang Islam yang tidak
menganut prinsip mereka.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pendapat mereka dalam <i>takfir
</i>berpegang pada firman Allah, <i>"Pada hari yang di waktu itu ada muka
yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang
hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan):"Kenapa kamu kafir sesudah
kamu beriman Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". </i>(QS.3:
106).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dalam hal ini, Khawarij berkata
bahwa seorang fasik tidak bisa bermuka putih dan berseri sehingga ia harus
disebut kafir.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">3. Al-Hijrah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Disamping <i>takfîr </i>dan <i>al-<u>h</u>ukmu
bi mâ anzalallâh, </i>muncul pula prinsip hijrah untuk meyempurnakan lingkup
pemikiran Khawarij. Mereka mendukung prinsip hijrah dengan beberapa ayat
Al-Quran, seperti firman Allah, <i>"Sesungguhnya orang-orang yang
diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka)
malaikat bertanya, "Dalam keadaan bagaimana kamu ini". Mereka
menjawab, "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Makah)".
Para malaikat berkata, "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat
berhijrah dibumi itu". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali." </i>(QS. 4: 97)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Hijrah yang dimaksud di sini
ialah pergi meninggalkan wilayah negara yang mereka anggap kafir, menuju markas
mereka yang akan dipakai sebagai tempat bertolak untuk memerangi penguasa
zalim. Dengan ini, lengkap sudah dimensi teori pemikiran Khawarij, yaitu mulai
dari otoritas, pengkafiran, dan hijrah, lalu disempurnakan dengan konsep utama
pemikiran mereka, yaitu <i>al-khurûj</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">4. Al-Khurûj
(Pemberontakan; Revolusi)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Inilah corak utama yang khas
pada pemikiran Khawarij. Pemberontakan (revolusi) menurut Khawarij hukumnya
wajib jika jumlah penentang imam zalim mencapai empat puluh orang. Menurut
mereka, jumlah ini adalah batasan <i>asy-syurâh</i>, yaitu orang-orang yang
membeli surga dengan menjual jiwanya. Keempat puluh orang ini wajib memberontak
dan melakukan revolusi sampai mati atau sampai mampu menegakkan agama Allah dan
menghancurkan orang kafir serta orang-orang zalim. Mereka harus selalu
melakukan pemberontakan kecuali apabila jumlah mereka kurang dari tiga orang.
Apabila kurang dari tiga, mereka diam dan menyembunyikan akidahnya. Dengan ini,
berarti Khawarij mengambil jalan <i>al-kitmân</i>. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Yang sangat menarik dari
oposisi Khawarij, setiap penindasan dan pengekangan yang menimpa, justru akan
menambah kuat oposisi serta mendorong mereka untuk semakin radikal dan fanatis.
Tapi perlu dicatat bahwa revolusi-revolusi Khawarij—meskipun sangat
sering—tidak mendatangkan hasil positif. Hal ini pertama-tama disebabkan karena
Khawarij miskin manajemen, bercorak spontanitas, dan terlalu over dalam
berevolusi. Ketika baru mencapai batas <i>asy-syurâh</i>, mereka telah
mengadakan revolusi sehingga mudah ditumpas sampai habis. Untuk itu,
revolusi-revolusi Khawarij hanya menambah pertumpahan darah saja. Hal inilah
yang banyak melemahkan kekuatan orientasi revolusionernya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b>Sekte-sekte Khawarij </b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Khawarij terkenal karena ketidaksudian dan keengganan berkompromi dengan
pihak manapun yang dianggap bertentangan dan berseberangan dengan pendapat dan
pemikirannya, sehingga muncullah beberapa kelompok sektarian (sempalan) dari
aliran khawarij ini yang masing-masing sekte tersebut cenderung memilih imamnya
sendiri dan menganggap sebagai satu-satunya komunitas muslim yang paling benar.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Ajaran-ajaran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits diartikan
menurut lafadz dan harus diartikan sepenuhnya. Iman dan paham mereka merupakan
iman dan paham orang yang sederhana dalam pemikiran lagi sempit akal serta
fanatik yang membuat mereka tidak bisa mentolerir penyimpangan terhadap ajaran
Islam walaupun hanya penyimpangan dalam bentuk kecil.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Hal inilah yang menyebabkan kaum khawarij mudah terpecah belah menjadi
sekte-sekte kecil dan terus menerus mengadakan perlawanan terhadap
penguasa-penguasa Islam dan umat Islam yang ada pada masanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Mengenai jumlah sekte khawarij, ulama berbeda pendapat, Abu Musa
Al-Asy’ary mengatakan lebih dari 20 sekte, Al-Baghdady berpendapat ada 20
sekte, Al-Syahristani menyebutkan 18 sekte, Musthafa al-Syak’ah berpendapat ada
8 sekte utama, yaitu al-Muhakkimah, al-Azariqah, al-Najdat, al-Baihasiyah,
al-Ajaridah, al-Saalibah, al-Ibadiah dan al-Sufriyah. Muhammad Abu Zahrah
menerangkan 4 sekte yaitu al-Najdat, al-Sufriyah, al-Ajaridah dan al-Ibadiah. <a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref12"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn12" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref12;">[12]</span><span style="mso-bookmark: _ftnref12;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftnref12;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Sedangkan <b><i>Harun Nasution</i></b> ada 6 sekte penting yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l6 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><b>Al-Muhakkimah</b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Al-Muhakkimah dipandang sebagai golongan khawarij asli (pelopor aliran
khawarij) karena terdiri dari pengikut Ali bin Abi Thalib yang kemudian
membangkang dan keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib. Nama al-Muhakkimah
berasal dari semboyan dari doktrin mereka <i>la hukma illa li allah</i> yang
merujuk pada Q.S. 6 : 57 : <i>In al-hukmu illa li allah</i> (menetapkan hukum
itu hanyalah hak Allah). Mereka menolak arbitrase karena dianggap bertentangan
dengan perintah Allah dalam Q.S. 49 : 9 yang menyuruh memerangi kelompok
pembangkang (bughat) sampai mereka kembali ke jalan Allah.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Pemimpin sekte ini bernama Abdullah bin Wahab al-Risbi yang dinobatkan
setelah keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib. Dalam paham sekte ini Ali,
Muawiyah dan semua orang yang terlibat dan menyetujui arbitrase dituduh telah
menjadi kafir karena telah menyimpang dari ajaran Islam berdasarkan Q.S.5 : 44.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Sekte ini juga berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar seperti
membunuh tanpa alasan yang benar dan berzina adalah kafir. Hal ini didasarkan
dengan ayat Al-qur’an Surat An-nisa’:31,</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<ol start="2" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l4 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><b>Al- Azariqah</b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Sekte al-Azariqah lahir sekitar tahun 60 H. (akhir abad 7 M.) di daerah
perbatasan antara Irak dan Iran. Nama al-Azariqah dinisbahkan kepada pemimpin
sekte ini yang bernama Nafi bin Azraq al-Hanafi al-Hanzali, anak bekas budak
Yunani. Sebagai khalifah Nafi diberi gelar amir al-mukminin. Menurut
al-Baghdadi pendukung sekte ini berjumlah lebih dari 20 ribu orang.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Paham dari pemikiran sekte ini lebih ekstrem (radikal),
diantaranya:<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref13"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn13" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref13;">[13]</span><span style="mso-bookmark: _ftnref13;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftnref13;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
1. Orang Islam yang tidak bersedia memihak
atau bekerja sama dengan mereka dianggap murtad.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
2. Orang yang menolak ajaran al-Azariqah adalah musyrik.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
3. Pengikut al-Azariqah yang tidak berhijarah (eksodus) ke
daerah wilayah kekuasaan mereka dianggap musyrik juga.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
4. Semua orang Islam yang musyrik boleh ditawan atau dibunuh
termasuk anak dan istri mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
5. Adanya praktek <i>isti’rad</i> artinya menilai dan
menyelidiki atas keyakinan para penentang mereka. Orang-orang yang tidak lolos
dari penyelidikan ini dijatuhi hukuman mati, termasuk wanita dan anak-anak,
karena anak-anak orang musyrik akan dikutuk bersama orang tuanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Berdasarkan prinsip dan pemikiran tersebut, pengikut al-Azariqah banyak
melakukan pembunuhan terhadap sesama umat Islam yang berada di luar wilayah
daerah kekuasaan mereka. Mereka menganggap daerah mereka sebagai <i>dar
al-islam</i>, diluar daerah itu dianggap <i>dar al-kufr</i> (daerah yang
dikuasai/diperintah orang kafir).</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Pada tahun 684 M. Sekte al-Azariqah ini membiarkan kaum khawarij lainnya
di Bashrah menjalani perang yang mencekam di Irak selatan dan Iran, akhirnya
semuanya menemui kematian syahid menurut mereka sebagaimana harapan mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<ol start="3" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list .5in;"><b>Al-Najdat</b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Penamaan sekte ini dinisbatkan kepada pemimpinnya yang bernama Najdah bin
Amir al-Hanafi, penguasa daerah Yamamah dan Bahrain. Lahirnya sekte ini sebagai
reaksi terhadap pendapat Nafi (pemimpin al-Azariqah) yang dianggap terlalu
ekstrim. Pendapat Nafi yang ditolak adalah tentang :</div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list .5in;">Kemusyrikan pengikut
al-Azariqah yang tidak mau hijrah ke wilayah al-Azariqah.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list .5in;">Kebolehan membunuh
anak-anak atau istri orang yang dianggap musyrik.</li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Pengikut al-Najdat memandang Nafi dan orang-orang yang mengakuinya
sebagai khalifah telah menjadi kafir. Paham theologi al-Najdat yang terpenting
adalah :<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref14"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn14" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref14;">[14]</span><span style="mso-bookmark: _ftnref14;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftnref14;"></span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l3 level1 lfo5; tab-stops: list .5in;">Orang Islam yang tidak
sepaham dengan alirannya dianggap kafir dan akan masuk neraka yang kekal
di dalamnya.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l3 level1 lfo5; tab-stops: list .5in;">Pengikut al-Najdat tidak
akan kekal dalam neraka walaupun melakukan dosa besar.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l3 level1 lfo5; tab-stops: list .5in;">Dosa kecil dapat
meningkat posisinya menjadi dosa besar apabila dikerjakan terus menerus.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l3 level1 lfo5; tab-stops: list .5in;">Adanya faham <i>taqiyah</i>
yaitu orang Islam dapat menyembunyikan identitas keimanannya demi
keselamatan dirinya. Dalam hal ini diperbolehkan mengucapkan kata-kata
atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan keyakinannya.</li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Dalam perkembangan selanjutnya sekte ini mengalami perpecahan. Dari tokoh
penting sekte ini seperti Abu Fudaik dan Rasyid al-Tawil membentuk
kelompok oposisi terhadap al-Najdat yang berakhir dengan terbunuhnya al-najdat
pada tahun 69 H. (688 M.).</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b>4</b>.<b>Al-Ajaridah</b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Pemimpin sekte ini adalah Abdul Karim bin Ajarrad. Pemikiran sekte ini
lebih moderat dari pada pemikiran al-Azariqah. Sekte ini berpendapat :<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref15"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn15" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref15;">[15]</span><span style="mso-bookmark: _ftnref15;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftnref15;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b>1.</b> Tidak ada kewajiban hijrah ke
wilayah daerah al-Ajaridah.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b>2.</b> Tidak boleh merampas harta dalam
peperangan kecuali harta orang yang mati terbunuh.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b>3.</b> Anak-anak kecil tidak dapat
dikatagorikan orang musyrik.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b>4.</b> Surat Yusuf bukan bagian dari
al-Qur’an, karena al-Qur’an sebagai kitab suci tidak layak memuat cerita
percintaan seperti yang terkandung dalam surat yusuf.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b>5.</b> <b>Al-Sufriyah</b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Sekte ini membawa paham yang mirip dengan paham al-Azariqah akan tetapi
lebih lunak. Nama al-Sufriyah berasal dari nama pemimpin mereka yang bernama
Zaid bin Asfar. Pendapat dari sekte al-Sufriyah yang terpenting adalah :<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref16"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn16" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref16;">[16]</span><span style="mso-bookmark: _ftnref16;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftnref16;"></span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l5 level1 lfo6; tab-stops: list .5in;">Umat Islam non khawarij
adalah musyrik, tetapi boleh tinggal bersama mereka dalam perjanjian damai
(genjatan senjata) asalkan tidak mengganggu dan menyerang.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l5 level1 lfo6; tab-stops: list .5in;">Kufur atau kafir
mengandung dua arti yaitu kufr al-nikmat (mengingkari nikmat Tuhan) dan
kufr bi Allah (mengingkari Allah). Kufr al-nikmat tidak berarti keluar
dari Islam.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l5 level1 lfo6; tab-stops: list .5in;">Taqiyah hanya dibenarkan
dalam bentuk perkataan, tidak dibenarkan dalam bentuk tindakan (perbuatan).</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l5 level1 lfo6; tab-stops: list .5in;">Perempuan Islam
diperbolehkan menikah dengan laki-laki kafir apabila terancam keamanan
dirinya.</li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b>6.Al-Ibadiyah</b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Sekte ini dilahirkan oleh Abdullah bin Ibad al-Murri al-Tamimi tahun 686
M. Doktrin sekte ini yang terpenting adalah :<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftnref17"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftn17" title=""><span style="mso-bookmark: _ftnref17;">[17]</span><span style="mso-bookmark: _ftnref17;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftnref17;"></span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l0 level1 lfo7; tab-stops: list .5in;">Orang Islam yang berbuat
dosa besar tidak dapat dikatakan mukmin, akan tetapi muwahhid.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l0 level1 lfo7; tab-stops: list .5in;">Dar al-kufr adalah
markas pemerintahan yang harus diperangi, sedangkan diluar itu disebut dar
al-tauhid dan tidak boleh diperangi.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l0 level1 lfo7; tab-stops: list .5in;">Yang boleh menjadi harta
pampasan perang adalah kuda dan peralatan perang.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l0 level1 lfo7; tab-stops: list .5in;">Umat Islam non khawarij
adalah orang yang tidak beragama tetapi bukan orang musyrik </li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Sekte al-Ibadiyah sebagai golongan yang paling moderat dalam aliran
khawarij dan merupakan sekte khawarij yang bertahan hingga zaman modern. Mereka
menghasilkan sejumlah mutakallimin (theolog) paling awal dalam Islam dan
bersedia hidup berdampingan secara damai dengan umat Islam lainnya yang tidak
menganiaya mereka. Mayoritas umat Islam dan keluarga penguasa dalam kesultanan
Oman adalah Ibadiyah. Sekte ini juga terdapat di Mzab dan Wargla (Aljazair),
pulau Jerba lepas pantai timur Tunisia, Nafusa dan Zuwaghah (Libia), Zanzibar
dan beberapa perkampungan di Afrika Timur. Kini jumlahnya tidak lebih dari
sejuta orang.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
Adapun golongan Khawarij ekstrim dan radikal, sungguhpun mereka sebagai
golongan telah hilang dalam sejarah, ajaran-ajaran mereka masih mempunyai pengaruh
walaupun tidak banyak dalam masyarakat Islam sekarang.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Posisi Khawarij dalam
Struktur Pemikiran Islam dan Peta Penyebarannya</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Mayoritas kaum orientalis
cenderung memuji Khawarij dan mengagung-agungkannya. Van Fluten, misalnya, ia
menjuluki Khawarij dengan 'kaum republik' karena dalam pandangannya, Khawarij
mengusung prinsip-prinsip demokrasi konservatif. Demikian juga yang dinyatakan
oleh Von Yulius Wellhausen, seorang orientalis asal Jerman. Dari kalangan
pemikir modern, Prof. Umar Abu Nashr dalam bukunya <i>Al-Khawâriju Wa al-Islam</i>
juga sejalan dengan perspektif ini. Ia melihat bahwa Khawarij paling dekat
dalam beradaptasi dengan agama.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Menurutnya, Pemikiran Khawarij telah memberikan warna yang berbeda pada
tradisi pemikiran politik Islam yang menurut sebagian pakar, keduanya bercorak
'revolusioner' dan 'demokratis'. <i>Pertama,</i> Khawarij menjadikan khilafah
sebagai hak setiap individu Muslim selama memenuhi syarat-syarat yang mereka
tentukan, yakni Islam, adil, dan berilmu. <i>Kedua, </i>Khawarij memberikan hak
pilih kepada seluruh umat Islam sehingga mereka berhak mencopot khalifah jika
melenceng dari syarat-syarat kekhalifahan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Tapi mayoritas Ahlussunnah
menganggap Khawarij telah keluar dari pemahaman agama yang benar. Dahulu, Ibnu
Abbas berkata tentang Khawarij, "Tidaklah Haruriyah (Khawarij) lebih
mengetahui hukum dari orang Yahudi dan Nashrani. Mereka semua adalah
sesat." Bahkan Rasulullah juga sudah memprediksi munculnya kelompok yang
membangkang seperti ini dalam beberapa sabdanya. Pendapat-pendapat Khawarij
juga dikritik dan dihancurkan oleh Umar bin Abdul Aziz, ditentang oleh Maltha,
Ibnu Hazm, Syahrastani, dan lain-lain. Pada masa sekarang, Syaikh Abu Zahrah
menyebut mereka dengan fanatis, berpandangan sempit, berpihak pada satu sisi
pemikiran saja, gemar mengklaim bahwa hadits-hadits yang mereka gunakan sebagai
dalil berasal dari Rasul demi melegitimsi kebenaran pendapatnya, dan berpegang
teguh pada zahir Al-Quran tanpa melihat maksud dan tujuan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b>DAFTAR PUSTAKA</b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn1"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref1" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn1;">[1]</span><span style="mso-bookmark: _ftn1;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn1;"></span> Al-Syahristani, <i>Al-Milal
wa al-Nihal</i>, Jilid 1 ( t.p., 1968) hal.123</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn2"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref2" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn2;">[2]</span><span style="mso-bookmark: _ftn2;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn2;"></span> Ibid</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn3"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref3" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn3;">[3]</span><span style="mso-bookmark: _ftn3;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn3;"></span> J. Suyuthi Pulungan,
<i>Fiqh Siyasah : Ajaran, Sejarah, Analisa dan Pemikiran</i>, (Raja Grafindo
Persada, 1995) h.196</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn4"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref4" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn4;">[4]</span><span style="mso-bookmark: _ftn4;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn4;"></span> Al-Syahristani, <i>op.cit
</i>h.125</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn5"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref5" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn5;">[5]</span><span style="mso-bookmark: _ftn5;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn5;"></span> A. Syalabi, <i>Sejarah
Kebudayaan Islam 2,</i> (Pustaka al-Husna, 1988) h.309</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn6"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref6" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn6;">[6]</span><span style="mso-bookmark: _ftn6;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn6;"></span> Al-Syahristani, <i>op.cit
</i>h.125</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn7"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref7" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn7;">[7]</span><span style="mso-bookmark: _ftn7;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn7;"></span> Drs Bashori, Ilmu
Kalam, hal 56</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn8"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref8" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn8;">[8]</span><span style="mso-bookmark: _ftn8;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn8;"></span> Drs.Burhandaya,
Sejarah Perkembangan pemikiran ketuhanan dalam islam, PN tiga A, Yogjakarta
1976 hal 37</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn9"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref9" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn9;">[9]</span><span style="mso-bookmark: _ftn9;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn9;"></span> Drs Bashori, Ilmu
Kalam, hal 56</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn10"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref10" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn10;">[10]</span><span style="mso-bookmark: _ftn10;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn10;"></span> Al-Syahristani, <i>op.cit
</i>h.130</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn11"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref11" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn11;">[11]</span><span style="mso-bookmark: _ftn11;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn11;"></span> J. Suyuthi
Pulungan, <i>Fiqh Siyasah : Ajaran, Sejarah, Analisa dan Pemikiran</i>, (Raja
Grafindo Persada, 1995) h.196</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn12"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref12" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn12;">[12]</span><span style="mso-bookmark: _ftn12;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn12;"></span> Harun Nasution,<i>
Teologi Islam : Aliran-aliran, Sejarah, Analisa Perbandingan,</i> (UI Press,
1986) h.20</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn13"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref13" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn13;">[13]</span><span style="mso-bookmark: _ftn13;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn13;"></span> Opcit hal 25</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn14"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref14" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn14;">[14]</span><span style="mso-bookmark: _ftn14;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn14;"></span> Opcit hal 28</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn15"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref15" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn15;">[15]</span><span style="mso-bookmark: _ftn15;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn15;"></span>ibid hal 30</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn16"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref16" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn16;">[16]</span><span style="mso-bookmark: _ftn16;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn16;"></span> Ibid hal 32</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="_ftn17"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7872910168981947664#_ftnref17" title=""><span style="mso-bookmark: _ftn17;">[17]</span><span style="mso-bookmark: _ftn17;"></span></a><span style="mso-bookmark: _ftn17;"></span> Ibid hal 34</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Referensi Lain</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">1. Abdul Khaliq Musthafa,
Nevin. 1985. <i>Al-Mu'âradhatu Fî al-Fikri as-Siyâsi al-Islâmi</i>. Kairo;
maktabah al-Malik Faishal al-Islamiyah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">2. Abu Hadid, Ibnu. 1967. <i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Syarhu Nahji al-Balâghah. </i>Kairo; Mathba'ah
Halabi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">3. Husein, Thaha.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>1962. <i>Al-Fitnatu al-Kubrâ</i>. Kairo; Dar
al-Ma'arif.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">4. Ibrahim Hasan, Hasan. Dr.
1959. <i>Târîkhu al-Islâmi as-Siyâsy Wa ad-Dîni Wa ats-Tsaqâfati Wa al-Ijtimâ'i</i>.
Kairo; Maktabah Nahdhah al-Mashriyah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">5. Khudhori Beik, Muhammad.
Syaikh. 1376 H. <i>Muhâdharâtu Târîkhi al-Umami al-Islâmiyyah. </i>Kairo;
Mathba'ah Istiqamah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">6. Maqdisi, Abu Zabad Ahmad bin
Sahal Balkhi Mutahhir bin Tahir. 1916. <i>Kitâbu al-Bad'i Wa at-Ta'rîkh</i>.
Kairo. t.p.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">7. Nabrawi, Fathiya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dr,<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Nashr Manha, Muhammad. Dr. 1984. <i>Tathawwuru al-Fikri as-Siyâsi Fî
al-Islâm</i>. Kairo; Dar al-Ma'arif.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">8. Syahrastani. t.t. <i>Al-Milal
wa An-Ni<u>h</u>al. </i>t.k. t.p</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">9. Thabari. 1980. <i>Mukhtasharu
Tafsîri al-Imâmi ath-Thabari</i>. Kairo; Dar<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>asy-Syuruq.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="371">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->@dhezunhttp://www.blogger.com/profile/17824935994043909185noreply@blogger.com0