sejarah indonesia-palestina (we must care)
beberapa anak bermain di bawah bendera palestina saat aksi solidaritas di depan kedubes amerika :) |
Sejarah bangsa Indonesia wabil khusus sejarah umat muslimnya
sangat dekat dengan bangsa Palestina. Fakta sejarahnya ada sampai sekarang ini,
adalah kota Kudus, masjid Al Aqsha, madzhab Imam Asy Syafi’i, pengakuan
kemerdekaan dan penjajahan.
Apa hubungannya semua itu dengan Palestina?
1.
Fakta pertama, Adalah Syaikh Ja’far Shadiq juru
dakwah sekaligus panglima perang kerajaan Demak, sebelum akhirnya beliau hijrah
ke kota Tajug, kota sebelah utara Demak. Ja’far Shodiq yang lebih terkenal
dengan sebutan Sunan Kudus itu menamakan masjid yang dibangunnya pada tahun 956
H. atau 1530 M. dengan Masjidil Aqsha. Dalam prasasti pendirian masjid
tertuliskan: “Telah dibangun Masjidil Aqsha fil Quds” Maksud beliau adalah
penamaan ini meniru apa yang ada di Palestina, yaitu masjidil Aqsha di Kota
Quds. Sehingga beliau merubah nama kota Tajung menjadi kota Kudus.
Apakah Sunan Kudus pernah mengadakan
pengembaraan ilmiyah ke Timur Tengah, terutama Palestina? –ada referensi yang
menulis demikian-, atau beliau hanya membaca sejarah Palestina lewat referensi
buku?, keduanya ini masih menjadi penelitian penulis. Yang jelas penamaan hal
di atas bukan tanpa maksud, bukan tanpa disengaja. Justeru karena pengetahuan
beliau terhadap sejarah Palestina, sehingga dengan bangga beliau menjadikannya
nama di negerinya
Masjidil Aqsha dengan menaranya yang
demikian tegar sampai sekarang yang berlokasi di tengah kota Kudus ini menjadi
kebanggaan umat muslim, tidak hanya di Indonesia bahkan di manca negara.
Menjadi tempat yang dikunjungi. Rahimahullah Syaikh Ja’far Shodiq.
2.
Fakta kedua, adalah Imam Asy Syafi’i, salah satu
imam mazhab besar yang empat, madzhabnya dijadikan sebagai acuan sebagian besar
umat muslim di Indonesia. Siapa Imam Asy Syafi’i? Beliau adalah Muhmmad bin
Idris Asy Syafi’i, lahir di kota Ghozzah atau Gaza, Palestina pada tahun 150 H
atau 767 M. beliau masih ada nasab dengan nabi Muhamamd saw., ia termasuk dari
Bani Muththalib, saudara dari Bani Hasyim, Kakek Rasulullah saw.
3.
Fakta ketiga, Bahwa yang pertama kali
menyuarakan kemerdekaan Indonesia adalah bangsa Palestina. Gong dukungan untuk
kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip
dari buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua
Panitia Pusat Perkumpulan kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc. Buku ini
diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama
RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI
ketika buku ini diterbitkan), dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.
M. Zein Hassan Lc. sebagai pelaku sejarah,
menyatakan dalam bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peran serta, opini
dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, di saat
negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap. Dukungan Palestina ini
diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara
terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:
“.., pada 6 September 1944, Radio Berlin
berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina Amin
Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua)
kepada Alam Islami, bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia .
Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut- turut, kami
sebar-luaskan, bahkan harian “Al-Ahram” yang terkenal telitinya juga
menyiarkan.” Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti
Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi “Panitia Pusat
Kemerdekaan Indonesia ” dan memberi dukungan penuh.”
Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak
diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat di negeri ini.
Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun
sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI. Tersebutlah
seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia ,
Muhammad Ali Taher. Beliau adalah seorang saudagar kaya Palestina yang spontan
menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan
berkata: “Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan
Indonesia ..”
Setelah seruan itu, maka negara daulat yang
berani mengakui kedaulatan RI pertama kali adalah Negara Mesir tahun 1949.
Pengakuan resmi Mesir itu (yang disusul oleh negara-negara Timur Tengah
lainnya) menjadi modal besar bagi RI untuk secara sah diakui sebagai negara
yang merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan itu membuat RI berdiri sejajar
dengan Belanda (juga dengan negara-negara merdeka lainnya) dalam segala macam
perundingan dan pembahasan tentang Indonesia di lembaga internasional.
4.
Fakta keempa,t Adalah adanya kesamaan dijajah,
bedanya kalau Indonesia sudah terlepas dari penjajah, sedangkan Palestina
sampai sekarang ini masih dijajah Zionis Israel.
Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa akar
masalah dari bangsa Palestina adalah penjajahan Zionis Israel terhadap bumi
Palestina, itulah yang diungkapkan oleh Menlu RI, Hasan Wirayuda menanggapi
agresi Israel ke Palestina akhir tahun 2008 yang lalu. Sehingga Indonesia
sangat peduli dengan kondisi Palestina, ini sebagai bukti pengejawantahan
amanat konstitusi bangsa ini “…bahwa kemerdekaan adalah hak suatu bangsa, oleh
karena itu segela bentuk penjajahan harus dihapuskan di atas muka bumi.”
Karenanya wajar jika rakyat Palestina
bersama-sama pemerintahannya mengadakan perlawanan, sebagaimana bangsa ini
terdahulu, rakyat dan para pejuangnya melawan penjajah, mereka bangga dengan
pemimpinnya, bahkan kita pun memperingatinya setiap tahun sekali sebagai hari
pahlawan.
Demikian juga rakyat Palestina, mereka
bangga dan mendukung penuh gerakan perlawanan bangsanya menentang Zionis
Israel.
Ini beberapa catatan fakta sejarah yang
menguatkan hubungan Indonesia dan Palestina, sehingga bangsa Indonesia akan
terus peduli dengan Palestina, sampai Palestina merdeka, sampai masjidil Aqsha
yang sekarang masih di bawah cengkeraman Zionis Israel terbebaskan, sampai
boklade atas Gaza dicabut, sampai pintu-pintu perbatasan dibuka. Sampai
Palestina menjadi negara berdaulat, sejajar dengan bangsa lain. Allahu a’lam