PARA KSATRIA
Oleh : @dhezun | Markaz Inspirasi
Dalam suatu kesempatan, berkumpul lima ksatria yang berasal dari negeri berbeda. Para ksatria itu ada yang berasal dari Negeri Gunung, Negeri Besi, Negeri Api, Negeri Air, dan Negeri Angin. Lima negeri yang mahsyur dikenal sebagai Negeri-Negeri yang gemar berperang. Terkadang mereka menjadi kawan, terkadang menjadi lawan.
Lelah dengan peperangan tanpa henti dan memakan banyak korban, akhirnya Ksatria dari negeri angin mencoba mempertemukan mereka dalam satu forum perdamaian. Dengan harapan terdapat titik temu dan kesepakatan antar negeri untuk menghentikan peperangan dan tercipta kedamaian antar Negeri-negeri mereka.
Tak terlalu sulit bagi ksatria angin untuk mengumpulkan keempat ksatria yang lainnya, karena keadaan sedang dalam keadaan tenang tanpa peperangan.
Karena setiap mereka memiliki kepentingan, latar belakang, dan karakter yang berbeda, tantangan berikutnya adalah bagaimana menyatukan pandangan seluruh ksatria agar sama dengan pandangan ksatria angin, yaitu untuk mengakhiri peperangan selama-lamanya dan menciptakan perdamaian antar negeri. Seperti menyatukan air dan minyak yang tidak akan pernah bersatu tanpa ada campur tangan zat lain untuk menyatukannya.
Pertemuan dipimpin langsung oleh Ksatria angin, ksatria yang paling tua, paling berilmu dan bijaksana tutur katanya diantara yang lainnya. Ksatria angin kemudian menyampaikan maksud dan tujuannya mengapa mengundang ksatria yang lainnya. Ksatria Angin berharap para ksatria dapat membantunya untuk mewujudkan perdamaian dan menghentikan peperangan yang terjadi antar Negeri-Negeri mereka untuk selamanya.
Sekilas, mereka tampak sejalan dengan ide yang diutarakan oleh Ksatria angin, Tanpa di duga tiba-tiba…
“TIDAK…!!! Saya tidak setuju…!!! Kecuali Syarat dariku dipenuhi oleh kalian semua” Gertak Ksatria Gunung yang memiliki badan paling besar dan paling gagah diantara yang lainnya.
“Wahai ksatria gunung, apa syarat yang kau inginkan?” Tanya Ksatria angin dengan tenang.
“Kalian tahu kan, Kami yang berasal dari negeri gunung memiliki keahlian mengendalikan gunung-gunung yang ada di seluruh dunia?” Tanya retoris ksatria gunung.
“Tanpa adanya kami niscaya gunung-gunung itu akan meluluh lantakkan seluruh daratan yang ada dunia ini, akan memuntahkan seluruh larva yang ada di dalam perutnya, akan hilang keseimbangan antara langit dan bumi karena hilangnya penyokong bumi dan langit. Oleh sebab itu, karena keutamaan itu, aku mewakili seluruh penduduk negeri gunung, agar diberikan hak memimpin kalian untuk mewujudkan ide perdamaian itu” Tuntut Ksatria Gunung.
“Tunggu…!!! Aku Tidak Setuju…!!!” Sahut Ksatria besi yang memiliki fisik sekeras baja menyela Ksatria Gunung.
“Hai kau Ksatria Gunung…!!! Sadarkah dirimu bahwa Gunung-gunung yang kau banggakan itu dapat dengan mudahnya kami hancurkan?” Pertanyaan retoris dari Ksatria Besi.
“Dengan kemampuan kami yang mampu mengendalikan besi sesuka hati kami, kami dapat mengeruk tanah dan bebatuan yang membentuk gunung-gunungmu itu. Akan kami keruk seluruh tanahnya, akan kami hancurkan seluruh bebatuannya hingga tak ada yang tersisa dari Gunung-gunung yang Kau banggakan itu. Sebab itu, akulah yang lebih berhak memimpin kalian semua” Terang Ksatria Besi menunjukkan kekuatannya.
“Hahahaha… Lucu sekali kalian berdua…” Tawa ledek Ksatria api yang terkenal kejam.
“ Hei Kau Ksatria besi…!!! Akan kulelehkan mulut dan jasadmu bersama dengan besi-besi karatan yang kau bangga-banggakan itu…!!! Akulah yang paling kuat diantara kalian, dengan kemampuan api yang kumiliki ini, aku dapat membakar kalian semua tanpa sisa. Hanya aku yang paling berhak untuk memimpin kalian yang lemah tak berdaya” Tak mau kalah Ksatria Api memamerkan kekuatannya.
Tak mau kalah dengan yang lainnya, Ksatria Air yang terkenal pendiam pun angkat bicara.
“Heei… Heeiii… Sampai kapan kalian bertiga akan terus bertengkar ?” Tanya Ksatria Air.
“Hei Ksatria Api, tidak hilang ya kesombonganmu dari dahulu, tidak heran jika kau menguasai api, karena kesombonganmu layak sekali disandingkan dengan kesombongan Iblis dan syaitan yang juga diciptakan dari api. Mudah sekali bagiku untuk memusnahkan dirimu dan api yang menjadi kekuatanmu itu, sekali sembur dapat kuhanyutkan dirimu dan kupadamkan apimu. Tak hanya Api, akupun dapat memotong besi dan bebatuan dengan air yang kusemprotkan dengan kecepatan dan tekanan yang tinggi. Jadi, tak ada lagi yang lebih berhak memimpin kalian semua kecuali aku” Jelas Ksatria Air meyakinkan yang lain.
Mendengar perdebatan yang pelik diantara keempat ksatria itu, Ksatria Angin hanya diam mendengarkan sampai perdebatan itu berakhir dan buntu tanpa ada kesepahaman.
Melihat sikap Ksatria Angin, Ksatria Air bertanya kepada kepada Ksatria Angin
“Hai Ksatria Angin, Bagaimana pendapatmu? Bukankah Aku yang paling layak memimpin kalian semua?”
Mendengar dimintai pendapatnya, akhirnya Ksatria Angin angkat bicara,
“ Wahai para Ksatria, jika aku mengikuti kalian yang saling menunjukkan kekuatan, aku juga dapat berkata kapada kalian semua, bahwa kekuatan yang aku miliki dapat mengalahkan kekuatan kalian semua. Lihatlah bagaimana angin menggerakkan air di lautan yang tenang hingga menjadi badai yang mematikan, lihatlah bagaimana angin dengan kecepatan super cepat hingga menjelma menjadi badai yang dapat meluluh lantakkan seluruh yang ada di daratan, lihatlah bagaimana angin yang juga dapat memotong besi dan bebatuan dengan angin yang dihembuskan dengan tekanan dan kecepatan yang super tinggi” Jelas Ksatria Angin menunjukkan kekuatannya.
“Bisa saja aku juga menuntut kepemimpinan dengan kekuatan yang aku miliki ini. Tapi… Bukan itu yang aku harapkan. Siapapun pemimpinnya, selama ia dapat mewujudkan mimpi kita bersama untuk menciptakan perdamaian dan menghentikan perang untuk selamanya, aku akan menghormatinya, akan mendukungnya dan akan mendengar serta ta’at secara totalitas kepadanya” Lanjut Ksatria Angin mengajak berfikir ksatria yang lainnya.
Tak ada yang berani angkat bicara membantah Ksatria Angin, karena apa yang disampaikannya benar apa adanya.
Akhirnya disepakati secara musyawarah, seluruh Ksatria yang lain menginginkan Ksatria Angin yang memimpin mereka. Karena kebijaksanaan, ilmu, Usia dan Kekuatannya dapat menjadi penengah yang adil dan pemimpin yang tepat untuk memimpin mereka.
Sebulan setelah pertemuan itu, akhirnya deklarasi damai dan komitmen untuk tidak akan ada peperangan selamanya dikumandangkan. Negeri-Negeri yang selama ini berperang, akhirnya bersatu saling bantu dan menguatkan. Hingga terciptalah keamanan, kedamaian, keharmonisan, ketentraman dan kesejahteraan di seluruh Penjuru Negeri.
“Jika kau tak tahan dengan adanya perbedaan dan perselisihan dalam persaudaraan. Maka kau harus tahan dengan kelamnya kesendirian dan hampanya kehidupan.” @dhezun