Menjemput bidadari kanada dalam waktu dua minggu
Hari ini adalah hari pertama saya bekerja di Salah satu
lembaga filantrophy internasional yang ada di pusat ibu kota jakarta. entah
kenapa, mungkin saja karena bisikan syaithan, ada perasaan mengganjal sepanjang
perjalanan ke tempat kerja. Saya coba tampik hal tersebut dengan dzikir. Atau
mungkin juga karena dipengaruhi macet jalanan Jakarta yang tak terprediksi oleh
saya, karena sudah lama saya tidak menjelajahi pusat kota Jakarta di pagi hari.
Condet-kebon sirih yang seharusnya dapat ditempuh 30-45 menit di atas pukul 9,
ternyata harus saya tempuh hamper satu jam setengah saat pukul setengah tujuh,
subhanallah…
Sampailah saya di depan kantor impian saya. Dengan parkiran
berukuran 5 x 7m, pagi hari ini hanya diisi 5 sepeda motor dan 2 mobil, cukup
lega untuk memarkir motor saya. Sampai di pintu masuk, saya disambut dengan
penuh hangat oleh officer yang berada di lobi kantor, 3 orang yang belum saya
kenal menyapa saya dan mengarahkan saya untuk mengikuti inspirasi pagi atau
biasa disebut dengan IP di Salah satu lembaga filantrophy tersebut.
IP adalah program rutin harian dari yang bertujuan untuk
meningkatkan semangat dan kualitas kerja pegawai. Ruangan cukup luas yang
berada di lantai tiga, berwarna krem yang diisi dengan dua buah layar proyektor
di bagian depannya, satu meja dan kursi untuk pembicara, serta belasan kursi di
sebelah kiri yang diperuntukkan untuk pegawai akhwat, dan belasan kursi di
sebelah kanan diperuntukkan untuk ikhwan tersusun dengan rapi dan harmonis pada
tempatnya.
Inspirasi pagi di buka oleh salah satu pegawai akhwat yang
super ceria dan komunikatif, selanjutnya saya diamanahkan untuk tilawah quran
dan membacakan sari tilawahnya. Awalnya ruangan tersebut hanya diisi oleh 4
orang, saya, satu orang pegawai ikhwan dan dua orang pegawai akhwat yang salah
satunya adalah MC inspirasi pagi hari ini, kemudian menyusullah para pegawai
yang lain masuk satu persatu menduduki kursi yang tersedia.
Setelah semua berkumpul, kemudian masuk ke inti kegiatan,
yaitu sharing inspirasi dan motivasi dari para pegawai. Kali ini salah satu
pegawai, sebut saja pak azwal (nama disamarkan) yang mendapatkan kesempatan
berbagi, beliau adalah lulusan UPI yang bekerja di Salah satu lembaga
filantrophy bandung, baru saja menikah, dan itulah alas beliau diminta untuk
berbagi di pagi hari ini, ya… pembahasannya tentang Pengalaman beliau
“Menikah”. Dengan mimik wajah yang ekspresif dan cara bicara yang bersemangat
beliau pun memulai ceritanya,
“Assalamu’alaikum…Alhamdulillah… iya Alhamdulillah sekali
saya kebetulan diberi kesempatan menikah, iya dong kebetulan, masa kesalahan”
Pak Azwal memulainya dengan candaan
“Waktu pernikahan saya bisa dibilang sangat cepat, bayangkan
mulai dari ta’ruf hingga menikah, semua disiapkan dan dilaksanakan hanya dalam
waktu dua minggu saja, cepat sekali bukan?” tanyanya dengan pertanyaan retoris.
“Sebelumnya saya
pernah diproses dengan seorang akhwat, sudah beberapa bulan saya diproses,
namun akhirnya prosesnya terhenti, atau bisa dikatakkan gagal karena suatu dan
lain hal. Kemudian saya coba mulai lagi dari awal, beberapa proposal datang
kepada saya, tapi sudah seminggu blm juga ada kabar kelanjutannya.” Terangnya
menjelaskan dengan nada sendu.
“setelah seminggu, saya mendapatkan message di facebook dari
seorang ummahat, ummahat tersebut mengaku tinggal di kanada. Kemudian ummahat
tersebut menanyakan tentang diri saya, ternyata setelah mengobrol cukup
panjang, beliau adalah kakak kelas dari kakak kelas saya di sekolah yang pernah
kuliah di UPI bandung, beliau angkatan 30 dan kakak kelas saya angkatan 31.
Kemudian pembicaraan menjurus lebih tajam, ummahat tersebut menanyakan perihal
usia saya hingga pada akhirnya menawarkan kepada saya untuk coba diproses
dengan sahabat beliau yang pernah menjadi mutarabbinya di kanada.” Ceritanya
dengan penuh semangat
“Saya tidak kenal dengan calon istri saya tersebut, bahkan
hanya satu kali melihat wajahnya, yaitu H-1 sebelum akad nikah, karena Dia di
Kanada, dan saya di bandung. Selama ini kita berkomunikasi dalam group skype,
bersama kedua orangnya, dan yang lainnya. Nah di Skype itu kan kalau kita
teleconference dalam group tidak akan terlihat wajah-wajah yang menjadi lawan
bicara kita.” Katanya melanjutkan
“Kebetulan ternyata kedua orang tua calon istri saya saat
itu sedang berlibur ke kampung halamannya, di jawa timur selama tiga minggu,
saat proses itu tengah berlangsung mereka sudah berada selama seminggu di
Indonesia. Ternyata Allah mempermudah segalanya, kedua orang tuanya meminta
saya untuk segera memproses secepatnya, bahkan dengan sangat cepat dan sigap
mereka meminta untuk diadakan akad sebelum mereka kembali ke kanada” Ceritanya
kepada kami semua.
Ruangan pun sepi sunyi, semua mata terfokus pada pengantin
baru yang sedang bicara di depan.
“Akhirnya saya ambil cuti kerja untuk bertemu dengan
keluarga akhwat yang ada di jawa timur. Saya mencari tahu seputar adat
pernikahan yang ada disana, saya Tanya sana sini, dan ternyata subhanallah…
Allah permudah saya kembali. Ternyata adat disana tidak terlalu muluk-muluk
untuk mengadakan pernikahan, tidak seperti di daerah lain yang harus
repot-repot untuk mempersiapkan seserahan dan resepsi pernikahannya, maklum
saya kan juga harus memperhitungkan bajet saya,hehehe. Kata mertua saya, kalau
adat di sana cukup kumpulin orang, adain selamatan, dan ijab qobul, simple kan?
Alhamdulillah….” Ceritanya dengan penuh bahagia
“Saya amat sangat bersyukur dengan kemudahan ini, bahkan
istri saya yang luar biasa rela melepaskan pekerjaannya di kanada,
meninggalakan kanada dan menetap di Indonesia hanya untuk seorang pemuda yang
biasa” tutupnya dengan rasa syukur tak terhingga kepada Sang Pencipta.
Banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah penuh inspirasi
ini, diantaranya adalah bahwa Allah akan memberikan kemudahan dan jalan bagi
siapa saja hambanya yang bertaqwa yang memiliki niatan baik dan mulia.
Yang kedua adalah bahwa jodoh sudah Allah tentukan di lauful
mahfuz, mau seperapa lama kita mempetahankannya dan seberapa hebat kita
memperjuangkannya, kalau bukan jodoh, pasti takkan pernah bersatu. Sebaliknya,
meski hitungan detik dan papa tak berdaya, kalau sudah jodoh, pasti akan Allah
mudahkan dan satukan dalam ikatan suci pernikahan.
Yang ketiga, saya tutup dengan closing statemen.
“Ada diantara kita yang berharap sangat terhadap sesuatu,
tapi tak kunjung juga didapatkan. Ada juga diantara kita yang tidak
mengharapkan sesuatu, malah Allah berikan kepadanya. Bahkan lebih dari yang ia bayangkan. Jadi,
Luruskanlah niat, teruslah bermimpi, teruslah berjuang, dan biarkan Allah
dengan waktu dan takdirnya yang menjawabnya. Yakinlah, bahwa setiap yang terjadi
pada kita, itu adalah yang terbaik menurut Allah untuk kita.”
@dhezun 9 des 2013